Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bahwa stok pangan komoditas strategis Indonesia hingga akhir 2023 aman meski dibayangi adanya fenomena El Nino. "Salah satu yang Pak Presiden concern selain keuangan dan energi adalah pangan, sehingga sepekan sekali kami harus mengupdate kondisi terakhir. Mengenai stok pangan sampai dengan akhir 2023 nanti Stok pangan komoditas strategis kita aman," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan mengenai beras, Bapanas telah menugaskan Bulog untuk menyerap sebanyak 2,4 juta ton, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 990.000 ton. "Produksi dalam negeri menjadi prioritas sehingga kita harus jaga harga di tingkat petani supaya baik, kemudian di hilirnya juga inflasinya terjaga dengan baik karena itu akan berpengaruh kepada daya beli masyarakat," tuturnya.
Dalam tiga bulan terakhir, ia menambahkan pemerintah juga melakukan bantuan pangan terhadap 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM). "Jadi bantuan pangan berupa beras itu ada untuk 21,353 juta KPM, diberikan 10 kilogram, yang akan disalurkan pada Oktober, November dan Desember 2023. Jadi kita harus ganjel supaya saudara-saudara kita ini yang memerlukan enggak kurang," katanya.
Ia mengatakan penyaluran bantuan beras tersebut merupakan keberlanjutan dari program penyaluran bantuan pangan kepada 21,353 juta KPM dengan total bantuan beras mencapai 640 ribu ton yang telah rampung dilaksanakan. "Jadi Bulog ekstra keras kerjanya bersama Bapanas tentunya dan dengan seluruh pemerintah daerah," tuturnya.
Untuk produk-produk selain beras seperti daging, Arief mengatakan juga sudah dilakukan mitigasi dengan memperpanjang umur simpannya dengan menggunakan penyimpanan berpendingin. "Nah, di sini kita juga akan pastikan bahwa kebutuhan kita sekitar 700.000 ton juga terjaga dengan baik," katanya.
Baca juga: Sultra manfaatkan dana desa untuk menjaga ketahanan pangan
Baca juga: Antisipasi krisis pangan dengan budidaya sorgum
Untuk produk holtikultura, ia mengakui pemerintah juga terus untuk menjaga ketersediaannya meski harus melakukan impor, seperti bawang putih. Dalam kesempatan itu, Arief menekankan agar setiap kepala di daerah juga harus bertanggung jawab atas ketersediaan pangannya di wilayahnya masing-masing.
"Dari pemerintah pusat tentunya juga akan membantu mendorong kegiatan-kegiatan. Gerakan pangan murah itu dilakukan setiap saat, memindahkan stok dari daerah surplus ke defisit dilakukan setiap hari. Jadi kegiatan ini tidak boleh putus," tuturnya.*
Ia mengemukakan mengenai beras, Bapanas telah menugaskan Bulog untuk menyerap sebanyak 2,4 juta ton, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 990.000 ton. "Produksi dalam negeri menjadi prioritas sehingga kita harus jaga harga di tingkat petani supaya baik, kemudian di hilirnya juga inflasinya terjaga dengan baik karena itu akan berpengaruh kepada daya beli masyarakat," tuturnya.
Dalam tiga bulan terakhir, ia menambahkan pemerintah juga melakukan bantuan pangan terhadap 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM). "Jadi bantuan pangan berupa beras itu ada untuk 21,353 juta KPM, diberikan 10 kilogram, yang akan disalurkan pada Oktober, November dan Desember 2023. Jadi kita harus ganjel supaya saudara-saudara kita ini yang memerlukan enggak kurang," katanya.
Ia mengatakan penyaluran bantuan beras tersebut merupakan keberlanjutan dari program penyaluran bantuan pangan kepada 21,353 juta KPM dengan total bantuan beras mencapai 640 ribu ton yang telah rampung dilaksanakan. "Jadi Bulog ekstra keras kerjanya bersama Bapanas tentunya dan dengan seluruh pemerintah daerah," tuturnya.
Untuk produk-produk selain beras seperti daging, Arief mengatakan juga sudah dilakukan mitigasi dengan memperpanjang umur simpannya dengan menggunakan penyimpanan berpendingin. "Nah, di sini kita juga akan pastikan bahwa kebutuhan kita sekitar 700.000 ton juga terjaga dengan baik," katanya.
Baca juga: Sultra manfaatkan dana desa untuk menjaga ketahanan pangan
Baca juga: Antisipasi krisis pangan dengan budidaya sorgum
Untuk produk holtikultura, ia mengakui pemerintah juga terus untuk menjaga ketersediaannya meski harus melakukan impor, seperti bawang putih. Dalam kesempatan itu, Arief menekankan agar setiap kepala di daerah juga harus bertanggung jawab atas ketersediaan pangannya di wilayahnya masing-masing.
"Dari pemerintah pusat tentunya juga akan membantu mendorong kegiatan-kegiatan. Gerakan pangan murah itu dilakukan setiap saat, memindahkan stok dari daerah surplus ke defisit dilakukan setiap hari. Jadi kegiatan ini tidak boleh putus," tuturnya.*