Mataram (Antara NTB) - Penjabat Bupati Sumbawa Barat H Abdul Hakim membantah jika ada wilayah di daerah itu yang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau.
"Tidak ada kekeringan di sini, tidak ada itu," kata Abdul Hakim di Taliwang, Jumat.
Bupati menyatakan, kalaupun ada isu yang menyatakan masyarakat di sejumlah wilayah mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang masih berlangsung adalah tidak benar.
Untuk membuktikan hal itu, Bupati telah turun langsung ke kelapangan melakukan pengecekan. Dari beberapa kali kunjungan ke lapangan, belum pernah ditemukan adanya wilayah yang mengalami kekurangan air bersih. Suplai air bersih masyarakat terpenuhi dengan mengandalkan sumur dan sumber air lainnya.
"Sekali lagi saya katakan, tidak ada krisis air bersih itu, karena suplai air dari sumur masyarakat masih memenuhi kebutuhan," katanya.
Ia mencontohkan, di desa Klanir Kecamatan Seteluk. Dimana, desa yang masuk dalam salah satu dari 16 desa zona krisis air bersih berdasarkan data Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD), warga bisa mendapatkan air bersih dari sumur yang dalamnya hanya sekitar 3 sampai 4 meter.
Bahkan kata bupati, warga melengkapi sumurnya dengan mesin pompa listrik. Demikian pula di desa Tuananga yang sumur warganya sangat dalam. Di desa yang terletak di pesisir kecamatan Poto Tano itu, sumur warga lebih dalam.
"Sumurnya dikelola secara baik oleh desa dan warga membayar iuran bulanan," terangnya.
Karena itu, Bupati menyatakan dirinya tidak percaya jika ada isu tentang krisis air bersih di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Untuk membuktikan saya turun langsung. Saya juga ajak BPBD untuk melihat langsung bagaimana kondisi di masyarakat. Dari situ kelihatan kebutuhan air bersih sangat mencukupi," ujarnya.
Meski demikian, bupati tetap menghimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air. Pasalnya musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya. (*)
"Tidak ada kekeringan di sini, tidak ada itu," kata Abdul Hakim di Taliwang, Jumat.
Bupati menyatakan, kalaupun ada isu yang menyatakan masyarakat di sejumlah wilayah mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang masih berlangsung adalah tidak benar.
Untuk membuktikan hal itu, Bupati telah turun langsung ke kelapangan melakukan pengecekan. Dari beberapa kali kunjungan ke lapangan, belum pernah ditemukan adanya wilayah yang mengalami kekurangan air bersih. Suplai air bersih masyarakat terpenuhi dengan mengandalkan sumur dan sumber air lainnya.
"Sekali lagi saya katakan, tidak ada krisis air bersih itu, karena suplai air dari sumur masyarakat masih memenuhi kebutuhan," katanya.
Ia mencontohkan, di desa Klanir Kecamatan Seteluk. Dimana, desa yang masuk dalam salah satu dari 16 desa zona krisis air bersih berdasarkan data Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD), warga bisa mendapatkan air bersih dari sumur yang dalamnya hanya sekitar 3 sampai 4 meter.
Bahkan kata bupati, warga melengkapi sumurnya dengan mesin pompa listrik. Demikian pula di desa Tuananga yang sumur warganya sangat dalam. Di desa yang terletak di pesisir kecamatan Poto Tano itu, sumur warga lebih dalam.
"Sumurnya dikelola secara baik oleh desa dan warga membayar iuran bulanan," terangnya.
Karena itu, Bupati menyatakan dirinya tidak percaya jika ada isu tentang krisis air bersih di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Untuk membuktikan saya turun langsung. Saya juga ajak BPBD untuk melihat langsung bagaimana kondisi di masyarakat. Dari situ kelihatan kebutuhan air bersih sangat mencukupi," ujarnya.
Meski demikian, bupati tetap menghimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air. Pasalnya musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya. (*)