Bandung (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut bahwa Presiden Joko Widodo menyetujui pembangunan kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Bandung Raya trase Utara-Selatan Kota Bandung.
Bey mengungkapkan bahwa LRT yang direstui presiden tersebut, akan mengambil trase antara Babakan Siliwangi dan Leuwipanjang dengan disiapkan anggaran hampir Rp11 triliun. "Pada saat ratas dengan Presiden minggu lalu, disetujui LRT Bandung Raya juga LRT Bali. Dari Babakan Siliwangi ke Leuwi Panjang, 15 kilometer. Nilainya sekitar Rp10,9 triliun," ujarnya di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Bey mengaku bahwa pihak Pemprov Jabar kini tengah menyiapkan studi untuk segera dilakukan pembangunan dalam waktu dekat. "Segera diajukan studinya untuk LRT, walaupun sudah banyak dilakukan, dengan teknologi yang digunakan yang terbaik," ujarnya.
Bey berharap, dalam waktu dekat yakni tahun 2024, pembangunan LRT dapat segera dilakukan guna mengurai kemacetan lalu lintas di Bandung Raya, khususnya di Kota Bandung, melalui hadirnya transportasi massal terintegrasi. "Mudah-mudahan tahun depan bisa groundbreaking. Jadi tidak hanya studi terus, karena pemecahan kemacetan di Bandung harus ada," ucapnya.
Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat mengatakan pembangunan kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) di Bandung Raya ditargetkan mulai dibangun pada 2027. "Target kalau dari timeline kita itu pada 2027 atau 2028 mulai konstruksi," kata Kadishub Jabar Koswara saat ditemui di Stasiun Bandung, Senin (2/9).
Baca juga: Uji coba LRT mulus dan siap beroperasi
Baca juga: DPR mengingatkan LRT Jabodebek terkoneksi berbagai moda transportasi
Lebih lanjut, dia mengatakan jalur LRT nantinya mulai dibangun dengan dua koridor prioritas yakni rute Tegalluar-Leuwipanjang dan Leuwipanjang-Dago dengan menghabiskan dana mencapai Rp26 triliun. "Jadi kurang lebih bisa Rp13 triliun untuk satu koridor termasuk infrastuktur dan sarananya," kata Koswara menambahkan.
Bey mengungkapkan bahwa LRT yang direstui presiden tersebut, akan mengambil trase antara Babakan Siliwangi dan Leuwipanjang dengan disiapkan anggaran hampir Rp11 triliun. "Pada saat ratas dengan Presiden minggu lalu, disetujui LRT Bandung Raya juga LRT Bali. Dari Babakan Siliwangi ke Leuwi Panjang, 15 kilometer. Nilainya sekitar Rp10,9 triliun," ujarnya di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Bey mengaku bahwa pihak Pemprov Jabar kini tengah menyiapkan studi untuk segera dilakukan pembangunan dalam waktu dekat. "Segera diajukan studinya untuk LRT, walaupun sudah banyak dilakukan, dengan teknologi yang digunakan yang terbaik," ujarnya.
Bey berharap, dalam waktu dekat yakni tahun 2024, pembangunan LRT dapat segera dilakukan guna mengurai kemacetan lalu lintas di Bandung Raya, khususnya di Kota Bandung, melalui hadirnya transportasi massal terintegrasi. "Mudah-mudahan tahun depan bisa groundbreaking. Jadi tidak hanya studi terus, karena pemecahan kemacetan di Bandung harus ada," ucapnya.
Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat mengatakan pembangunan kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) di Bandung Raya ditargetkan mulai dibangun pada 2027. "Target kalau dari timeline kita itu pada 2027 atau 2028 mulai konstruksi," kata Kadishub Jabar Koswara saat ditemui di Stasiun Bandung, Senin (2/9).
Baca juga: Uji coba LRT mulus dan siap beroperasi
Baca juga: DPR mengingatkan LRT Jabodebek terkoneksi berbagai moda transportasi
Lebih lanjut, dia mengatakan jalur LRT nantinya mulai dibangun dengan dua koridor prioritas yakni rute Tegalluar-Leuwipanjang dan Leuwipanjang-Dago dengan menghabiskan dana mencapai Rp26 triliun. "Jadi kurang lebih bisa Rp13 triliun untuk satu koridor termasuk infrastuktur dan sarananya," kata Koswara menambahkan.