Pekanbaru, (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mencatat ada 604 anak-anak terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dengan Pneoumia yang sebagian besarnya juga merupakan anak di bawah lima tahun.
Kepala Dinkes Pekanbaru, Zaini Rizaldy, Kamis mengatakan jumlah anak di bawah lima tahun yang mengalami ISPA dengan Pneoumia mencapai 575 orang. Sedangkan secara keseluruhan anak-anak dan dewasa total kasus ISPA dengan Pneoumia mencapai 618 orang.
"Untuk kasus ISPA di Kota Pekanbaru didominasi anak-anak, kita imbau agar orangtua mengurangi aktivitas anak di luar rumah," katanya.
Kondisi tersebut lanjutnya masih beresiko akibat kabut asap bekas kebakaran lahan masih berlangsung hingga saat ini. Pihaknya mengimbau agar masyarakat waspadai sejumlah penyakit sebagai dampak kabut asap.
Selain itu, tambah dia ada sejumlah penyakit sebagai dampak kabut asap selain ISPA. Ia merinci penyakit itu yakni asma, iritasi mata, penyakit paru kronik hingga penyakit jantung. "Jadi masyarakat kami imbau untuk antisipasi semua penyakit yang merupakan dampak kabut asap," paparnya.
Dinkes kata dia juga sudah menyampaikan agar pusat kesehatan masyarakat di Kota Pekanbaru menyiapkan ruangan khusus bagi pasien ISPA. Hal ini untuk mempercepat akses layanan kesehatan bagi pasien ISPA yang terkena dampak kabut asap.
Baca juga: Sebanyak 4.000 warga Pekanbaru manfaatkan akses berobat dengan KTP
Baca juga: Info BMKG: Titik panas di Sumatera mencapai 853
Zaini menyebut bahwa anak-anak, ibu hamil dan lanjut usia sangat rentan kena dampak kabut asap. "Nantinya bakal disediakan ruangan khusus ISPA di puskesmas," ujarnya. Zaini berharap agar kondisi kabut asap pada tahun 2015 tidak terulang lagi. Ia mengenang pada kala itu kualitas udara di Kota Pekanbaru sempat menyentuh level berbahaya.
Kepala Dinkes Pekanbaru, Zaini Rizaldy, Kamis mengatakan jumlah anak di bawah lima tahun yang mengalami ISPA dengan Pneoumia mencapai 575 orang. Sedangkan secara keseluruhan anak-anak dan dewasa total kasus ISPA dengan Pneoumia mencapai 618 orang.
"Untuk kasus ISPA di Kota Pekanbaru didominasi anak-anak, kita imbau agar orangtua mengurangi aktivitas anak di luar rumah," katanya.
Kondisi tersebut lanjutnya masih beresiko akibat kabut asap bekas kebakaran lahan masih berlangsung hingga saat ini. Pihaknya mengimbau agar masyarakat waspadai sejumlah penyakit sebagai dampak kabut asap.
Selain itu, tambah dia ada sejumlah penyakit sebagai dampak kabut asap selain ISPA. Ia merinci penyakit itu yakni asma, iritasi mata, penyakit paru kronik hingga penyakit jantung. "Jadi masyarakat kami imbau untuk antisipasi semua penyakit yang merupakan dampak kabut asap," paparnya.
Dinkes kata dia juga sudah menyampaikan agar pusat kesehatan masyarakat di Kota Pekanbaru menyiapkan ruangan khusus bagi pasien ISPA. Hal ini untuk mempercepat akses layanan kesehatan bagi pasien ISPA yang terkena dampak kabut asap.
Baca juga: Sebanyak 4.000 warga Pekanbaru manfaatkan akses berobat dengan KTP
Baca juga: Info BMKG: Titik panas di Sumatera mencapai 853
Zaini menyebut bahwa anak-anak, ibu hamil dan lanjut usia sangat rentan kena dampak kabut asap. "Nantinya bakal disediakan ruangan khusus ISPA di puskesmas," ujarnya. Zaini berharap agar kondisi kabut asap pada tahun 2015 tidak terulang lagi. Ia mengenang pada kala itu kualitas udara di Kota Pekanbaru sempat menyentuh level berbahaya.