Magetan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Jawa Timur melakukan "skrining" atau deteksi dini penyakit TBC di masyarakat sasaran sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit menular tersebut di daerah setempat.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Agoes Yudi mengatakan deteksi dini TBC tersebut dilakukan kerja sama jajaran puskesmas dengan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Magetan.
"Kegiatan skrining dan pencegahan TBC berbasis masyarakat (SPTBM) dilakukan di sejumlah puskesmas mulai tanggal 13 Oktober sampai 3 Desember 2023," ujar Agoes Yudi di Magetan, Minggu.
Menurutnya, sasaran dari skrining dan pencegahan TBC berbasis masyarakat (SPTBM) tersebut adalah masyarakat yang melakukan kontak erat dengan penderita TBC. Terhadap sasaran tersebut dilakukan berbagai pemeriksaan, mulai skrining TBC, pemeriksaan rontgen, pemeriksaan dahak dengan TCM, pemeriksaan penyakit tidak menular, dan pengobatan OAT bagi yang terbukti sakit TBC dan pemberian terapi pencegahan TBC bagi yang mengalami ILTB.
Pihaknya menegaskan untuk menuju eliminasi TBC di Kabupaten Magetan diperlukan partisipasi aktif semua pihak, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, termasuk juga masyarakat.
"Penyakit TBC bisa sembuh, asal dengan pengobatan yang sesuai standar dan disiplin tuntas," kata dia.
Sesuai data, jumlah warga Magetan terdeteksi TBC tahun 2022 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021. Dimana, tahun 2022 ditemukan positif sebanyak 874 orang. Temuan tahun tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021 sebanyak 446 kasus.
Baca juga: Bogor sosialisasi aplikasi pemetaan TBC
Baca juga: RSUD di Lombok Timur menjadi pusat rujukan penyakit TBC se-NTB
Kenaikan jumlah pasien TBC positif tersebut menurut Agoes disebabkan aktifnya gerakan pemeriksaan dini terhadap masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Meski ada kenaikan jumlah pasien namun Pemkab Magetan mengimbanginya dengan peningkatan tatalaksana penanganan pasien TBC oleh tenaga kesehatan.
Pihaknya berharap dengan skrining kesehatan terhadap penyakit TBC, maka dapat menjadi langkah penemuan dini serta pencegahan terjadinya penularan di lingkungan yang lebih luas.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Agoes Yudi mengatakan deteksi dini TBC tersebut dilakukan kerja sama jajaran puskesmas dengan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Magetan.
"Kegiatan skrining dan pencegahan TBC berbasis masyarakat (SPTBM) dilakukan di sejumlah puskesmas mulai tanggal 13 Oktober sampai 3 Desember 2023," ujar Agoes Yudi di Magetan, Minggu.
Menurutnya, sasaran dari skrining dan pencegahan TBC berbasis masyarakat (SPTBM) tersebut adalah masyarakat yang melakukan kontak erat dengan penderita TBC. Terhadap sasaran tersebut dilakukan berbagai pemeriksaan, mulai skrining TBC, pemeriksaan rontgen, pemeriksaan dahak dengan TCM, pemeriksaan penyakit tidak menular, dan pengobatan OAT bagi yang terbukti sakit TBC dan pemberian terapi pencegahan TBC bagi yang mengalami ILTB.
Pihaknya menegaskan untuk menuju eliminasi TBC di Kabupaten Magetan diperlukan partisipasi aktif semua pihak, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, termasuk juga masyarakat.
"Penyakit TBC bisa sembuh, asal dengan pengobatan yang sesuai standar dan disiplin tuntas," kata dia.
Sesuai data, jumlah warga Magetan terdeteksi TBC tahun 2022 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021. Dimana, tahun 2022 ditemukan positif sebanyak 874 orang. Temuan tahun tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021 sebanyak 446 kasus.
Baca juga: Bogor sosialisasi aplikasi pemetaan TBC
Baca juga: RSUD di Lombok Timur menjadi pusat rujukan penyakit TBC se-NTB
Kenaikan jumlah pasien TBC positif tersebut menurut Agoes disebabkan aktifnya gerakan pemeriksaan dini terhadap masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Meski ada kenaikan jumlah pasien namun Pemkab Magetan mengimbanginya dengan peningkatan tatalaksana penanganan pasien TBC oleh tenaga kesehatan.
Pihaknya berharap dengan skrining kesehatan terhadap penyakit TBC, maka dapat menjadi langkah penemuan dini serta pencegahan terjadinya penularan di lingkungan yang lebih luas.