Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai pekan depan akan menggelar kegiatan pasar rakyat sebagai upaya untuk stabilisasi harga berbagai kebutuhan pokok di kota ini.
"Untuk tahap pertama pasar rakyat dijadwalkan tanggal 14-16 November di tiga lokasi di tiga kecamatan," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat.
Untuk hari pertama Selasa (14/11), lanjutnya, pasar rakyat dilaksanakan di Kantor Lurah Pejeruk, Kecamatan Ampenan, kemudian Rabu (15/11) Ruang Terbuka Hijau Abian Tubuh, Kecamatan Sandubaya, dan Rabu (16/11) di Taman Harum Kelurahan Mojok, Kecamatan Selaparang.
Sementara tiga lokasi di tiga kecamatan yakni Kecamatan Mataram, Cakranegara, dan Kecamatan Sekarbela, di lanjutkan pada minggu berikutnya.
"Untuk lokasi persisnya di tiga kecamatan ini masih kita siapkan, agar lokasi pasar rakyat benar-benar tepat sasaran yakni prioritas di kawasan padat penduduk," katanya.
Menurut Sri, kegiatan pasar rakyat ini digagas karena melihat perkembangan harga kebutuhan pokok dan komoditas pertanian di pasar tradisional mengalami kenaikan harga.
Seperti harga beras yang mencapai Rp14.500-Rp15.000 per kilogram atau di atas HET beras premium Rp13.900 per kilogram, gula pasir Rp16.500 per kilogram, cabai rawit Rp60.000-Rp65.000 per kilogram dan komoditas pertanian lainnya.
Dikatakan, dalam kegiatan pasar rakyat tersebut pihaknya akan melibatkan sekitar 35-40 distributor kebutuhan pokok termasuk retail modern.
Pelaku usaha retail modern akan diminta membawa beras jenis premium dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET), sehingga masyarakat bisa membuktikan bahwa masih ada beras premium yang dijual sesuai HET.
"Harga beras premium di pasar yang mencapai Rp15.000-Rp16.000 per kilogram adalah beras lokal, namun masih banyak beras premium merek luar yang harganya sesuai HET," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) yang memiliki petani binaan dari seluruh wilayah di NTB. Baik itu untuk cabai, bawang, dan hortikultura lainnya.
"Dengan demikian harga cabai dan hortikultura lainnya bisa dijual murah," katanya.
Dia berharap kegiatan pasar rakyat yang akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga di bawah harga pasar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Selain BI, kita juga akan gandeng Dinas Pertanian untuk menggelar pasar tani agar dapat menyediakan komoditas pertanian lain dengan harga murah," katanya menambahkan.
"Untuk tahap pertama pasar rakyat dijadwalkan tanggal 14-16 November di tiga lokasi di tiga kecamatan," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat.
Untuk hari pertama Selasa (14/11), lanjutnya, pasar rakyat dilaksanakan di Kantor Lurah Pejeruk, Kecamatan Ampenan, kemudian Rabu (15/11) Ruang Terbuka Hijau Abian Tubuh, Kecamatan Sandubaya, dan Rabu (16/11) di Taman Harum Kelurahan Mojok, Kecamatan Selaparang.
Sementara tiga lokasi di tiga kecamatan yakni Kecamatan Mataram, Cakranegara, dan Kecamatan Sekarbela, di lanjutkan pada minggu berikutnya.
"Untuk lokasi persisnya di tiga kecamatan ini masih kita siapkan, agar lokasi pasar rakyat benar-benar tepat sasaran yakni prioritas di kawasan padat penduduk," katanya.
Menurut Sri, kegiatan pasar rakyat ini digagas karena melihat perkembangan harga kebutuhan pokok dan komoditas pertanian di pasar tradisional mengalami kenaikan harga.
Seperti harga beras yang mencapai Rp14.500-Rp15.000 per kilogram atau di atas HET beras premium Rp13.900 per kilogram, gula pasir Rp16.500 per kilogram, cabai rawit Rp60.000-Rp65.000 per kilogram dan komoditas pertanian lainnya.
Dikatakan, dalam kegiatan pasar rakyat tersebut pihaknya akan melibatkan sekitar 35-40 distributor kebutuhan pokok termasuk retail modern.
Pelaku usaha retail modern akan diminta membawa beras jenis premium dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET), sehingga masyarakat bisa membuktikan bahwa masih ada beras premium yang dijual sesuai HET.
"Harga beras premium di pasar yang mencapai Rp15.000-Rp16.000 per kilogram adalah beras lokal, namun masih banyak beras premium merek luar yang harganya sesuai HET," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) yang memiliki petani binaan dari seluruh wilayah di NTB. Baik itu untuk cabai, bawang, dan hortikultura lainnya.
"Dengan demikian harga cabai dan hortikultura lainnya bisa dijual murah," katanya.
Dia berharap kegiatan pasar rakyat yang akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga di bawah harga pasar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Selain BI, kita juga akan gandeng Dinas Pertanian untuk menggelar pasar tani agar dapat menyediakan komoditas pertanian lain dengan harga murah," katanya menambahkan.