Manado (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) Asim Saputra mengatakan peningkatan teknologi pertanian diharapkan mendorong minat milenial dan anak muda menjadi petani yang sukses.
"Setelah melakukan Sensus Pertanian (ST 2023), didapati bahwa petani milenial sudah sangat sedikit," kata Asim, di Manado, Kamis.
Asim mengatakan data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045.
Petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital. Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan/atau penggunaan kecerdasan buatan.
Petani, dalam hal ini, adalah UTP yang hanya berusaha pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Berdasarkan hasil ST2023, katanya, petani milenial yang berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, sejumlah 48.687 orang atau 18,93 persen dari total petani di Provinsi Sulawesi Utara yang sejumlah 257.186 orang.
Petani pengguna teknologi digital yang berumur lebih dari 39 tahun sebanyak 59.699 orang (23,21 persen) dan yang berumur kurang dari 19 tahun sebanyak 22 orang (0,01 persen).
Kabupaten/Kota dengan petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak adalah Kabupaten Bolaang Mongondow sebanyak 7.118 orang atau sekitar 14,62 persen dari keseluruhan petani milenial umur 19–39 tahun di Provinsi Sulawesi Utara.
Sementara itu, katanya, kabupaten/kota dengan jumlah petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak kedua dan ketiga adalah Kabupaten Minahasa dan Minahasa Selatan dengan masing-masing sebanyak 6.319 orang (12,98 persen) dan 6.023 orang (12,37 persen).
Baca juga: Bali meraih penghargaan dari BPS lewat dua kegiatan statistik
Baca juga: Urban farming perlu digalakkan di Sumut
Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui Kepala BPMPST Sulut Syaloom Korompis mengatakan pihaknya mengapresiasi BPS telah melakukan ST 2023. Dia mengatakan ST2023 ini, akan menjadi acuan menentukan langkah ke depan sektor pertanian di Sulut.
Hasil ST2023, katanya, kan digunakan bahan evaluasi dan dasar kebijakan selanjutnya, mengingat saat ini merancang jangka panjang 2025-2050. Pemerintah bersama semua pihak akan bahu-membahu menghasilkan data pertanian yang berkualitas dan memastikan generasi muda di Sulut siap terjun ke sektor pertanian.
"Setelah melakukan Sensus Pertanian (ST 2023), didapati bahwa petani milenial sudah sangat sedikit," kata Asim, di Manado, Kamis.
Asim mengatakan data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045.
Petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital. Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan/atau penggunaan kecerdasan buatan.
Petani, dalam hal ini, adalah UTP yang hanya berusaha pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Berdasarkan hasil ST2023, katanya, petani milenial yang berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, sejumlah 48.687 orang atau 18,93 persen dari total petani di Provinsi Sulawesi Utara yang sejumlah 257.186 orang.
Petani pengguna teknologi digital yang berumur lebih dari 39 tahun sebanyak 59.699 orang (23,21 persen) dan yang berumur kurang dari 19 tahun sebanyak 22 orang (0,01 persen).
Kabupaten/Kota dengan petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak adalah Kabupaten Bolaang Mongondow sebanyak 7.118 orang atau sekitar 14,62 persen dari keseluruhan petani milenial umur 19–39 tahun di Provinsi Sulawesi Utara.
Sementara itu, katanya, kabupaten/kota dengan jumlah petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak kedua dan ketiga adalah Kabupaten Minahasa dan Minahasa Selatan dengan masing-masing sebanyak 6.319 orang (12,98 persen) dan 6.023 orang (12,37 persen).
Baca juga: Bali meraih penghargaan dari BPS lewat dua kegiatan statistik
Baca juga: Urban farming perlu digalakkan di Sumut
Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui Kepala BPMPST Sulut Syaloom Korompis mengatakan pihaknya mengapresiasi BPS telah melakukan ST 2023. Dia mengatakan ST2023 ini, akan menjadi acuan menentukan langkah ke depan sektor pertanian di Sulut.
Hasil ST2023, katanya, kan digunakan bahan evaluasi dan dasar kebijakan selanjutnya, mengingat saat ini merancang jangka panjang 2025-2050. Pemerintah bersama semua pihak akan bahu-membahu menghasilkan data pertanian yang berkualitas dan memastikan generasi muda di Sulut siap terjun ke sektor pertanian.