Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami dua kali erupsi dalam sehari ini dan disertai luncuran awan panas pada Minggu.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang tercatat erupsi pertama terjadi pada pukul 01.30 WIB dan erupsi kedua terjadi pada pukul 14.07 WIB.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi lagi, warga sisi tenggara diminta menjauh 13 km dari puncak
"Letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan Gunung Semeru sebagian tertutup awan," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Pada erupsi pertama pukul 01.30 WIB terpantau tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 meter di atas permukaan laut) dan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya.
Kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 14.07 WIB dengan tinggi kolom letusan dan sebaran abu vulkanis yang sama seperti erupsi pertama. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 224 detik.
Pada erupsi kedua, letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui karena gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu sebagian tertutup awan atau kabut.
Berdasarkan pengamatan kegempaan pada Minggu pukul 12.00-18.00 WIB tercatat Gunung Semeru mengalami 19 kali gempa erupsi dengan amplitudo 14-22 mm, satu kali gempa awan panas letusan, dua kali gempa guguran, dua kali gempa embusan, dan dua kali gempa tektonik jauh.
Baca juga: Gempa letusan masih mendominasi aktivitas Gunung Semeru
Status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Petugas juga mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Penerbangan di Bandara Lombok tidak terdampak erupsi Gunung Semeru
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang tercatat erupsi pertama terjadi pada pukul 01.30 WIB dan erupsi kedua terjadi pada pukul 14.07 WIB.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi lagi, warga sisi tenggara diminta menjauh 13 km dari puncak
"Letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan Gunung Semeru sebagian tertutup awan," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Pada erupsi pertama pukul 01.30 WIB terpantau tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 meter di atas permukaan laut) dan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya.
Kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 14.07 WIB dengan tinggi kolom letusan dan sebaran abu vulkanis yang sama seperti erupsi pertama. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 224 detik.
Pada erupsi kedua, letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui karena gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu sebagian tertutup awan atau kabut.
Berdasarkan pengamatan kegempaan pada Minggu pukul 12.00-18.00 WIB tercatat Gunung Semeru mengalami 19 kali gempa erupsi dengan amplitudo 14-22 mm, satu kali gempa awan panas letusan, dua kali gempa guguran, dua kali gempa embusan, dan dua kali gempa tektonik jauh.
Baca juga: Gempa letusan masih mendominasi aktivitas Gunung Semeru
Status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Petugas juga mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Penerbangan di Bandara Lombok tidak terdampak erupsi Gunung Semeru