Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengungkapkan belum ada laporan warga China yang menjadi korban dari gempa bumi di Jepang.
"Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban warga China," kata Wang Wenbin menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Selasa.
Gempa berkekuatan magnitudo sekitar 7.6 melanda prefektur Ishikawa, Jepang Senin (1/1) pada pukul 16.10 JST atau 14.10 WIB. Gempa juga telah menyebabkan gelombang tsunami di beberapa wilayah.
"Kedutaan Besar China di Jepang dan Konsulat Jenderal China di Nagoya dan Niigata segera mengaktifkan mekanisme tanggap darurat dan mengeluarkan pengumuman resmi konsuler," tambah Wang Wenbin.
Baca juga: 114 WNI berada di tempat perlindungan pascagempa Jepang
Menurut Wang Wenbin, Kementerian Luar Negeri China dan kedutaan serta konsulat jenderal China di Jepang akan terus memantau situasi dengan cermat.
"Juga memberikan bantuan dengan tepat waktu sesuai apa yang diperlukan oleh warga kami di Jepang," ungkap Wang Wenbin.
Ia juga menyampaikan belasungkawa atas korban luka maupun korban jiwa karena bencana alam tersebut. Korban tewas akibat gempa dahsyat di Jepang telah bertambah menjadi 48 jiwa. Seluruh korban tewas sebanyak berada di provinsi Ishikawa, yang terletak di sepanjang pantai laut di Pulau Honshu utama.
Sementara korban luka banyak berada ydi provinsi Nishikawa, Niigata, Fukui, Toyama, dan Gifu.
Baca juga: Korban tewas akibat gempa Jepang naik jadi 30 orang
Baca juga: Waspadai gempa susulan, Kanazawa jadikan sekolah pusat evakuasi
Gempa juga dirasakan di wilayah Prefektur Niigata, Toyama, dan Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.
Menteri Pertahanan Jepang mengatakan telah memobilisasi pasukan gabungan darat, udara dan laut dan mengerahkan sekitar 10 ribu tentara di provinsi terdampak untuk operasi penyelamatan dan pertolongan dan bantuan.
Banyak rumah dan jalanan runtuh sementara layanan kereta dihentikan setelah gempa, ratusan ribu orang dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sekitar 200 bangunan, termasuk toko-toko dan rumah-rumah, mengalami kebakaran di sekitar tempat wisata populer Jalan Asaichi.
Badan Meteorologi Jepang secara resmi menamainya sebagai Gempa Bumi Semenanjung Noto 2024. Sejak Senin, Jepang telah diguncang oleh 155 gempa.
"Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban warga China," kata Wang Wenbin menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Selasa.
Gempa berkekuatan magnitudo sekitar 7.6 melanda prefektur Ishikawa, Jepang Senin (1/1) pada pukul 16.10 JST atau 14.10 WIB. Gempa juga telah menyebabkan gelombang tsunami di beberapa wilayah.
"Kedutaan Besar China di Jepang dan Konsulat Jenderal China di Nagoya dan Niigata segera mengaktifkan mekanisme tanggap darurat dan mengeluarkan pengumuman resmi konsuler," tambah Wang Wenbin.
Baca juga: 114 WNI berada di tempat perlindungan pascagempa Jepang
Menurut Wang Wenbin, Kementerian Luar Negeri China dan kedutaan serta konsulat jenderal China di Jepang akan terus memantau situasi dengan cermat.
"Juga memberikan bantuan dengan tepat waktu sesuai apa yang diperlukan oleh warga kami di Jepang," ungkap Wang Wenbin.
Ia juga menyampaikan belasungkawa atas korban luka maupun korban jiwa karena bencana alam tersebut. Korban tewas akibat gempa dahsyat di Jepang telah bertambah menjadi 48 jiwa. Seluruh korban tewas sebanyak berada di provinsi Ishikawa, yang terletak di sepanjang pantai laut di Pulau Honshu utama.
Sementara korban luka banyak berada ydi provinsi Nishikawa, Niigata, Fukui, Toyama, dan Gifu.
Baca juga: Korban tewas akibat gempa Jepang naik jadi 30 orang
Baca juga: Waspadai gempa susulan, Kanazawa jadikan sekolah pusat evakuasi
Gempa juga dirasakan di wilayah Prefektur Niigata, Toyama, dan Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.
Menteri Pertahanan Jepang mengatakan telah memobilisasi pasukan gabungan darat, udara dan laut dan mengerahkan sekitar 10 ribu tentara di provinsi terdampak untuk operasi penyelamatan dan pertolongan dan bantuan.
Banyak rumah dan jalanan runtuh sementara layanan kereta dihentikan setelah gempa, ratusan ribu orang dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sekitar 200 bangunan, termasuk toko-toko dan rumah-rumah, mengalami kebakaran di sekitar tempat wisata populer Jalan Asaichi.
Badan Meteorologi Jepang secara resmi menamainya sebagai Gempa Bumi Semenanjung Noto 2024. Sejak Senin, Jepang telah diguncang oleh 155 gempa.