Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan harga cabai pada sejumlah pasar tradisional di Mataram, Jumat (5/1), mengalami penurunan dari Rp55.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram untuk jenis cabai rawit.
"Penurunan harga cabai yang signifikan tersebut terjadi secara bertahap sejak Senin (1/12), karena stok terpenuhi dan tidak ada pengiriman keluar daerah," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat.
Selain jenis cabai rawit, lanjutnya, di Pasar Mandalika harga cabai keriting juga turun dari Rp65.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram. Begitu juga dengan harga cabai merah besar turun dari Rp65.000 per kilogram menjadi Rp60.000.
Sementara dari hasil pantauan Disdag ke sejumlah pasar tradisional, lanjutnya, untuk harga kebutuhan pokok lainnya masih relatif stabil.
Baca juga: Harga cabai di Lombok Tengah turun jadi Rp60 ribu perkilogram
Seperti harga beras medium Rp10.900 per kilogram, gula pasir Rp17.000 per kilogram, daging sapi segar Rp125.000 per kilogram, daging ayam Rp37.000 per kilogram dan telur Rp1.800 per butir.
Kemudian untuk minyak goreng kemasan rata-rata masih berkisar Rp17.000 per liter, dan Rp16.000 per kilogram untuk jenis minyak goreng curah.
Hanya saja, lanjut Sri, beberapa barang pokok lainnya mengalami kenaikan antara lain bawang merah naik dari harga Rp35.000 per kilogram menjadi Rp38.000 per kilogram.
Begitu juga dengan harga bawang putih impor naik dari harga Rp34.000 per kilogram menjadi Rp35.000 per kilogram.
"Kondisi itu terjadi karena stok berkurang akibat belum ada panen baik dari Kabupaten Bima, Dompu maupun Sumbawa dan hingga saat ini belum ada pengiriman dari luar daerah sejak Natal 2023 dan Tahun Baru 2024," katanya.
Kenaikan harga juga terjadi pada tomat lokal yang hingga saat ini belum banyak petani panen sehingga tomat kebayakan datang dari Bali.
"Harga tomat saat ini juga naik dari Rp15.000 per kilogram menjadi Rp18.000 per kilogram bahkan sampai Rp20.000 per kilogram," katanya.
Untuk menyikapi kenaikan barang pokok tersebut, Sri, berharap masyarakat tidak panik "buying" sebab hal itu bisa memicu kenaikan harga.
"Sebaliknya, jadilah konsumen cerdas dengan belanja sesuai kebutuhan," katanya.
"Penurunan harga cabai yang signifikan tersebut terjadi secara bertahap sejak Senin (1/12), karena stok terpenuhi dan tidak ada pengiriman keluar daerah," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat.
Selain jenis cabai rawit, lanjutnya, di Pasar Mandalika harga cabai keriting juga turun dari Rp65.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram. Begitu juga dengan harga cabai merah besar turun dari Rp65.000 per kilogram menjadi Rp60.000.
Sementara dari hasil pantauan Disdag ke sejumlah pasar tradisional, lanjutnya, untuk harga kebutuhan pokok lainnya masih relatif stabil.
Baca juga: Harga cabai di Lombok Tengah turun jadi Rp60 ribu perkilogram
Seperti harga beras medium Rp10.900 per kilogram, gula pasir Rp17.000 per kilogram, daging sapi segar Rp125.000 per kilogram, daging ayam Rp37.000 per kilogram dan telur Rp1.800 per butir.
Kemudian untuk minyak goreng kemasan rata-rata masih berkisar Rp17.000 per liter, dan Rp16.000 per kilogram untuk jenis minyak goreng curah.
Hanya saja, lanjut Sri, beberapa barang pokok lainnya mengalami kenaikan antara lain bawang merah naik dari harga Rp35.000 per kilogram menjadi Rp38.000 per kilogram.
Begitu juga dengan harga bawang putih impor naik dari harga Rp34.000 per kilogram menjadi Rp35.000 per kilogram.
"Kondisi itu terjadi karena stok berkurang akibat belum ada panen baik dari Kabupaten Bima, Dompu maupun Sumbawa dan hingga saat ini belum ada pengiriman dari luar daerah sejak Natal 2023 dan Tahun Baru 2024," katanya.
Kenaikan harga juga terjadi pada tomat lokal yang hingga saat ini belum banyak petani panen sehingga tomat kebayakan datang dari Bali.
"Harga tomat saat ini juga naik dari Rp15.000 per kilogram menjadi Rp18.000 per kilogram bahkan sampai Rp20.000 per kilogram," katanya.
Untuk menyikapi kenaikan barang pokok tersebut, Sri, berharap masyarakat tidak panik "buying" sebab hal itu bisa memicu kenaikan harga.
"Sebaliknya, jadilah konsumen cerdas dengan belanja sesuai kebutuhan," katanya.