Jakarta (ANTARA) -
Mutiara Baswedan mengajak kalangan yang lahir pada rentang tahun 1997-2012 atau Gen Z untuk menggunakan hak suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, karena hal itu akan berdampak kepada nasib Indonesia ke depannya.
Sang putri sulung calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan kompetisi pilpres berisi gagasan atau ide pembangunan Indonesia ke depan, sehingga menggunakan hak suara merupakan bentuk kontribusi masyarakat guna menentukan arah kebijakan negara.
"Satu suara itu ada nilainya, dan itu menentukan Indonesia ke depannya. Siapa yang akan memimpin, nilai apa yang mau dibawa, dan program apa yang mau diterapkan, itu sangat berpengaruh dari pilihan Gen Z," kata perempuan yang kerap disapa Tia itu dalam program siniar atau podcast dengan ANTARA TV di Jakarta, Selasa.
"Satu suara itu ada nilainya, dan itu menentukan Indonesia ke depannya. Siapa yang akan memimpin, nilai apa yang mau dibawa, dan program apa yang mau diterapkan, itu sangat berpengaruh dari pilihan Gen Z," kata perempuan yang kerap disapa Tia itu dalam program siniar atau podcast dengan ANTARA TV di Jakarta, Selasa.
Ia yakin, Gen Z sudah melek teknologi dan mau mencari informasi lebih terkait calon presiden dan wakil presiden, sehingga tidak akan membuang hak suaranya untuk memilih saat hari pencoblosan nanti.
"Apapun yang dipilih, yang penting tidak golput. Silakan cari rekam jejak masing-masing calon, cari programnya, dan cari apa yang paling cocok menurut masing-masing," ujarnya.
Tia bertutur kerap menyarankan teman maupun orang-orang di sekitarnya yang mengaku masih bingung dalam menentukan pilihan agar lebih aktif mencari informasi dari segala sumber yang bisa dipercaya.
"Tidak mungkin setiap calon itu sempurna, namanya juga manusia, tetapi cari mana yang paling banyak kecocokannya, yang mana rekam jejaknya paling baik, dan saya juga tidak memaksa untuk memilih salah satu dari capres," tambah alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) itu. Dia juga mengingatkan setiap perbedaan pendapat yang terjadi tidak boleh memecah belah pertemanan, sehingga akan menimbulkan permusuhan.
Baca juga: Survei JRC: elektabilitas Prabowo-Gibran tembus 50,3 persen
Baca juga: Selama masa kampanye Pemilu 2024, situasi di NTB aman
Tia bertutur kerap menyarankan teman maupun orang-orang di sekitarnya yang mengaku masih bingung dalam menentukan pilihan agar lebih aktif mencari informasi dari segala sumber yang bisa dipercaya.
"Tidak mungkin setiap calon itu sempurna, namanya juga manusia, tetapi cari mana yang paling banyak kecocokannya, yang mana rekam jejaknya paling baik, dan saya juga tidak memaksa untuk memilih salah satu dari capres," tambah alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) itu. Dia juga mengingatkan setiap perbedaan pendapat yang terjadi tidak boleh memecah belah pertemanan, sehingga akan menimbulkan permusuhan.
Baca juga: Survei JRC: elektabilitas Prabowo-Gibran tembus 50,3 persen
Baca juga: Selama masa kampanye Pemilu 2024, situasi di NTB aman
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga bakal pasangan capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3. Masa kampanye berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.