Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) mengapresiasi Bank Central Asia (BCA) yang sudah memfasilitasi sebanyak 364 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Pulau Lombok, untuk mendapatkan sertifikat halal.
Kepala Biro Perekonomian Setda NTB, Wirajaya Kusuma, yang mewakili Penjabat Gubernur NTB mengatakan apa yang telah dilakukan oleh BCA merupakan upaya untuk mendukung pemerintah dalam memajukan pelaku UMKM.
"UMKM serta pelakunya merupakan pilar utama perekonomian nasional. Apalagi jumlah UMKM di NTB, sangat besar sebagai penggerak perekonomian daerah maupun nasional," katanya dalam penyerahan penyerahan sebanyak 475 sertifikat halal kepada 364 pelaku UMKM di Mataram, Selasa (30/1).
sebanyak .
Wirajaya berharap agar kedepannya pemberian sertifikat halal tidak hanya di Pulau Lombok, saja namun di Pulau Sumbawa. Sebab, pelaku UMKM di Pulau Sumbawa juga relatif banyak dan BCA juga memiliki kantor cabang di daerah tersebut.
Sementara itu, Direktur BCA John Kosasih mengatakan, pihaknya terus memperkuat komitmen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi halal di Indonesia, salah satunya melalui penyerahan 475 sertifikat halal kepada pelaku UMKM di NTB.
"Fasilitasi sertifikasi halal bagi UMKM dilakukan BCA untuk mendukung pengembangan serta peningkatan kualitas produk-produk mereka, agar semakin banyak pelaku usaha yang naik skala usahanya dan berdampak
positif bagi perekonomian masyarakat serta negara," katanya.
Menurut survei Kementerian Koperasi dan UKM RI, omzet pelaku usaha rata-rata meningkat 8,5 persen setelah memperoleh sertifikat halal. Produk bersertifikat halal adalah barang yang banyak diminati masyarakat. Untuk itu, BCA berkomitmen mendukung fasilitasi penerbitan lebih dari 1.000 sertifikat halal bagi UMKM di berbagai daerah.
Kosasih mengatakan, hingga Januari 2024, sebanyak 967 sertifikat halal bagi UMKM sudah terbit berkat fasilitasi BCA. Sisanya, ada puluhan sertifikat halal bagi UMKM hasil fasilitasi BCA yang sedang dalam proses penerbitan, dan diestimasikan terbit dalam waktu dekat.
"Kami bersyukur dapat mencapai jumlah fasilitasi penerbitan sertifikat sesuai estimasi," katanya.
Ia menyebutkan sebanyak 967 sertifikat halal yang sudah terbit tersebar di berbagai daerah, di antaranya, 475 sertifikat halal di Lombok, 133 di Solo dan Yogyakarta, 103 di Banjarmasin, 71 di Tulungagung dan Surabaya, 47 di Makassar, 45 di Jabodetabek, 41 di Tasikmalaya, 32 di Lampung, dan 20 di Padang.
Jumlah sertifikat halal bagi UMKM yang penerbitannya difasilitasi BCA akan terus bertambah. BCA membuka peluang bagi UMKM di daerah lain untuk memperoleh manfaat dari program ini, sebagai wujud komitmen perusahaan untuk senantiasa mendukung perkembangan pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
BCA, kata Kosasih, mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM sebesar 13,4 persen YoY, mencapai Rp116,0 triliun sepanjang 2023. Selain memberi dukungan melalui penyaluran pembiayaan, BCA juga senantiasa menyelenggarakan pelatihan dan seminar untuk UMKM.
Pada 2024, BCA berkomitmen melanjutkan program fasilitasi sertifikasi halal UMKM. Sertifikat halal menjadi kebutuhan penting bagi pelaku usaha di Indonesia, mengingat besarnya populasi umat muslim di Indonesia, dan adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan segala produk makanan dan minuman serta jasa yang terkait dengannya—memiliki sertifikat halal pada 17 Oktober 2024.
Baca juga: BCA Syariah adakan program WEpreneur 2 pelaku UMKM perempuan
Baca juga: Tanam puluhan ribu pohon di Bali, Bakti BCA targetkan manfaat ekologis dan ekonomi masyarakat
"Kami berharap kegiatan ini dapat mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia," ujar Kosasih.
Selain itu, kata dia, dalam upaya meningkatkan kapasitas UMKM untuk menghadapi pasar global, BCA telah menggelar pelatihan ekspor di Yogyakarta dan Semarang, dengan total partisipasi mencapai 60 UMKM.
Dari jumlah tersebut, terdapat empat UMKM yang berasal dari dua Desa Wisata Binaan Bakti BCA, yaitu Kampoeng Batik Gemah Sumilir dan Doesoen Kopi Sirap.
Tidak hanya itu, BCA juga memfasilitasi 10 UMKM terpilih untuk berpartisipasi pada ajang Trade Expo Indonesia yang diadakan Kementerian Perdagangan pada 2023 lalu, dalam rangka memperluas jangkauan pasar Internasional.
Kepala Biro Perekonomian Setda NTB, Wirajaya Kusuma, yang mewakili Penjabat Gubernur NTB mengatakan apa yang telah dilakukan oleh BCA merupakan upaya untuk mendukung pemerintah dalam memajukan pelaku UMKM.
"UMKM serta pelakunya merupakan pilar utama perekonomian nasional. Apalagi jumlah UMKM di NTB, sangat besar sebagai penggerak perekonomian daerah maupun nasional," katanya dalam penyerahan penyerahan sebanyak 475 sertifikat halal kepada 364 pelaku UMKM di Mataram, Selasa (30/1).
sebanyak .
Wirajaya berharap agar kedepannya pemberian sertifikat halal tidak hanya di Pulau Lombok, saja namun di Pulau Sumbawa. Sebab, pelaku UMKM di Pulau Sumbawa juga relatif banyak dan BCA juga memiliki kantor cabang di daerah tersebut.
Sementara itu, Direktur BCA John Kosasih mengatakan, pihaknya terus memperkuat komitmen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi halal di Indonesia, salah satunya melalui penyerahan 475 sertifikat halal kepada pelaku UMKM di NTB.
"Fasilitasi sertifikasi halal bagi UMKM dilakukan BCA untuk mendukung pengembangan serta peningkatan kualitas produk-produk mereka, agar semakin banyak pelaku usaha yang naik skala usahanya dan berdampak
positif bagi perekonomian masyarakat serta negara," katanya.
Menurut survei Kementerian Koperasi dan UKM RI, omzet pelaku usaha rata-rata meningkat 8,5 persen setelah memperoleh sertifikat halal. Produk bersertifikat halal adalah barang yang banyak diminati masyarakat. Untuk itu, BCA berkomitmen mendukung fasilitasi penerbitan lebih dari 1.000 sertifikat halal bagi UMKM di berbagai daerah.
Kosasih mengatakan, hingga Januari 2024, sebanyak 967 sertifikat halal bagi UMKM sudah terbit berkat fasilitasi BCA. Sisanya, ada puluhan sertifikat halal bagi UMKM hasil fasilitasi BCA yang sedang dalam proses penerbitan, dan diestimasikan terbit dalam waktu dekat.
"Kami bersyukur dapat mencapai jumlah fasilitasi penerbitan sertifikat sesuai estimasi," katanya.
Ia menyebutkan sebanyak 967 sertifikat halal yang sudah terbit tersebar di berbagai daerah, di antaranya, 475 sertifikat halal di Lombok, 133 di Solo dan Yogyakarta, 103 di Banjarmasin, 71 di Tulungagung dan Surabaya, 47 di Makassar, 45 di Jabodetabek, 41 di Tasikmalaya, 32 di Lampung, dan 20 di Padang.
Jumlah sertifikat halal bagi UMKM yang penerbitannya difasilitasi BCA akan terus bertambah. BCA membuka peluang bagi UMKM di daerah lain untuk memperoleh manfaat dari program ini, sebagai wujud komitmen perusahaan untuk senantiasa mendukung perkembangan pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
BCA, kata Kosasih, mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM sebesar 13,4 persen YoY, mencapai Rp116,0 triliun sepanjang 2023. Selain memberi dukungan melalui penyaluran pembiayaan, BCA juga senantiasa menyelenggarakan pelatihan dan seminar untuk UMKM.
Pada 2024, BCA berkomitmen melanjutkan program fasilitasi sertifikasi halal UMKM. Sertifikat halal menjadi kebutuhan penting bagi pelaku usaha di Indonesia, mengingat besarnya populasi umat muslim di Indonesia, dan adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan segala produk makanan dan minuman serta jasa yang terkait dengannya—memiliki sertifikat halal pada 17 Oktober 2024.
Baca juga: BCA Syariah adakan program WEpreneur 2 pelaku UMKM perempuan
Baca juga: Tanam puluhan ribu pohon di Bali, Bakti BCA targetkan manfaat ekologis dan ekonomi masyarakat
"Kami berharap kegiatan ini dapat mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia," ujar Kosasih.
Selain itu, kata dia, dalam upaya meningkatkan kapasitas UMKM untuk menghadapi pasar global, BCA telah menggelar pelatihan ekspor di Yogyakarta dan Semarang, dengan total partisipasi mencapai 60 UMKM.
Dari jumlah tersebut, terdapat empat UMKM yang berasal dari dua Desa Wisata Binaan Bakti BCA, yaitu Kampoeng Batik Gemah Sumilir dan Doesoen Kopi Sirap.
Tidak hanya itu, BCA juga memfasilitasi 10 UMKM terpilih untuk berpartisipasi pada ajang Trade Expo Indonesia yang diadakan Kementerian Perdagangan pada 2023 lalu, dalam rangka memperluas jangkauan pasar Internasional.