Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat berupaya menjadikan Pulau Mansinam di Kabupaten Manokwari sebagai tempat wisata rohani bagi umat Kristen di Tanah Papua maupun di Indonesia.
Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere di Manokwari Senin mengatakan, Pulau Mansinam mempunyai sejarah yang kuat dan mengakar terkait keberadaan agama Kristen di Tanah Papua.
"Pulau Mansinam harus bisa dibuat sedemikian rumah agar bisa menjadi tempat wisata rohani. Pemprov Papua Barat memberikan dukungan sepenuhnya agar Pulau Mansinam ditata lebih baik," katanya.
Baca juga: Akademisi Papua Barat sarankan susun peta jalan ekowisata
Ia menjelaskan, keberadaan Pulau Mansinam mempunyai nilai spiritual yang tinggi bagi umat Kristen, sehingga sudah sewajarnya dijadikan sebagai tempat wisata rohani.
Namun, untuk mencapai itu semua butuh kerja bersama baik antara pemerintah daerah maupun pihak gereja Sinode GKI Tanah Papua.
Menurutnya, jika Pulau Mansinam mampu dikelola dan dijadikan sebagai tempat wisata rohani, maka dampaknya adalah kemajuan perekonomian bagi pemerintah daerah. Pengembangan Pulau Mansinam tidak hanya tugas dari Pemprov Papua Barat tapi juga seluruh pemerintah provinsi di Tanah Papua.
"Ketika bicara pembangunan spiritual, orang akan bawa uang berapapun. Setiap tahun orang bisa wisata rohani sampai luar negeri, kenapa tidak ke Mansinam saja. Ini jadi PR bagi Sinode GKI Tanah Papua dan seluruh pemerintah provinsi di Tanah Papua," katanya.
Ia mengatakan, dirinya akan berembuk bersama para penjabat gubernur di Tanah Papua untuk membahas pengembangan Pulau Mansinam itu.
Baca juga: Papua Barat akan mendata potensi wisata baru
Menurutnya, sejarah telah mencatat bahwa peradaban di tanah Papua dimulai dari Pulau Mansinam. Saat di mana dua misionaris Carl Willhem Ottow dan Johan Gottlob Geissler menginjakan kakinya untuk pertama kali di Papua pada 169 tahun silam, tepatnya tanggal 5 Februari 1855.
"Setelah dua misionaris itu mengabarkan Injil, mereka juga mengajarkan peradaban yang mengarahkan pada terang sejati dan membuat Tanah Papua terbuka bagi siapa saja dan jadi berkat untuk kita semua hingga saat ini. Karena itulah Mansinam layak dijadikan tempat wisata religi," katanya.
Sedangkan Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Velix Vernando Wanggai menyatakan, pihaknya siap membantu untuk penataan dan pembangunan Pulau Mansinam. Meski berbeda daerah administratif, tapi Pulau Mansinam mempunyai satu kesatuan sosial adat dan spiritual dengan seluruh pemerintahan di Tanah Papua.
Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere di Manokwari Senin mengatakan, Pulau Mansinam mempunyai sejarah yang kuat dan mengakar terkait keberadaan agama Kristen di Tanah Papua.
"Pulau Mansinam harus bisa dibuat sedemikian rumah agar bisa menjadi tempat wisata rohani. Pemprov Papua Barat memberikan dukungan sepenuhnya agar Pulau Mansinam ditata lebih baik," katanya.
Baca juga: Akademisi Papua Barat sarankan susun peta jalan ekowisata
Ia menjelaskan, keberadaan Pulau Mansinam mempunyai nilai spiritual yang tinggi bagi umat Kristen, sehingga sudah sewajarnya dijadikan sebagai tempat wisata rohani.
Namun, untuk mencapai itu semua butuh kerja bersama baik antara pemerintah daerah maupun pihak gereja Sinode GKI Tanah Papua.
Menurutnya, jika Pulau Mansinam mampu dikelola dan dijadikan sebagai tempat wisata rohani, maka dampaknya adalah kemajuan perekonomian bagi pemerintah daerah. Pengembangan Pulau Mansinam tidak hanya tugas dari Pemprov Papua Barat tapi juga seluruh pemerintah provinsi di Tanah Papua.
"Ketika bicara pembangunan spiritual, orang akan bawa uang berapapun. Setiap tahun orang bisa wisata rohani sampai luar negeri, kenapa tidak ke Mansinam saja. Ini jadi PR bagi Sinode GKI Tanah Papua dan seluruh pemerintah provinsi di Tanah Papua," katanya.
Ia mengatakan, dirinya akan berembuk bersama para penjabat gubernur di Tanah Papua untuk membahas pengembangan Pulau Mansinam itu.
Baca juga: Papua Barat akan mendata potensi wisata baru
Menurutnya, sejarah telah mencatat bahwa peradaban di tanah Papua dimulai dari Pulau Mansinam. Saat di mana dua misionaris Carl Willhem Ottow dan Johan Gottlob Geissler menginjakan kakinya untuk pertama kali di Papua pada 169 tahun silam, tepatnya tanggal 5 Februari 1855.
"Setelah dua misionaris itu mengabarkan Injil, mereka juga mengajarkan peradaban yang mengarahkan pada terang sejati dan membuat Tanah Papua terbuka bagi siapa saja dan jadi berkat untuk kita semua hingga saat ini. Karena itulah Mansinam layak dijadikan tempat wisata religi," katanya.
Sedangkan Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Velix Vernando Wanggai menyatakan, pihaknya siap membantu untuk penataan dan pembangunan Pulau Mansinam. Meski berbeda daerah administratif, tapi Pulau Mansinam mempunyai satu kesatuan sosial adat dan spiritual dengan seluruh pemerintahan di Tanah Papua.