Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) berharap akademisi dan civitas akademika menjadi lokomotif perdamaian pasca-pelaksanaan Pemilu 2024.
"Para rektor, para dekan, ketua program studi (prodi), civitas akademi, mereka harus menjadi lokomotif, menjadi orang-orang terpandang untuk menjadi suri teladan bagi masyarakat Indonesia," kata Ketua Umum Aptisi Budi Djatmiko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan bahwa usai pemilu, masih banyak masyarakat yang berselisih pendapat, terlihat dari riuhnya media sosial serta narasi yang menduga Pemilu 2024, syarat dengan kecurangan.
"Kami ingin para civitas akademika menjadi penyejuk dalam kondisi-kondisi semacam ini," ujarnya.
Budi menyarankan kepada pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2024, khususnya dari lingkungan kampus, untuk menyalurkan tuntutannya ke jalur hukum yang telah disediakan.
"Jika ada hal-hal kecurangan, ajukan ke jalur hukum yang telah disediakan," pesannya.
Karena itu menurut Budi, tidak perlu lagi ada aksi mahasiswa yang turun ke jalan untuk melakukan protes hasil Pemilu 2024.
"Para akademisi menjadi orang yang terdepan menjalankan etika dan edukasi yang benar, sehingga tidak perlu lagi gontok-gontokan, dan kita sudah melewati permasalahan itu di tahun 2014 dan 2019 juga begitu ramai, dan tahun ini kita harus lebih dewasa," ujarnya.
Baca juga: KPU Jaktim mulai rekapitulasi suara
Baca juga: Bupati Lombok Tengah imbau relawan jaga kamtibmas usai Pemilu 2024
Pemilu 2024 meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.
Sedangkan untuk pemilihan presiden dan wakil presiden diikuti tiga pasangan yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selaku nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari s.d. 20 Maret 2024.
"Para rektor, para dekan, ketua program studi (prodi), civitas akademi, mereka harus menjadi lokomotif, menjadi orang-orang terpandang untuk menjadi suri teladan bagi masyarakat Indonesia," kata Ketua Umum Aptisi Budi Djatmiko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan bahwa usai pemilu, masih banyak masyarakat yang berselisih pendapat, terlihat dari riuhnya media sosial serta narasi yang menduga Pemilu 2024, syarat dengan kecurangan.
"Kami ingin para civitas akademika menjadi penyejuk dalam kondisi-kondisi semacam ini," ujarnya.
Budi menyarankan kepada pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2024, khususnya dari lingkungan kampus, untuk menyalurkan tuntutannya ke jalur hukum yang telah disediakan.
"Jika ada hal-hal kecurangan, ajukan ke jalur hukum yang telah disediakan," pesannya.
Karena itu menurut Budi, tidak perlu lagi ada aksi mahasiswa yang turun ke jalan untuk melakukan protes hasil Pemilu 2024.
"Para akademisi menjadi orang yang terdepan menjalankan etika dan edukasi yang benar, sehingga tidak perlu lagi gontok-gontokan, dan kita sudah melewati permasalahan itu di tahun 2014 dan 2019 juga begitu ramai, dan tahun ini kita harus lebih dewasa," ujarnya.
Baca juga: KPU Jaktim mulai rekapitulasi suara
Baca juga: Bupati Lombok Tengah imbau relawan jaga kamtibmas usai Pemilu 2024
Pemilu 2024 meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.
Sedangkan untuk pemilihan presiden dan wakil presiden diikuti tiga pasangan yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selaku nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari s.d. 20 Maret 2024.