Jakarta (ANTARA) - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) melakukan ekspansi portofolio klien kendaraan listrik komersial dari semula hanya B2G (business to government) hingga ke B2B (business to business).

"Dalam menghadapi tantangan dan peluang pasar saat ini, perusahaan telah memperluas fokus ke sektor B2B, menargetkan industri yang membutuhkan kendaraan untuk kebutuhannya antara lain, hauling tambang, logistik perkebunan, dan pengangkutan log," kata Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Upaya ini dilengkapi dengan pembuatan prototipe dan uji coba produk yang menjanjikan, menandakan komitmen VKTR terhadap inovasi dan keunggulan operasional. Meskipun sektor B2G tetap menjadi bagian penting dari strategi VKTR, diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembelian pemerintah yang dapat dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi.

Potensi elektrifikasi kendaraan komersial sangatlah besar – terdapat lebih dari 6 juta unit truk dan 260 ribu unit bus di Indonesia, dengan tingkat elektrifikasi kedua jenis kendaraan tersebut kurang dari 0,1 persen.

Selain itu, industrialisasi terus menjadi inisiatif strategis perusahaan untuk memperkuat posisi kami sebagai pionir di sektor kendaraan listrik komersial, yang ditandai dengan groundbreaking dari Fasilitas Kendaraan Listrik Komersial berbasis Completely Knock Down (CKD) pertama di Indonesia pada tanggal 27 Februari 2024. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, fasilitas ini merupakan perusahaan patungan antara perusahaan kami dengan Karoseri Tri Sakti yaitu PT VKTR Sakti Industries (VKTS).

“Kami mengakui bahwa, serupa dengan kuartal sebelumnya, kinerja penjualan segmen kendaraan listrik (EV) kami terus dipengaruhi oleh penundaan sementara dalam pemesanan dari klien B2G kami akibat peristiwa politik awal tahun ini. Meskipun demikian, kami menegaskan bahwa backlog kami tetap kuat. VKTR tetap berkomitmen pada misi kami untuk mempercepat mobilitas berkelanjutan dan memimpin pasar kendaraan listrik di negara ini,” kata Gilarsi.

VKTR yakin bahwa investasi strategis perusahaan di bidang manufaktur lokal, penyelesaian fasilitas CKD di Magelang, dan diversifikasi kami ke truk pertambangan listrik akan berkontribusi terhadap kesuksesan jangka panjang kami. Meskipun terdapat tantangan jangka pendek, order book perusahaan yang kuat dan komitmen terhadap disiplin keuangan menempatkan kami dalam posisi yang baik di masa depan.

Gilarsi dalam kesempatan itu mengumumkan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun keuangan 2023. Laporan keuangan konsolidasi perusahaan mencatat pendapatan bersih selama 2023 sebesar Rp1,062 triliun turun sedikit 0,93 persen dibandingkan tahun sebelum nya Rp1,071 triliun pada tahun 2022.

Baca juga: Huawei meresmikan gudang pintar berteknologi 5G pertama di Indonesia
Baca juga: Menkop UKM harap makin banyak UMKM manfaatkan inovasi teknologi

 "Penyesuaian ini sebagian besar disebabkan oleh pergeseran pembelian bus oleh sektor pemerintah, yang diperkirakan akan pulih dalam periode berikutnya," tambahnya.

Total aset meningkat sebesar 62 persen menjadi Rp1,668 triliun dari Rp1,033 triliun pada periode sama yang sebagian besar disebabkan oleh penerimaan dana hasil penawaran umum perdana kami pada pertengahan 2023.

 Sementara itu, total kewajiban berkurang sebesar 31 persen menjadi Rp521 miliar pada tahun 2023 dari Rp758 miliar, terutama karena penurunan signifikan dalam total liabilitas jangka pendek.

 

Pewarta : Ahmad Wijaya
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024