Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) Hermas E. Prabowo mengatakan harga suku cadang kendaraan cenderung naik selama musim libur Lebaran, bahkan hingga menyentuh 40 persen dari harga normal.“Dalam kondisi libur Hari Raya, harga suku cadang dan jasa yang sedikit lebih mahal memang wajar terjadi. Yang penting masih dalam batas yang wajar, misal untuk suku cadang ada kenaikan harga 20 persen dari kondisi normal, saya kira masih cukup wajar apalagi di lokasi yang jauh dari kota,” ujar Hermas dalam pesan singkat kepada ANTARA, Sabtu.

Hermas menjelaskan harga suku cadang dan jasa bengkel naik selama Lebaran karena para mekanik tidak libur, selain mereka tidak memiliki pendapatan harian yang pasti. Para mekanik yang berstatus pekerja lepas juga tidak mendapatkan Tunjangan Hari Raya.

“Kenaikan biaya jasa hingga 40 persen untuk jenis pekerjaan tertentu yang memerlukan keahlian khusus dan upaya yang lebih dari mekanik dan bengkel, itu masih cukup adil. Kalau tidak ada kenaikan ongkos sama sekali tentu itu tidak adil bagi mereka,” kata Hermas.

Baca juga: Produk suku cadang otomotif transaksi 4,07 juta dolar AS

Ketika harus memperbaiki atau merawat rutin kendaraan selama musim libur Lebaran, pemilik kendaraan diimbau meminta daftar harga dan kesepakatan harga yang jelas agar terhindar dari orang-orang yang memanfaatkan situasi.

“Jika perlu ke bengkel dan harus ditangani bengkel atau mekanik freelance, buat kesepakatan-kesepakatan detail di awal sebelum dilakukan perbaikan. Seperti detail jenis pekerjaan, ongkos dan juga harga sparepart,” kata Hermas.

Ketika harga yang ditawarkan masih masuk akal, pemilik kendaraan bisa mempercayai bengkel tersebut. Kenaikan harga dalam kondisi saat ini masih wajar karena kondisi dan juga kepadatan kendaraan.

Hermas juga menyarankan jika kenaikan harga lebih dari 40 persen, jika masih bisa hindari bengkel atau layanan tersebut.

Kebanyakan para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi memiliki masalah pada kebocoran sistem pendinginan, yang menyebabkan kendaraan mereka menjadi overheat (terlalu panas). Selain itu, masalah sistem air conditioner (AC) pada kendaraan yang digunakan saat mudik juga, misalnya tidak berfungsi atau tidak nyaman, juga sering terjadi.

Untuk menghindari masalah tersebut, pemudik wajib melakukan pengecekan menyeluruh sebelum kembali ke tempat tujuan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan.

Baca juga: Perluas pasar di Indonesia, Chery siapkan suku cadang dan diler hingga Papua


Pewarta : Chairul Rohman
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024