Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih Pilpres 2024 memiliki niat yang serius sekali untuk membentuk "Presidential Club".
Menurut dia, Prabowo sudah mendiskusikan hal tersebut sejak bertahun-tahun lalu bersama para kader partai guna mengakomodasi para Presiden Republik Indonesia terdahulu dalam suatu forum demi membangun bangsa.
"Saya ingat betul, mungkin sekitar tahun 2014 Pak Prabowo itu pernah sampaikan ide tersebut," kata Habiburokhman saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan bahwa tempat diskusi paling tepat terkait kebijakan-kebijakan pembangunan bangsa adalah bersama para pemimpin tertinggi yang juga pernah merumuskan kebijakan negara di masa silam.
Sejauh ini, menurutnya komunikasi antara pihak Prabowo bersama para presiden sebelumnya yakni Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo, sangat baik.
Khusus terkait Megawati, dia pun yakin Presiden Ke-5 Republik Indonesia itu bakal bertemu dengan Prabowo untuk membahas kabinet pemerintahan ke depan, termasuk membicarakan gagasan "Presidential Club".
"Saya pikir secara langsung atau tidak langsung, sudah sampai ide ini kepada Ibu Mega, kami kan berkomunikasi dengan jubir-jubir PDIP juga," ucapnya.
Terkait dengan format "Presidential Club", menurutnya pihaknya terbuka untuk menerima saran dan masukan. Namun, kata dia, perkumpulan antar para presiden itu harus diberikan tempat yang khusus.
"Yang penting ada sarana di mana para presiden yang pernah menjabat tersebut bisa memberikan masukan secara eksklusif. Beliau kan presiden yang pernah menjabat, tentu kita harus kasih tempat yang lebih terhormat," tutur dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak, mengungkapkan rencana Prabowo untuk membentuk Presidential Club yang diisi para mantan Presiden RI yang masih hidup sampai saat ini.
Pembentukan klub tersebut, menurut Dahnil, bertujuan agar para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
Dahnil mengatakan Prabowo berharap para pemimpin di Indonesia bisa kompak dan rukun untuk turut berpikir dan bekerja bagi kepentingan rakyat, terlepas dari perbedaan pandangan maupun sikap politik mereka.
Menurut dia, Prabowo sudah mendiskusikan hal tersebut sejak bertahun-tahun lalu bersama para kader partai guna mengakomodasi para Presiden Republik Indonesia terdahulu dalam suatu forum demi membangun bangsa.
"Saya ingat betul, mungkin sekitar tahun 2014 Pak Prabowo itu pernah sampaikan ide tersebut," kata Habiburokhman saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan bahwa tempat diskusi paling tepat terkait kebijakan-kebijakan pembangunan bangsa adalah bersama para pemimpin tertinggi yang juga pernah merumuskan kebijakan negara di masa silam.
Sejauh ini, menurutnya komunikasi antara pihak Prabowo bersama para presiden sebelumnya yakni Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo, sangat baik.
Khusus terkait Megawati, dia pun yakin Presiden Ke-5 Republik Indonesia itu bakal bertemu dengan Prabowo untuk membahas kabinet pemerintahan ke depan, termasuk membicarakan gagasan "Presidential Club".
"Saya pikir secara langsung atau tidak langsung, sudah sampai ide ini kepada Ibu Mega, kami kan berkomunikasi dengan jubir-jubir PDIP juga," ucapnya.
Terkait dengan format "Presidential Club", menurutnya pihaknya terbuka untuk menerima saran dan masukan. Namun, kata dia, perkumpulan antar para presiden itu harus diberikan tempat yang khusus.
"Yang penting ada sarana di mana para presiden yang pernah menjabat tersebut bisa memberikan masukan secara eksklusif. Beliau kan presiden yang pernah menjabat, tentu kita harus kasih tempat yang lebih terhormat," tutur dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak, mengungkapkan rencana Prabowo untuk membentuk Presidential Club yang diisi para mantan Presiden RI yang masih hidup sampai saat ini.
Pembentukan klub tersebut, menurut Dahnil, bertujuan agar para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
Dahnil mengatakan Prabowo berharap para pemimpin di Indonesia bisa kompak dan rukun untuk turut berpikir dan bekerja bagi kepentingan rakyat, terlepas dari perbedaan pandangan maupun sikap politik mereka.