Jakarta (ANTARA) - Pemilik Arthayasa Stable, Rafiq Radinal berharap gelaran Arthayasa Open 2024 menjadi wadah regenerasi atlet Indonesia. Gelaran Arthayasa Open 2024 yang berlangsung di Arthayasa Stable, Limo, Depok, mulai 24 hingga 26 Mei diikuti oleh 277 kuda, 534 entries, 33 stable dari lima provinsi di Indonesia.
"Karena sekarang kita lihat atlet-atlet kita juga ada yang lagi berlatih di luar negeri, di Belanda, saya lihat itu mereka bisa menuju ke Olimpiade 2028. Nah, di negara sendiri kita harus mendukung. Kalau ada satu rider di luar, dua rider di luar, di lokalnya nggak mendukung, susah. Jadi secara komunitas, sport ini harus dibangun bersama, nggak bisa sendirian," ujar Rafiq Radinal kepada pewarta.
Rafiq menguraikan gelaran turnamen yang telah berlangsung sejak 1996 tersebut dipertandingkan untuk mengisi kekosongan jadwal kalender event nasional. Gelaran Arthayasa Open 2024 menjadi salah satu ajang pemanasan bagi para atlet sebelum tampil di sejumlah kejuaraan internasional seperti Arthayasa Grand Prix 2024 dan SEA World Cup Qualifier.
Baca juga: Ketum KOI ungkap kunci sukses panjat tebing di Kualifikasi Olimpiade
Baca juga: Atlet Veddriq Leonardo sabet emas dalam kualifikasi Olimpiade
"Kami lihat di awal tahun ini kurang lebih kebetulan agak kosong jadi saya bikin Arthayasa Open, saya kembalikan lagi supaya gradual itu kayak latihan menuju sejumlah kejuaraan" ujar Rafiq yang berstatus FIE Designer level 3 tersebut.
Arthayasa Open 2024 mempertandingkan kelas terendah 40 cm hingga kelas tertinggi 130 cm. Selain mempertandingkan kelas tersebut, gelaran Arthayasa Open 2024 juga mempertandingkan kategori kostum, dimana para peserta dan kudanya mengenakan serangkaian kostum unik mulai dari tokoh Valak dalam film The Nun hingga tokoh Super Mario dalam permainan nintendo.
"Karena sekarang kita lihat atlet-atlet kita juga ada yang lagi berlatih di luar negeri, di Belanda, saya lihat itu mereka bisa menuju ke Olimpiade 2028. Nah, di negara sendiri kita harus mendukung. Kalau ada satu rider di luar, dua rider di luar, di lokalnya nggak mendukung, susah. Jadi secara komunitas, sport ini harus dibangun bersama, nggak bisa sendirian," ujar Rafiq Radinal kepada pewarta.
Rafiq menguraikan gelaran turnamen yang telah berlangsung sejak 1996 tersebut dipertandingkan untuk mengisi kekosongan jadwal kalender event nasional. Gelaran Arthayasa Open 2024 menjadi salah satu ajang pemanasan bagi para atlet sebelum tampil di sejumlah kejuaraan internasional seperti Arthayasa Grand Prix 2024 dan SEA World Cup Qualifier.
Baca juga: Ketum KOI ungkap kunci sukses panjat tebing di Kualifikasi Olimpiade
Baca juga: Atlet Veddriq Leonardo sabet emas dalam kualifikasi Olimpiade
"Kami lihat di awal tahun ini kurang lebih kebetulan agak kosong jadi saya bikin Arthayasa Open, saya kembalikan lagi supaya gradual itu kayak latihan menuju sejumlah kejuaraan" ujar Rafiq yang berstatus FIE Designer level 3 tersebut.
Arthayasa Open 2024 mempertandingkan kelas terendah 40 cm hingga kelas tertinggi 130 cm. Selain mempertandingkan kelas tersebut, gelaran Arthayasa Open 2024 juga mempertandingkan kategori kostum, dimana para peserta dan kudanya mengenakan serangkaian kostum unik mulai dari tokoh Valak dalam film The Nun hingga tokoh Super Mario dalam permainan nintendo.