Lombok Tengah (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan pelatihan tentang pengembangan wisata hijau (green tourism) dan standarisasi sarana hunian sementara pariwisata (sarhunta) bagi kelompok sadar wisata (pokdarwis) dari tujuh desa wisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Kabupaten Lombok Tengah dan Pulau Sumbawa.
Pelatihan yang digelar selama dua hari tersebut dibuka oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Achmad Fauzi, di Desa Wisata Hijau Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (5/6/2024).
"Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola pariwisata, menciptakan lingkungan desa wisata yang bersih, dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal," kata Fauzi, saat membuka acara capacity building penguatan green tourism dan standarisasi sarana hunian pariwisata (sarhunta) desa wisata.
Dalam pelatihan tersebut, kata dia, para peserta diberikan materi tentang bagaimana mengelola sampah menjadi bernilai ekonomi.
Mereka diajarkan cara mengolah sampah organik menjadi pupuk dan produk-produk turunan lainnya yang memiliki nilai jual, sampah non-organik dapat diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi produk-produk bernilai ekonomis.
Selain itu, pelatihan ini juga membahas tentang standarisasi hunian pariwisata. Hal ini penting untuk memastikan bahwa hunian wisata di NTB memenuhi standar kualitas dan kenyamanan bagi para wisatawan.
"Dalam pelatihan ini, kami menghadirkan dua orang pemateri, yakni dari Politeknik Pariwisata Lombok, dan dari ibu Aisyah dari Bank Sampah," ujarnya.
Menurut Fauzi sampah merupakan salah satu masalah utama di kawasan wisata. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan sampah yang efektif dan efisien.
Untuk itu, ia berharap agar pelatihan ini dapat membantu para peserta dalam mengurangi permasalahan sampah di desa wisata masing-masing dan mampu mengelola sampah menjadi nilai ekonomi.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Pariwisata, Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Ardhyka, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank Indonesia yang selalu konsisten mendukung Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dalam mengembangkan pariwisata hijau.
Ia juga berharap pelatihan pariwisata hijau dan penguatan standar sarhunta yang difasilitasi oleh Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, dapat membantu pokdarwis dalam mengelola desa wisata menjadi lebih baik.
"Saya harap setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari di desa wisata mereka masing-masing," ujarnya.
Sekretaris Desa Bilebante, Ahmad Suparta, juga mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yanh sudah menempatkan Desa Wisata Hijau Bilebante sebagai tempat pelatihan.
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Wae Lolos mencapai 4.623 orang
Baca juga: Mataram optimalkan pokdarwis awasi objek wisata saat libur Lebaran
Desa Wisata Hijau Bilebante, kata dia, sudah banyak mendapat penghargaan dan pembinaan. Namun masih banyak kelemahan terutama mengenai pengelolaan sampah dari aktivitas pariwisata.
"Kami di sini sudah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan sampah. Ada program Jumat bersih. Tapi namanya kesadaran masyarakat harus terus ditumbuhkan," ucapnya.
Pelatihan yang digelar selama dua hari tersebut dibuka oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Achmad Fauzi, di Desa Wisata Hijau Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (5/6/2024).
"Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola pariwisata, menciptakan lingkungan desa wisata yang bersih, dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal," kata Fauzi, saat membuka acara capacity building penguatan green tourism dan standarisasi sarana hunian pariwisata (sarhunta) desa wisata.
Dalam pelatihan tersebut, kata dia, para peserta diberikan materi tentang bagaimana mengelola sampah menjadi bernilai ekonomi.
Mereka diajarkan cara mengolah sampah organik menjadi pupuk dan produk-produk turunan lainnya yang memiliki nilai jual, sampah non-organik dapat diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi produk-produk bernilai ekonomis.
Selain itu, pelatihan ini juga membahas tentang standarisasi hunian pariwisata. Hal ini penting untuk memastikan bahwa hunian wisata di NTB memenuhi standar kualitas dan kenyamanan bagi para wisatawan.
"Dalam pelatihan ini, kami menghadirkan dua orang pemateri, yakni dari Politeknik Pariwisata Lombok, dan dari ibu Aisyah dari Bank Sampah," ujarnya.
Menurut Fauzi sampah merupakan salah satu masalah utama di kawasan wisata. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan sampah yang efektif dan efisien.
Untuk itu, ia berharap agar pelatihan ini dapat membantu para peserta dalam mengurangi permasalahan sampah di desa wisata masing-masing dan mampu mengelola sampah menjadi nilai ekonomi.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Pariwisata, Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Ardhyka, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank Indonesia yang selalu konsisten mendukung Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dalam mengembangkan pariwisata hijau.
Ia juga berharap pelatihan pariwisata hijau dan penguatan standar sarhunta yang difasilitasi oleh Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, dapat membantu pokdarwis dalam mengelola desa wisata menjadi lebih baik.
"Saya harap setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari di desa wisata mereka masing-masing," ujarnya.
Sekretaris Desa Bilebante, Ahmad Suparta, juga mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yanh sudah menempatkan Desa Wisata Hijau Bilebante sebagai tempat pelatihan.
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Wae Lolos mencapai 4.623 orang
Baca juga: Mataram optimalkan pokdarwis awasi objek wisata saat libur Lebaran
Desa Wisata Hijau Bilebante, kata dia, sudah banyak mendapat penghargaan dan pembinaan. Namun masih banyak kelemahan terutama mengenai pengelolaan sampah dari aktivitas pariwisata.
"Kami di sini sudah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan sampah. Ada program Jumat bersih. Tapi namanya kesadaran masyarakat harus terus ditumbuhkan," ucapnya.