Jakarta (ANTARA) - Jaringan Muslim Madani (JMM) mengapresiasi manajemen pelayanan dari panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) 2024, yang telah memberi pelayanan maksimal kepada para jamaah haji asal Indonesia.
"Pantauan kami langsung di lapangan yang mengikuti rangkaian puncak haji Armuzna, dimana manajemen pelayanan berjalan baik dan matang. Seperti skema murur di Muzdalifah hingga arus pergerakan Jamaah ke Jamarat dengan pelayanan maksimal dari petugas haji," kata Direktur Eksekutif JMM Syukron Jamal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, indikator suksesnya penyelenggaraan ibadah haji 2024 ini adalah lancarnya proses puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina atau Armuzna. Lokasi itu, menjadi fase penting dan krusial, dimana dalam pelaksanaannya jamaah terlayani dengan baik, dalam menjalankan ibadah yakni wukuf, mabit dan melempar jumrah.
"Dengan maksimalnya pelayanan tersebut, hal-hal krusial pada fase puncak haji seperti jamaah kelelahan, hilang dan tersesat dapat betul-betul diminimalisir dan diatasi dengan cepat dan tanggap oleh PPIH. Khususnya peran petugas haji di lapangan," jelasnya.
Adapun terkait layanan pemondokan di Mina yang melebihi kapasitas, dia menilai kenyataan di lapangan tidak semua terjadi, sehingga tidak bisa dijadikan patokan secara keseluruhan.
Baca juga: Sebanyak 169.958 calon haji reguler Indonesia di Makkah
Baca juga: Dua calon haji Kloter II Embarkasi Lombok NTB batal berangkat
"Saya ikut bermalam hingga nafar tsani, kondisi secara umum baik. Pemondokan tidak ada masalah, makanan berlimpah. Jika pun ada kendala-kendala seperti antre di kamar mandi, itupun tidak berlangsung lama dan tidak crodit, hanya berlangsung pada waktu-waktu tertentu," jelasnya.
Syukron berharap sukses penyelenggaraan haji 2024, dapat terus ditingkatkan atau minimal dipertahankan pada tahun-tahun yang akan datang, sehingga jamaah haji Indonesia dapat terlayani dengan baik, dalam menjalankan ibadah di tanah suci untuk menggapai haji yang mabrur.
"Pantauan kami langsung di lapangan yang mengikuti rangkaian puncak haji Armuzna, dimana manajemen pelayanan berjalan baik dan matang. Seperti skema murur di Muzdalifah hingga arus pergerakan Jamaah ke Jamarat dengan pelayanan maksimal dari petugas haji," kata Direktur Eksekutif JMM Syukron Jamal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, indikator suksesnya penyelenggaraan ibadah haji 2024 ini adalah lancarnya proses puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina atau Armuzna. Lokasi itu, menjadi fase penting dan krusial, dimana dalam pelaksanaannya jamaah terlayani dengan baik, dalam menjalankan ibadah yakni wukuf, mabit dan melempar jumrah.
"Dengan maksimalnya pelayanan tersebut, hal-hal krusial pada fase puncak haji seperti jamaah kelelahan, hilang dan tersesat dapat betul-betul diminimalisir dan diatasi dengan cepat dan tanggap oleh PPIH. Khususnya peran petugas haji di lapangan," jelasnya.
Adapun terkait layanan pemondokan di Mina yang melebihi kapasitas, dia menilai kenyataan di lapangan tidak semua terjadi, sehingga tidak bisa dijadikan patokan secara keseluruhan.
Baca juga: Sebanyak 169.958 calon haji reguler Indonesia di Makkah
Baca juga: Dua calon haji Kloter II Embarkasi Lombok NTB batal berangkat
"Saya ikut bermalam hingga nafar tsani, kondisi secara umum baik. Pemondokan tidak ada masalah, makanan berlimpah. Jika pun ada kendala-kendala seperti antre di kamar mandi, itupun tidak berlangsung lama dan tidak crodit, hanya berlangsung pada waktu-waktu tertentu," jelasnya.
Syukron berharap sukses penyelenggaraan haji 2024, dapat terus ditingkatkan atau minimal dipertahankan pada tahun-tahun yang akan datang, sehingga jamaah haji Indonesia dapat terlayani dengan baik, dalam menjalankan ibadah di tanah suci untuk menggapai haji yang mabrur.