Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Indonesia telah mencapai swasembada hingga mampu ekspor surplus unggas dan telur ke beberapa negara.

"Dalam hal unggas dan telur, dengan senang hati saya sampaikan bahwa Indonesia telah mencapai swasembada dan mulai mengekspor surplusnya," kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Mentan menyampaikan hal itu dalam kunjungan kerja bertemu dengan pimpinan perusahaan asal Vietnam, TH Group di Hanoi, Vietnam. Meski begitu, dia tidak merinci berapa volume surplus unggas dan telur yang ada saat ini.

Selain itu, ia juga mengatakan pemerintah Indonesia tengah menggencarkan swasembada beras di tengah ancaman perubahan iklim seperti kekeringan dan banjir.

"Indonesia bercita-cita menjadi pemasok pangan global pada 2033. Untuk mencapai tujuan tersebut, peningkatan produksi pangan sangat penting," ujarnya.

Kementan mencatat, negara tujuan ekspor unggas dan telur yakni Jepang, Singapura, Papua Nugini, Timor Leste, Myanmar, Bangladesh, Filipina, Brunei Darussalam, Qatar, UEA, dan Benin.

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor unggas dan telur dalam tiga tahun terakhir meningkat. Ia menyebutkan, pada tahun 2021 nilai ekspor unggas dan telur mencapai 2,5 juta dolar AS, tahun 2022 naik menjadi 3,8 juta dolar AS, lalu di tahun 2023 kembali naik menjadi 5,1 juta dolar AS. Sedangkan di tahun 2024 hingga Mei 2024, nilai ekspor unggas dan telur sudah mencapai 3,1 juta dolar AS.

Menurutnya, terdapat pertumbuhan nilai ekspor unggas 52 persen di tahun 2022 dibanding 2021 dan pertumbuhan 34 persen di tahun 2023 dibanding tahun 2022. Dengan daerah pengekspor unggas dan telur meliputi DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Riau.

Baca juga: Mentan wakili Presiden Jokowi mengucapkan belasungkawa ke rakyat Vietnam
Baca juga: Mentan sebut industri biofuel sudah disiapkan mendukung program B50

Selain itu, Amran juga mengaku bahwa Indonesia sedang berupaya melakukan perluasan areal tanam melalui optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi sekali dalam setahun dan sistem tanam terpadu pada lahan sawah dataran rendah (padi gogo) di areal perkebunan.

Indeks tanam pun turut ditingkatkan dengan optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi 2-3 kali dalam setahun dan pompanisasi yakni memanfaatkan pompa air untuk mengairi lahan.
 


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024