Jakarta (ANTARA) - Tiga tim IBL tidak melakukan pergantian pemain sepanjang musim 2024 yang merupakan jarang terjadi di tengah semakin ketatnya kompetisi liga dan hampir seluruh klub melakukan perubahan untuk menambah kekuatan.
Ketiga tim tersebut adalah Dewa United Banten, Bali United Basketball Club, dan Satya Wacana Salatiga yang membuktikan bahwa konsistensi dan kepercayaan penuh kepada skuad bisa menjadi kunci dalam menghadapi ketatnya kompetisi.
1. Dewa United Banten
Dewa United Banten memasuki musim dengan ambisi besar menjuarai liga. Mengutip laman resmi IBL, manajemen klub melakukan persiapan matang dengan mendatangkan sejumlah pemain berkualitas, baik lokal maupun asing. Nama-nama besar seperti Lester Prosper yang merupakan pemain naturalisasi Timnas Indonesia, serta mantan pemain NBA, Jordan Lavell Adams, menjadi kekuatan utama tim ini.
Awal musim berjalan sangat baik bagi Dewa United. Mereka mencatat 12 kemenangan berturut-turut sampai dihentikan oleh Pelita Jaya awal Mei 2024. Meskipun demikian, Dewa United tetap dominan selama musim reguler dengan rekor 22 kemenangan dan 4 kekalahan. Namun, mimpi mereka menjuarai liga kandas pada babak semifinal setelah kalah 0-2 dari Satria Muda.
2. Bali United Basketball
Berbeda dengan Dewa United yang dipenuhi bintang, Bali United Basketball Club memilih tampil sederhana namun solid. Di bawah arahan pelatih Anthony Garbelotto, Bali United bermain dengan komposisi 15 pemain tanpa ada pergantian sepanjang musim. Tiga pemain asing, yaitu Xavier Charles Cannefax, Kierell Ar'Darius Green, dan Ryan Taylor Batte, menjadi pilar utama tim ini.
Bali United berhasil menembus babak playoff dan finis peringkat ketujuh dengan rekor 13-13. Prestasi ini patut diapresiasi mengingat keterbatasan yang mereka miliki. Pemain lokal seperti Abraham Renoldi Wenas dan Ponsianus Nyoman Indrawan bahkan berhasil masuk nominasi penghargaan individu dan All-IBL.
3. Satya Wacana Salatiga
Satya Wacana Salatiga mungkin bukan favorit pada awal musim, namun mereka berhasil mencatatn sejarah baru dengan mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta untuk pertama kalinya. Dengan rekor 6 menang dan 20 kalah, Satya Wacana menunjukkan perbaikan dibandingkan musim sebelumnya, termasuk satu kemenangan bersejarah atas Satria Muda dengan skor 84-68.
Baca juga: Dimas 'Mbot' nilai pemain asing dorong IBL semakin kompetitif
Baca juga: Manajemen IBL umumkan daftar pemain "second team" 2024
Kepercayaan penuh diberikan kepada para pemain lokal dan rookie yang tampil impresif, seperti Imanuel Mailensun, Yehezkiel Mahesvara Rahadiyanto, dan Rexy Fernando. Mereka bahkan masuk nominasi Rookie of the Year. Meskipun penampilan awal pemain asing seperti Michael David Henn dan Isaac Pito Asrat sempat menuai kritik, pelatih Jerry Lolowang tetap mempercayai kemampuan mereka hingga akhir musim.
Ketiga tim tersebut adalah Dewa United Banten, Bali United Basketball Club, dan Satya Wacana Salatiga yang membuktikan bahwa konsistensi dan kepercayaan penuh kepada skuad bisa menjadi kunci dalam menghadapi ketatnya kompetisi.
1. Dewa United Banten
Dewa United Banten memasuki musim dengan ambisi besar menjuarai liga. Mengutip laman resmi IBL, manajemen klub melakukan persiapan matang dengan mendatangkan sejumlah pemain berkualitas, baik lokal maupun asing. Nama-nama besar seperti Lester Prosper yang merupakan pemain naturalisasi Timnas Indonesia, serta mantan pemain NBA, Jordan Lavell Adams, menjadi kekuatan utama tim ini.
Awal musim berjalan sangat baik bagi Dewa United. Mereka mencatat 12 kemenangan berturut-turut sampai dihentikan oleh Pelita Jaya awal Mei 2024. Meskipun demikian, Dewa United tetap dominan selama musim reguler dengan rekor 22 kemenangan dan 4 kekalahan. Namun, mimpi mereka menjuarai liga kandas pada babak semifinal setelah kalah 0-2 dari Satria Muda.
2. Bali United Basketball
Berbeda dengan Dewa United yang dipenuhi bintang, Bali United Basketball Club memilih tampil sederhana namun solid. Di bawah arahan pelatih Anthony Garbelotto, Bali United bermain dengan komposisi 15 pemain tanpa ada pergantian sepanjang musim. Tiga pemain asing, yaitu Xavier Charles Cannefax, Kierell Ar'Darius Green, dan Ryan Taylor Batte, menjadi pilar utama tim ini.
Bali United berhasil menembus babak playoff dan finis peringkat ketujuh dengan rekor 13-13. Prestasi ini patut diapresiasi mengingat keterbatasan yang mereka miliki. Pemain lokal seperti Abraham Renoldi Wenas dan Ponsianus Nyoman Indrawan bahkan berhasil masuk nominasi penghargaan individu dan All-IBL.
3. Satya Wacana Salatiga
Satya Wacana Salatiga mungkin bukan favorit pada awal musim, namun mereka berhasil mencatatn sejarah baru dengan mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta untuk pertama kalinya. Dengan rekor 6 menang dan 20 kalah, Satya Wacana menunjukkan perbaikan dibandingkan musim sebelumnya, termasuk satu kemenangan bersejarah atas Satria Muda dengan skor 84-68.
Baca juga: Dimas 'Mbot' nilai pemain asing dorong IBL semakin kompetitif
Baca juga: Manajemen IBL umumkan daftar pemain "second team" 2024
Kepercayaan penuh diberikan kepada para pemain lokal dan rookie yang tampil impresif, seperti Imanuel Mailensun, Yehezkiel Mahesvara Rahadiyanto, dan Rexy Fernando. Mereka bahkan masuk nominasi Rookie of the Year. Meskipun penampilan awal pemain asing seperti Michael David Henn dan Isaac Pito Asrat sempat menuai kritik, pelatih Jerry Lolowang tetap mempercayai kemampuan mereka hingga akhir musim.