Jakarta (ANTARA) - Perjuangan ganda Indonesia Christhoper Rungkat/Nathan Anthony Barki untuk meraih gelar juara ganda putra ITF M15 World tenis tour Bali seri pertama akhirnya harus pupus hingga babak semifinal.
Bertanding di lapangan Bali National Tennis Center, di kawasan wisata ITDC Nusa Dua, Jumat, unggulan kedua dari Indonesia itu gagal meneruskan tren positif seperti laga-laga sebelumnya setelah dipaksa menyerah dengan straight set oleh lawannya Shintaro Imai/Moerani Bouzige.
Menghadapi unggulan ke empat pasangan dari Australia dan Jepang itu, Christo/Nathan memiliki peluang untuk mem-break servis lawan.
Namun, di saat poin-poin krusial, Christo/Nathan gagal memanfaatkan momentum tersebut. Sebaliknya, di gim ke-7, Shintaro Imai/Moerani Bouzige justru berhasil mem-break servis Christo untuk memimpin 4-3, dan akhirnya memenangi set pertama dengan skor 6-3.
Memasuki set berikutnya, bekal keunggulan di set pertama kian menambah motivasi dan kepercayaan diri Imai/Bouzige yang membuat kedua pasangan tampil solid dan mampu mendikte Chtisto/Nathan.
Sebaliknya, ganda tuan rumah Indonesia tidak mampu keluar dari tekanan dan terus tertinggal dalam perolehan poin hingga 0-4 dan hanya mampu mengejar defisit dua angka saja, sebelum akhirnya menyerah 2-6.
Baca juga: Petenis Rifqi Fitriadi pilih realistis pertahankan gelar PON usai cedera
Baca juga: Sinner bersiap di Cincinnati usai kekalahan menguras fisik
Menanggapi kekalahannya, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, Nathan menyatakan bahwa kegagalan memanfaatkan momentum untuk mem-break servis lawannya sebanyak tiga hingga empat kali di set perdana, namun sayangnya tak mampu terwujud merupakan kunci gagalnya melaju ke final.
Meski demikian, Nathan menyebut bahwa turnamen tersebut menjadi pengalaman berharga menjelang penampilannya di seri kedua Amman Mineral Men's World Tennis Championship 2024, dimana kompetisinya nanti bakal lebih tinggi, dikarenakan level turnamen meningkat menjadi M25 ITF World tenis tour.
Bertanding di lapangan Bali National Tennis Center, di kawasan wisata ITDC Nusa Dua, Jumat, unggulan kedua dari Indonesia itu gagal meneruskan tren positif seperti laga-laga sebelumnya setelah dipaksa menyerah dengan straight set oleh lawannya Shintaro Imai/Moerani Bouzige.
Menghadapi unggulan ke empat pasangan dari Australia dan Jepang itu, Christo/Nathan memiliki peluang untuk mem-break servis lawan.
Namun, di saat poin-poin krusial, Christo/Nathan gagal memanfaatkan momentum tersebut. Sebaliknya, di gim ke-7, Shintaro Imai/Moerani Bouzige justru berhasil mem-break servis Christo untuk memimpin 4-3, dan akhirnya memenangi set pertama dengan skor 6-3.
Memasuki set berikutnya, bekal keunggulan di set pertama kian menambah motivasi dan kepercayaan diri Imai/Bouzige yang membuat kedua pasangan tampil solid dan mampu mendikte Chtisto/Nathan.
Sebaliknya, ganda tuan rumah Indonesia tidak mampu keluar dari tekanan dan terus tertinggal dalam perolehan poin hingga 0-4 dan hanya mampu mengejar defisit dua angka saja, sebelum akhirnya menyerah 2-6.
Baca juga: Petenis Rifqi Fitriadi pilih realistis pertahankan gelar PON usai cedera
Baca juga: Sinner bersiap di Cincinnati usai kekalahan menguras fisik
Menanggapi kekalahannya, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, Nathan menyatakan bahwa kegagalan memanfaatkan momentum untuk mem-break servis lawannya sebanyak tiga hingga empat kali di set perdana, namun sayangnya tak mampu terwujud merupakan kunci gagalnya melaju ke final.
Meski demikian, Nathan menyebut bahwa turnamen tersebut menjadi pengalaman berharga menjelang penampilannya di seri kedua Amman Mineral Men's World Tennis Championship 2024, dimana kompetisinya nanti bakal lebih tinggi, dikarenakan level turnamen meningkat menjadi M25 ITF World tenis tour.