Mataram (Antaranews NTB) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai tahun ini membuka program beasiswa 1.000 orang mahasiswa baik putra dan putri untuk melanjutkan kuliah S2 di luar negeri.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah di Mataram, Kamis, mengatakan pengiriman 1.000 mahasiswa NTB untuk sekolah ke luar negeri itu dilakukan secara bertahap.
"Untuk tahap pertama ini kita kirim 20 orang dulu untuk melanjutkan S2 di Polandia," kata Zulkieflimansyah seusai melepas mahasiswa gelombang pertama yang akan menuju Polandia di Kantor Gubernur NTB di Kota Mataram, Kamis.
Ia menuturkan, 20 orang mahasiswa yang dikirim pada tahap pertama Oktober 2018 ini diharapkan dapat menjadi pembuka jalan bagi para mahasiswa NTB yang akan menyusul.
"Mereka betul-betul akan bertarung seperti Marcopolo, jadi bukan bersenang-senang. Mereka akan jadi pembuka jalan, namanya pembuka pasti akan banyak perjuangan, tapi semua akan pupus saat salju pertama turun," ujarnya.
Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul, menyampaikan beasiswa hanya ditujukan pada S2 karena dinilai sudah memiliki pengalaman dan melanjutkan mencari beasiswa S3.
"Kami tahu selalu ada jalan, jaga nama baik daerah, teman-teman akan jadi duta NTB di sana," tukas Doktor Zul.
Ia berharap pengalaman kuliah di luar negeri membuat para mahasiswa NTB tidak hanya akan memiliki kualitas mumpuni sebagai pemimpin di NTB, melainkan juga bagi bangsa ke depan.
"Kabarkan berita indah dari Polandia kepada anak-anak muda di NTB agar terpacu," ucapnya.
Lebih lanjut, Zulkieflimansyah mengatakan, program beasiswa bagi mahasiswa untuk kuliah keluar negeri bukan persoalan yang sulit jika ada kemauan. Terbukti animo masyarakat NTB cukup tinggi saat program beasiswa dibuka.
"Ada 400 orang yang mendaftar, melalui seleksi ketat dan fair akan dikirimkan 20 orang untuk tahap pertama," ungkapnya.
Menurut politisi PKS ini, Pemprov NTB akan rutin mengirimkan 1.000 mahasiswa kuliah keluar negeri yang terbagi pada dua tahap pada setiap tahunnya. Meski demikian, diakuinya banyak yang mencibir programnya bersama Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah tersebut, namun ia tetap optimistis program tersebut akan dapat terealisasi.
"Apa betul bisa kirim 1.000 orang setiap tahun, kalau lihat wajah-wajah anda jangankan 1.000 orang, 2 ribu orang juga bisa," tegas Doktor Zul.
Ia menilai, kuliah di luar negeri akan memberikan pengalaman yang bagus untuk anak-anak NTB dalam memandang dunia dan meningkatkan wawasan. Sebab, dengan adanya pengalaman tersebut, ia meyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB.
"Kalau keluar negeri, primordial akan kurang tapi rasa kecintaan dan kebangsaan akan lebih kuat," tambahnya.
Terkait negara tempat mahasiswa NTB dikirim, yakni Polandia. Zul mengatakan biaya pendidikan di negara tersebut relatif lebih murah dan berada di jantung Eropa. Namun, tidak menutup kemungkinan, NTB juga akan mengirimkan mahasiswa ke negara-negara lain.
"Polandia, karena murah saja, ada akses yang dibuka, kualitas bagus. Sebenarnya banyak negara di Eropa gratis pendidikan," jelasnya.
Terkait pendanaan untuk beasiswa, kata Zul, tidak menggunakan dana dari APBD, melainkan sponsor dari pelaku usaha. Kalau menggunakan APBD belum bisa dilakukan karena perlu meyakinkan masyarakat dan anggota DPRD NTB terlebih dahulu bahwa program ini sukses. Sedangkan apa yang ia lakukan masih dalam tahap awal. (*)
Gubernur NTB Zulkieflimansyah di Mataram, Kamis, mengatakan pengiriman 1.000 mahasiswa NTB untuk sekolah ke luar negeri itu dilakukan secara bertahap.
"Untuk tahap pertama ini kita kirim 20 orang dulu untuk melanjutkan S2 di Polandia," kata Zulkieflimansyah seusai melepas mahasiswa gelombang pertama yang akan menuju Polandia di Kantor Gubernur NTB di Kota Mataram, Kamis.
Ia menuturkan, 20 orang mahasiswa yang dikirim pada tahap pertama Oktober 2018 ini diharapkan dapat menjadi pembuka jalan bagi para mahasiswa NTB yang akan menyusul.
"Mereka betul-betul akan bertarung seperti Marcopolo, jadi bukan bersenang-senang. Mereka akan jadi pembuka jalan, namanya pembuka pasti akan banyak perjuangan, tapi semua akan pupus saat salju pertama turun," ujarnya.
Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul, menyampaikan beasiswa hanya ditujukan pada S2 karena dinilai sudah memiliki pengalaman dan melanjutkan mencari beasiswa S3.
"Kami tahu selalu ada jalan, jaga nama baik daerah, teman-teman akan jadi duta NTB di sana," tukas Doktor Zul.
Ia berharap pengalaman kuliah di luar negeri membuat para mahasiswa NTB tidak hanya akan memiliki kualitas mumpuni sebagai pemimpin di NTB, melainkan juga bagi bangsa ke depan.
"Kabarkan berita indah dari Polandia kepada anak-anak muda di NTB agar terpacu," ucapnya.
Lebih lanjut, Zulkieflimansyah mengatakan, program beasiswa bagi mahasiswa untuk kuliah keluar negeri bukan persoalan yang sulit jika ada kemauan. Terbukti animo masyarakat NTB cukup tinggi saat program beasiswa dibuka.
"Ada 400 orang yang mendaftar, melalui seleksi ketat dan fair akan dikirimkan 20 orang untuk tahap pertama," ungkapnya.
Menurut politisi PKS ini, Pemprov NTB akan rutin mengirimkan 1.000 mahasiswa kuliah keluar negeri yang terbagi pada dua tahap pada setiap tahunnya. Meski demikian, diakuinya banyak yang mencibir programnya bersama Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah tersebut, namun ia tetap optimistis program tersebut akan dapat terealisasi.
"Apa betul bisa kirim 1.000 orang setiap tahun, kalau lihat wajah-wajah anda jangankan 1.000 orang, 2 ribu orang juga bisa," tegas Doktor Zul.
Ia menilai, kuliah di luar negeri akan memberikan pengalaman yang bagus untuk anak-anak NTB dalam memandang dunia dan meningkatkan wawasan. Sebab, dengan adanya pengalaman tersebut, ia meyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB.
"Kalau keluar negeri, primordial akan kurang tapi rasa kecintaan dan kebangsaan akan lebih kuat," tambahnya.
Terkait negara tempat mahasiswa NTB dikirim, yakni Polandia. Zul mengatakan biaya pendidikan di negara tersebut relatif lebih murah dan berada di jantung Eropa. Namun, tidak menutup kemungkinan, NTB juga akan mengirimkan mahasiswa ke negara-negara lain.
"Polandia, karena murah saja, ada akses yang dibuka, kualitas bagus. Sebenarnya banyak negara di Eropa gratis pendidikan," jelasnya.
Terkait pendanaan untuk beasiswa, kata Zul, tidak menggunakan dana dari APBD, melainkan sponsor dari pelaku usaha. Kalau menggunakan APBD belum bisa dilakukan karena perlu meyakinkan masyarakat dan anggota DPRD NTB terlebih dahulu bahwa program ini sukses. Sedangkan apa yang ia lakukan masih dalam tahap awal. (*)