Solo (ANTARA) - Atlet para tenis meja Kalimantan Selatan, Akhmad Nazimullah menilai atmosfer pertandingan pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 kali ini lebih sengit.
"Kalau atmosfer pertandingannya sendiri tentu pemain lain ini dari 2021 bahkan ada pemain baru juga yang masih belia tentunya mereka menyadari harus skill up dan memang dibandingkan dengan 2021 ini jauh-jauh lebih kompetitif," kata Akhmad Nazimullah kepada pewarta, Rabu.
Akhmad Nazimullah yang turun di kategori tuna netra, baru saja melaju ke babak perempat final usai menumbangkan salah satu unggulan dari kontingen Jakarta, Dehan, 2-0 (11-5, 11-8).
Akhmad mengungkapkan mulai menekuni tenis meja pada tahun 2017 dan telah memperoleh sejumlah pengalaman dari berbagai ajang daerah di tahun yang sama.
Baca juga: Dimas meraih emas Peparnas saat ganti nomor ke lompat jauh
"Saya mengenal tenis meja ini dan memulai karir juga di tahun yang sama itu 2017. Waktu itu pertama kali ikut event itu tingkat provinsi itu kompetisinya antar kabupaten bukan antar provinsi seperti layaknya Peparnas," ujar Akhmad Nazimullah.
Akhmad yang kini berstatus sebagai mahasiswa semester lima jurusan pendidikan agama Islam pada UIN Antasari tersebut akhirnya melangkah ke Peparnas Papua 2020 dari penampilan apiknya di kompetisi provinsi.
Baca juga: Atlet Fadli belum pikirkan pensiun dari para-balap sepeda
Saat ini Akhmad mengaku sudah mulai bisa membagi waktu antara latihan dengan kesibukannya di kuliah meski sempat mengalami kesulitan ketika memasuki awal-awal studi.
"Tentu manajemen waktu sangat saya andalkan dalam hal ini dan saya berusaha keras untuk mengelola waktu saya antara kuliah tugas dan latihan karena saya juga latihan. Saya menganggap ini adalah sebuah tanggung jawab yang besar dan suatu kebanggaan yang besar juga bagi saya punya kesempatan untuk mengharumkan nama provinsi," ujar Akhmad.
"Kalau atmosfer pertandingannya sendiri tentu pemain lain ini dari 2021 bahkan ada pemain baru juga yang masih belia tentunya mereka menyadari harus skill up dan memang dibandingkan dengan 2021 ini jauh-jauh lebih kompetitif," kata Akhmad Nazimullah kepada pewarta, Rabu.
Akhmad Nazimullah yang turun di kategori tuna netra, baru saja melaju ke babak perempat final usai menumbangkan salah satu unggulan dari kontingen Jakarta, Dehan, 2-0 (11-5, 11-8).
Akhmad mengungkapkan mulai menekuni tenis meja pada tahun 2017 dan telah memperoleh sejumlah pengalaman dari berbagai ajang daerah di tahun yang sama.
Baca juga: Dimas meraih emas Peparnas saat ganti nomor ke lompat jauh
"Saya mengenal tenis meja ini dan memulai karir juga di tahun yang sama itu 2017. Waktu itu pertama kali ikut event itu tingkat provinsi itu kompetisinya antar kabupaten bukan antar provinsi seperti layaknya Peparnas," ujar Akhmad Nazimullah.
Akhmad yang kini berstatus sebagai mahasiswa semester lima jurusan pendidikan agama Islam pada UIN Antasari tersebut akhirnya melangkah ke Peparnas Papua 2020 dari penampilan apiknya di kompetisi provinsi.
Baca juga: Atlet Fadli belum pikirkan pensiun dari para-balap sepeda
Saat ini Akhmad mengaku sudah mulai bisa membagi waktu antara latihan dengan kesibukannya di kuliah meski sempat mengalami kesulitan ketika memasuki awal-awal studi.
"Tentu manajemen waktu sangat saya andalkan dalam hal ini dan saya berusaha keras untuk mengelola waktu saya antara kuliah tugas dan latihan karena saya juga latihan. Saya menganggap ini adalah sebuah tanggung jawab yang besar dan suatu kebanggaan yang besar juga bagi saya punya kesempatan untuk mengharumkan nama provinsi," ujar Akhmad.