Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggencarkan pembentukan program Sekolah Sehat untuk membentuk kader-kader kesehatan di kalangan pelajar di kota itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan program itu bertujuan agar siswa memiliki teman bicara yang memahami pentingnya kesehatan mental dan dapat mencegah mereka dari permasalahan sosial, seperti penyalahgunaan narkoba, pernikahan usia dini, hingga depresi.

"Program Sekolah Sehat akan dilaksanakan dengan pendekatan peer to peer (P2P) atau model komunikasi dua arah," katanya.

Baca juga: Gerakan Sekolah Sehat untuk SDM masa depan terus digalakkan

Pendekatan komunikasi dua arah atau P2P, lanjutnya, dilakukan melalui kader-kader sekolah, yang diharapkan mampu menjangkau dan mengedukasi teman sebaya.

Melalui sekolah-sekolah sehat, pihaknya berupaya menciptakan komunitas yang peduli dan mampu mendampingi para pelajar untuk mencegah anak-anak terjerumus dalam lingkungan yang tidak sehat atau terpapar hal-hal negatif.

Emirald mengatakan program Sekolah Sehat itu tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental agar siswa merasa didukung dan tidak perlu mencari jalan pintas untuk mengatasi permasalahan mereka.

"Anak-anak kita sekarang rawan terpapar dengan tren media sosial dan konten yang kurang sesuai," katanya.

Baca juga: Gubernur NTB ajak kader kesehatan renungkan IPM

Seperti maraknya drama-drama yang menonjolkan gaya hidup berlebihan, yang dinilai bisa memicu mereka mengikuti pola hidup yang tidak realistis dan bahkan mengambil jalan pintas, seperti pernikahan usia anak atau tindakan lain yang berisiko.

Oleh karena itu, Dinkes Kota Mataram mencanangkan dua sekolah model sehat jiwa, yaitu di SMPN 5 dan SMPN 7 Kota Mataram dengan pembentukan kader kesehatan yang berperan sebagai pendamping untuk berkomunikasi dan berbagi keluh kesah siswa atau teman sebaya.

Baca juga: Kader posyandu perlu layani seluruh siklus hidup manusia

Selain itu, Dinas Kesehatan juga mengadakan pelatihan bagi guru-guru, khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) untuk mengembangkan keterampilan dalam mendampingi siswa yang membutuhkan dukungan dengan membentuk teman bicara sejiwa.

Program itu dimaksudkan untuk menciptakan ruang aman bagi anak-anak agar mereka dapat mengekspresikan emosi dan berkomunikasi dengan teman sebaya, sehingga dapat menekan angka depresi dan mencegah bunuh diri di kalangan remaja.

"Harapan kami, program itu dapat memberikan dampak positif, terutama bagi remaja di Kota Mataram, sehingga mereka bisa tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan mendapatkan dukungan yang dibutuhkan," katanya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024