Jakarta (ANTARA) - Pemerintah berkomitmen untuk terus memastikan kebutuhan para pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersedia dengan aman.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada logistik, tetapi juga memastikan hak pilih para pengungsi dapat terakomodasi secara maksimal melalui tempat pemungutan suara (TPS) yang disediakan di lokasi pengungsian.
“Kami pastikan semaksimal mungkin warga yang terdampak, TPS yang terdampak, bisa kita antisipasi. Kami jelaskan ada 37 TPS terdampak dan ada sekitar 22 yang digeser lokasinya ke lokasi pengungsi. Selain itu juga kami mendata perpindahan pemilih dari Flores Timur ke Sikka dan sebaliknya,” kata Bima dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Praktikno mengatakan Pemerintah terus mengawal pelayanan bagi para pengungsi agar berjalan dengan baik.
Berbagai bantuan terus berdatangan, baik dari kementerian/lembaga (K/L) terkait maupun melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kemensos bawa bantuan, kemudian CSR dari beberapa perusahaan juga. Kalau masuk ke sini artinya stoknya masih tersedia. Bahkan ini barusan kita lihat mulai dari kasur dan lain-lain, alat masak juga masih tersedia,” ujar Praktikno.
Dia menegaskan pemerintah juga tengah mempersiapkan hunian sementara (Huntara) dan hunian tetap (Huntap) bagi masyarakat terdampak.
Penyediaan hunian tersebut tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik rumah, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek penting lain yang dibutuhkan masyarakat.
“Dialog dengan masyarakat jadi pertimbangan penting. Bukan hanya membangun rumah, tetapi juga memikirkan sumber kehidupan ekonomi masyarakat. Jadi itu yang kami bahas dan sebentar lagi kami cek lokasi. Tadi juga sekaligus kita membahas mengenai pelaksanaan pilkada nanti hari Rabu,” jelasnya.
Baca juga: BNPB merencanakan relokasi enam desa di Flores Timur-NTT
Setelah meninjau gudang logistik BNPB, Bima dan Praktikno melanjutkan perjalanan ke hutan lindung perbatasan di Flores Timur.
Pemerintah juga telah menyiapkan TPS di perbatasan dua wilayah pengungsian untuk melayani warga secara jemput bola, sehingga hak pilih mereka dapat terpenuhi.
“Ada TPS-TPS yang memang sudah kita siapkan di tempat pengungsian, TPS yang kita siapkan untuk di perbatasan yang warga yang perpindahan antara Sikka dan Flores Timur,” tambah dia.
Baca juga: Ministries work in synergy to aid Mt Lewotobi victims: Karnavian
Memperkuat pernyataan Bima, Praktikno menyebut warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi, baik yang mengungsi di lokasi terpusat maupun mandiri akan tetap diakomodasi. Koordinasi tengah dilakukan agar teknis pencoblosan menjadi lebih dipermudah.
“Walaupun ini pengungsi mandiri, tempat tinggalnya tersebar, tetap ini akan diberikan dukungan supaya mempermudah mereka memberikan hak suaranya,” pungkas Praktikno.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada logistik, tetapi juga memastikan hak pilih para pengungsi dapat terakomodasi secara maksimal melalui tempat pemungutan suara (TPS) yang disediakan di lokasi pengungsian.
“Kami pastikan semaksimal mungkin warga yang terdampak, TPS yang terdampak, bisa kita antisipasi. Kami jelaskan ada 37 TPS terdampak dan ada sekitar 22 yang digeser lokasinya ke lokasi pengungsi. Selain itu juga kami mendata perpindahan pemilih dari Flores Timur ke Sikka dan sebaliknya,” kata Bima dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Praktikno mengatakan Pemerintah terus mengawal pelayanan bagi para pengungsi agar berjalan dengan baik.
Berbagai bantuan terus berdatangan, baik dari kementerian/lembaga (K/L) terkait maupun melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kemensos bawa bantuan, kemudian CSR dari beberapa perusahaan juga. Kalau masuk ke sini artinya stoknya masih tersedia. Bahkan ini barusan kita lihat mulai dari kasur dan lain-lain, alat masak juga masih tersedia,” ujar Praktikno.
Dia menegaskan pemerintah juga tengah mempersiapkan hunian sementara (Huntara) dan hunian tetap (Huntap) bagi masyarakat terdampak.
Penyediaan hunian tersebut tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik rumah, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek penting lain yang dibutuhkan masyarakat.
“Dialog dengan masyarakat jadi pertimbangan penting. Bukan hanya membangun rumah, tetapi juga memikirkan sumber kehidupan ekonomi masyarakat. Jadi itu yang kami bahas dan sebentar lagi kami cek lokasi. Tadi juga sekaligus kita membahas mengenai pelaksanaan pilkada nanti hari Rabu,” jelasnya.
Baca juga: BNPB merencanakan relokasi enam desa di Flores Timur-NTT
Setelah meninjau gudang logistik BNPB, Bima dan Praktikno melanjutkan perjalanan ke hutan lindung perbatasan di Flores Timur.
Pemerintah juga telah menyiapkan TPS di perbatasan dua wilayah pengungsian untuk melayani warga secara jemput bola, sehingga hak pilih mereka dapat terpenuhi.
“Ada TPS-TPS yang memang sudah kita siapkan di tempat pengungsian, TPS yang kita siapkan untuk di perbatasan yang warga yang perpindahan antara Sikka dan Flores Timur,” tambah dia.
Baca juga: Ministries work in synergy to aid Mt Lewotobi victims: Karnavian
Memperkuat pernyataan Bima, Praktikno menyebut warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi, baik yang mengungsi di lokasi terpusat maupun mandiri akan tetap diakomodasi. Koordinasi tengah dilakukan agar teknis pencoblosan menjadi lebih dipermudah.
“Walaupun ini pengungsi mandiri, tempat tinggalnya tersebar, tetap ini akan diberikan dukungan supaya mempermudah mereka memberikan hak suaranya,” pungkas Praktikno.