Mataram (Antaranews NTB) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Barat menggelar kegiatan cerdas cermat guna menjaring pemilih pemula atau milenial pada Pemilu 2019.
Ketua KPU NTB, Lalu Aksar Ansori di Mataram, mengatakan cerdas cermat adalah salah satu model pendidikan pemilih yang di desain oleh KPU NTB.
"Cerdas cermat ini kita lakukan sebagai bentuk pendidikan pemilih dan kegiatan ini masif melibatkan pemilih pemula dari 10 ke/kota se NTB," ujarnya.
Ia menuturkan, kegiatan cerdas cermat ini digelar selama satu hari yang di ikuti oleh para siswa tingkat SMA, SMK, dan MA yang diseleksi atau direkrut oleh masing-masing KPU kabupaten/kota se NTB.
"Adapun format dari cerdas cermat seperti kuis tidak seperti cerdas cermat seperti umumnya. Ada sejumlah pertanyaan dengan sistem gugur dan tentu ada pemenangnya," terang Aksar.
Menurut Aksar, untuk menambah meriah kegiatan tersebut, pihaknya memilih pusat perbelanjaan sebagai lokasi pelaksanaan. Hal ini tidak lain karena kesannya milenial dan favorit bagi keluarga dan milenial.
"Perlu diketahui bahwa data pada Pemilu 2019 ini ada sekitar empat ratus ribu pemilih pemula yang usia 17-18 tahun. Tentu ini sangat potensial, hal ini sejalan dengan upaya pemilu dan pilkada untuk melahirkan pemimpin yang lebih berintegritas," jelasnya.
Komisioner KPU NTB lainnya, Suhardi Soud, mengatakan melalui kegiatan semacam cermat diharapkan penyelenggara pemilu diisi kelompok pemuda. Karena, bagaimanapun potensi pemilih pemula di pemilu 2019 cukup besar.
"Pada Pilkada NTB 2018, sekitar 30 persen penyelenggara pemilu di TPS di isi kaum muda. Nah kita harap di pemilu 2019 minimal 17 persen itu petugas nanti di isi kaum muda," katanya. (*)
Ketua KPU NTB, Lalu Aksar Ansori di Mataram, mengatakan cerdas cermat adalah salah satu model pendidikan pemilih yang di desain oleh KPU NTB.
"Cerdas cermat ini kita lakukan sebagai bentuk pendidikan pemilih dan kegiatan ini masif melibatkan pemilih pemula dari 10 ke/kota se NTB," ujarnya.
Ia menuturkan, kegiatan cerdas cermat ini digelar selama satu hari yang di ikuti oleh para siswa tingkat SMA, SMK, dan MA yang diseleksi atau direkrut oleh masing-masing KPU kabupaten/kota se NTB.
"Adapun format dari cerdas cermat seperti kuis tidak seperti cerdas cermat seperti umumnya. Ada sejumlah pertanyaan dengan sistem gugur dan tentu ada pemenangnya," terang Aksar.
Menurut Aksar, untuk menambah meriah kegiatan tersebut, pihaknya memilih pusat perbelanjaan sebagai lokasi pelaksanaan. Hal ini tidak lain karena kesannya milenial dan favorit bagi keluarga dan milenial.
"Perlu diketahui bahwa data pada Pemilu 2019 ini ada sekitar empat ratus ribu pemilih pemula yang usia 17-18 tahun. Tentu ini sangat potensial, hal ini sejalan dengan upaya pemilu dan pilkada untuk melahirkan pemimpin yang lebih berintegritas," jelasnya.
Komisioner KPU NTB lainnya, Suhardi Soud, mengatakan melalui kegiatan semacam cermat diharapkan penyelenggara pemilu diisi kelompok pemuda. Karena, bagaimanapun potensi pemilih pemula di pemilu 2019 cukup besar.
"Pada Pilkada NTB 2018, sekitar 30 persen penyelenggara pemilu di TPS di isi kaum muda. Nah kita harap di pemilu 2019 minimal 17 persen itu petugas nanti di isi kaum muda," katanya. (*)