Mataram (Antaranews NTB) - Industri kerajinan kayu di Lombok, Nusa Tenggara Barat mengalami mati suri akibat menurun drastinya jumlah pembeli.
Kondisi ini telah berlangsung sejak 3-4 tahin lalu, kata Misbah, manajer salah satu perusahaan industri kerajinan kayu PT Dimas Patuh di Mataram, Selasa.
Sepinya pelanggan menyebabkan pemasukanpun menurun, sehingga para pegawai sedikit demi sedikit pindah profesi,
Ia mengatakan tahun lalu kami memiliki 20 karyawan sekarang hanya tersisa 12 karyawan.
Selain itu, sebelumnya kami dapat mengirim barang ke Bali 4 truk dalam sebulan namun saat ini mengirim 100 sampai 200 topeng.
Sementara itu, Khairudin, perajin topeng kayu di Labuapi, mengatakan jumlah karyawan kami awalnya 5 orang, setelah sepinya pengunjung dan pemesanan menurun, para karyawan berpindah profesi. Saat ini yang tersisa 2 orang.
Kerajinan kayu di Lombok terse but mayoritas dipasarkan ke Bali, yang selanjutnya dikirimkan ke mancanegara.
Misbah mengatakan mayoritas pemesan berasal dari Bali dari PT Garuda Bali, PT Dara Bali dan sebagian toko kinders mata dan pasar seni di Lombok.
Kondisi ini telah berlangsung sejak 3-4 tahin lalu, kata Misbah, manajer salah satu perusahaan industri kerajinan kayu PT Dimas Patuh di Mataram, Selasa.
Sepinya pelanggan menyebabkan pemasukanpun menurun, sehingga para pegawai sedikit demi sedikit pindah profesi,
Ia mengatakan tahun lalu kami memiliki 20 karyawan sekarang hanya tersisa 12 karyawan.
Selain itu, sebelumnya kami dapat mengirim barang ke Bali 4 truk dalam sebulan namun saat ini mengirim 100 sampai 200 topeng.
Sementara itu, Khairudin, perajin topeng kayu di Labuapi, mengatakan jumlah karyawan kami awalnya 5 orang, setelah sepinya pengunjung dan pemesanan menurun, para karyawan berpindah profesi. Saat ini yang tersisa 2 orang.
Kerajinan kayu di Lombok terse but mayoritas dipasarkan ke Bali, yang selanjutnya dikirimkan ke mancanegara.
Misbah mengatakan mayoritas pemesan berasal dari Bali dari PT Garuda Bali, PT Dara Bali dan sebagian toko kinders mata dan pasar seni di Lombok.