Jakarta (ANTARA) - Kamsahamnida atau terima kasih dalam Korea diucapkan oleh akun resmi Instagram timnas Indonesia, Senin (6/1), sebagai tanda akhir dari kebersamaan Shin Tae-yong dengan tim Garuda.

Pemecatan Shin terjadi setelah dua pekan dirinya gagal memenuhi target minimal yang diberikan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) untuk membawa timnas Indonesia lolos ke babak semifinal ASEAN Cup 2024 atau dulu dikenal dengan nama Piala AFF.

Shin datang ke Indonesia di era Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan saat pelatih asal Korea Selatan itu ditunjuk untuk menggantikan peran Simon McMenemy yang dipecat karena selalu kalah dalam pertandingan yang dipimpinnya pada putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022.

Baca juga: Shin Tae-yong resmi dipecat, diganti pelatih baru asal Belanda

Kedatangan Shin adalah untuk membawa sang Garuda kembali bersaing di Asia setelah terpuruk di Asia Tenggara. Ia melatih Indonesia setelah memiliki rekam jejak melatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 di Rusia. Walaupun gagal lolos dari babak fase grup, kepemimpinan pelatih 54 tahun itu membawa negaranya mengalahkan Jerman yang merupakan sang juara bertahan Piala Dunia.

Meski diumumkan melatih Indonesia pada Desember 2019, debut Shin baru terjadi pada 29 Mei 2021 dalam sebuah laga uji coba melawan Oman yang diakhiri dengan kekalahan 1-3. Debutnya ini terjadi setelah ia memimpin delapan laga persahabatan timnas U-19 Indonesia pada masa pandemi Covid-19 di 2020.

Sejak itu, rekornya menangani timnas senior adalah 26 kemenangan, 14 seri, dan 17 kekalahan, serta mencetak 106 gol dan kebobolan 75 gol dari 57 pertandingan.

Statistiknya adalah 1,61 poin per laganya. Angka ini adalah yang terbaik dari angka yang ditorehkan Shin saat melatih tim kelompok umur Indonesia, mulai U-19 (1,28 poin per laga), U-20 (1,43 poin per laga), dan U-23 (1,57 poin per laga).

Baca juga: STY harus evaluasi tiga laga terakhir di ASEAN Cup 2024

Ia mengubah wajah pemain timnas Indonesia ke darah muda. Pemain muda sekarang menjadi fondasi kuat skuad Garuda. Shin juga mengubah mental para pemain Indonesia. Ia menanamkan mental juara kepada skuadnya, dan menekankan pentingnya arti disiplin, kerja keras, dan selalu percaya diri setiap bermain.

Di tahun lalu, racikannya mulai terlihat dari beberapa prestasi yang ia persembahkan untuk Indonesia, seperti lolos babak 16 besar Piala Asia 2023, peringkat keempat Piala Asia U-23 2024, dan lolos putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.

Sebelum itu, ia juga mengantarkan Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2020, meraih perunggu di SEA Games 2021, runner-up di Piala AFF U-23 2023, dan meloloskan timnas U-20 ke Piala Asia U-20 2023.

Serangkaian hasil positif ini membawa Indonesia melesat naik ke ranking 127 dunia dari semula 173 dunia di awal kedatangannya.

Baca juga: Deretan prestasi Shin Tae-yong selama latih Timnas Indonesia

Mereka yang paling patah hati

Kepergian Shin Tae-yong tak hanya meninggalkan patah hati bagi para suporter, namun juga bagi para pemain yang selalu menjadi andalannya selama lima tahun di timnas Indonesia.

Adalah Asnawi Mangkualam yang ditinggal seorang pelatih dengan rasa cinta dan perhatian yang menurutnya ada di level berbeda. Asnawi merupakan pemain dengan caps terbanyak kedua di bawah Shin di timnas setelah Pratama Arhan. Ia sempat menjadi kapten timnas sebelum digantikan oleh Jay Idzes.

Dalam sebuah unggahan Instagram miliknya, pemain Port FC itu memajang foto dengan Shin yang berpose sonkarak hate atau jari hati, dengan warna hitam putih. Ia menuliskan pesan mendalam kepada pelatih asal Yeongdeok itu dengan, "Cinta dan perhatiannya berada pada level yang berbeda. Terima kasih untuk semuanya, pelatih".

Bagi bek tengah Persija Jakarta Rizky Ridho, Shin adalah pelatih yang sangat berjasa dalam kariernya. Di matanya, ia menyebut Shin lebih dari sekedar seorang pelatih karena di saat yang bersamaan juga bisa menjadi mentor, teman, panutan, bahkan orang tuanya sendirinya.

Karier Ridho sangat berpengaruh di tangan Shin Tae-yong. Di tangan pria 54 tahun itulah Ridho matang dan dikenal sebagai salah satu bek tangguh di Indonesia saat ini. 

Debutnya di timnas senior adalah bermain penuh melawan Oman pada Maret 2021 saat dirinya berusia 19 tahun 6 bulan 8 hari dan masih membela Persebaya Surabaya.

Sejak itu, Ridho selalu menjadi pilihan utama Shin Tae-yong di barisan pertahanan Indonesia. Bahkan, di era timnas yang sudah banyak dihuni bek-bek keturunan yang merumput di Eropa seperti sekarang, bek 23 tahun itu masih saja mendapatkan tempatnya.

Terhitung, Ridho sudah memiliki 42 caps bersama timnas senior dengan sumbangan empat gol. Selain di senior, kebersamaan Ridho dengan Shin Tae-yong juga terjadi di timnas U-23 Indonesia.

Bersama Garuda Muda, Ridho tampil 15 kali, lima di antaranya terjadi saat memimpin rekan-rekannya menjadi semifinalis di Piala Asia U-23 2024.

Sementara bagi Marselino Ferdinan, kehilangan Shin di timnas sama seperti kehilangan dunianya. "Aku terjatuh seperti kehilangan duniaku".

Marselino mengaku sangat bangga bisa "berbagi meja" selama empat tahun dengan pria asal Korea Selatan tersebut yang telah memolesnya sejak usia 17 tahun.

Kerja samanya dengan Shin dimulai dari debutnya memperkuat timnas U-23 melawan Australia U-23 di kualifikasi Piala Asia U-23 2022 pada Oktober 2021. Ketika itu ia bermain 22 menit saat usianya menginjak 17 tahun 1 bulan 17 hari.

Mulai hari itu, Shin sangat gemar memanggil Marselino di berbagai level timnas, U-19, U-20, dan senior. Di timnas senior, ia menjadi pemain keenam dengan caps terbanyak di era Shin dengan jumlah 32 caps.

Justin Hubner sebagai salah satu pemain yang dinaturalisasi di era Shin juga sangat bersyukur bisa bekerja di bawah didikan pria 54 tahun itu di Indonesia.

Hubner sangat menghormati Shin. Bahkan menurutnya, Shin memiliki mental seorang pejuang dan pemenang, seperti dirinya.

"Saya akan selalu mengingat betapa pentingnya Anda bagi karier saya sejauh ini dan saya akan selalu berbicara positif tentang Anda," tutur pemain Wolverhampton Wanderers tersebut.

Welkom Patrick Kluivert

Teka teki pengganti Shin Tae-yong sudah diketahui publik setelah PSSI secara resmi mengucapkan welkom atau selamat datang dalam bahasa Belanda kepada Patrick Kluivert yang akan meneruskan tongkat estafet yang telah dibangun Shin selama lima tahun.

Kluivert tak sendiri datang di Indonesia karena ia membawa Alex Pastoor dan Denny Landzaat yang bertugas sebagai asistennya. Kinerjanya di Indonesia akan berjalan selama dua tahun kontrak dengan opsi perpanjangan.

Baca juga: Pelatih timnas Patrick Kluivert tiba di Indonesia hari Sabtu petang

Datangnya Kluivert membuat kultur di timnas Indonesia sangat kental dengan aroma Belanda. Pastoor dan Landzaat akan menambah pria berdarah "Negeri Kincir Angin" di tubuh tim Garuda setelah sedikitnya 12 para pemain keturunan yang sudah ada.

Shayne Pattynama, Nathan Tjoe-A-On, Eliano Reijnders, Sandy Walsh, Mees Hilgers, Jay Idzes, Calvin Verdonk, Maarten Paes, Ivan Jenner, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, dan Rafael Struick adalah pemain-pemain Indonesia yang memiliki darah Belanda yang dimaksud. Jumlah itu akan bertambah seiring kabar bahwa PSSI  akan memproses Ole Romeny dan Jairo Riedewald.

Ketum PSSI Erick Thohir mengatakan Kluivert dipilih sebagai suksesor Shin karena pria yang kini berusia 48 tahun itu mempunyai nama besar di dunia sepak bola, dengan tiga klub besar yang pernah ia bela, seperti Ajax Amsterdam, AC Milan, dan FC Barcelona.

Pada level timnas, Kluivert memperkuat Belanda dalam kurun waktu 1994 sampai 2004. Ia menggantung jersey berwarna oranye itu dengan menjadi pencetak gol terbanyak keempat timnas Belanda sepanjang masa dengan 40 gol.

Torehannya ini hanya kalah dari Klaas-Jan Huntelaar dengan 42 gol, Memphis Depay dengan 46 gol, dan Robin van Persie dengan 50 gol.

Baca juga: Patrick Kluivert:Suporter adalah bagian penting timnas

Selepas pensiun menjadi pemain sepak bola pada 2008 bersama Lille dengan koleksi 206 gol dari 480 pertandingan selama kariernya, Kluivert berganti profesi sebagai pelatih. Namun, sebagai pelatih utama, hingga 2025, tercatat cuma dua tim yang pernah ia besut. Itu adalah timnas Curacao (Maret 2015 - Juni 2016, Mei 2021 - Oktober 2021) dan klub Turki Adana Demirspor (Juli 2023 - Desember 2023).

Catatannya selama menjadi pelatih kepala tak begitu mentereng. Dua periode bersama Curacao dihabiskan dengan empat kemenangan, empat seri, dan enam kekalahan dari 14 pertandingan, sedangkan bersama Adana Demirspor adalah delapan kemenangan, enam seri, dan enam kekalahan dari 20 pertandingan.

Namun, Erick menilai sosok Kluivert yang mempunyai nama besar sebagai pemain menjadi alasan utamanya menunjuk pria kelahiran Amsterdam tersebut karena sosoknya sebagai mantan pemain hebat dunia akan mudah mendapatkan respect dari Jay Idzes dan kawan-kawan.

Harapannya, ruang ganti tim akan mudah dikendalikan. Jawaban ini juga mengarah pada alasan Erick mengakhiri kerja samanya dengan Shin karena alasan adanya "dinamika" di dalam tim sebelum melawan China.

Selain karena faktor itu, Kluivert juga dipilih karena memiliki kesamaan bahasa dengan pemain diaspora timnas yang menggunakan bahasa Inggris dan Belanda. Untuk mengakomodir kendala berbahasa Indonesia, Kluivert akan dibantu asistennya, Landzaat, yang ia sebut bisa berbahasa Indonesia.

Waktu Kluivert tidak banyak. Setelah sesi jumpa persnya pada Minggu (12/1), ia harus segera memutar otak untuk menghadirkan debut manis dan membungkam yang meragukannya pada dua laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 ketika Indonesia bertemu Australia pada 20 Maret dan Bahrain pada 25 Maret.

Baca juga: Alasan Kluivertajak Pastoor dan Landzaat jadi asistennya
Baca juga: Ini susunan tim pelatih baru Timnas Indonesia 2025
Baca juga: Patrick Kluivert resmi jadi pelatih timnas Indonesia
Baca juga: Pelatih baru timnas Indonesia Patrick Kluivert, sang arsitek tim asal Eropa


Pewarta : Zaro Ezza Syachniar
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025