Mataram (ANTARA) - Kota Tua Ampenan tidak hanya terdapat gedung tua bergaya "ard deco", tetapi juga sebuah kantor Bank Dagang Belanda. Ini merupakan bukti sejarah bahwa Ampenan merupakan pusat perdagangan ratusan tahun silam.
Namun kondisi gedung di Kota Tua Ampenan yang masuk wilayah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat itu cukup memperihatinkan satu diantara gedung yang tidak terurus yang mnarik perhatian adalah Bank Dagang Belanda .
Gedung bercat putih itu tampak sangat kokoh, terdapat dua ruangan gelap yang mungkin saat itu digunakan sebagai bunker (tempat penyimpanan uang). Tidak jauh dari lokasi itu terdapat lapangan yang diperkirakan dulu digunakan untuk tempat penjualan hewan ternak dan rempah-rempah.
Kini gedung yang menyimpan sejarah kejayaan masa lalu di bidang perdagangan di pulau Lombok itu terkesan tidak terurus. Beberapa gedung lain di kawasan Kota Tua Ampenan pun mengalami nasib sama.
Mengalihkan pandang ke arah tenggara nampak deretan rumah toko (ruko) yang sebagian tidak utuh lagi akibat gempa yang melanda Lombok.
Menurut pemandu wisata siswa Reza Fahreza, pemilik ruko peninggalan pemerintah Kolonial Belanda yang rusak di sekitar Jalan Pabean menunggu bantuan pemerintah untuk merenovasinya"
"Sangat kami sayangkan Gedung Dagang Belanda yang dulunya digunakan untuk perasasti perdagangan nasional. Kini tak terurus kami berharap pemerintah kota Mataram merenovasi gedung ini untuk beralih fungsi sebagai tempat wisata edukasi yang menginspirasi," katanya.
Gedung-gedung tua peninggalan pemerintah Kolonial Belanda itu bisa dimanfaatkan menjadi objek wisata sejarah agar generasi penerus mengetahui bahwa ratusan tahun silam Ampenan pernah mengalami kejayaan sebagai pusat perekonomian di Pulau Lombok.(*)
Namun kondisi gedung di Kota Tua Ampenan yang masuk wilayah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat itu cukup memperihatinkan satu diantara gedung yang tidak terurus yang mnarik perhatian adalah Bank Dagang Belanda .
Gedung bercat putih itu tampak sangat kokoh, terdapat dua ruangan gelap yang mungkin saat itu digunakan sebagai bunker (tempat penyimpanan uang). Tidak jauh dari lokasi itu terdapat lapangan yang diperkirakan dulu digunakan untuk tempat penjualan hewan ternak dan rempah-rempah.
Kini gedung yang menyimpan sejarah kejayaan masa lalu di bidang perdagangan di pulau Lombok itu terkesan tidak terurus. Beberapa gedung lain di kawasan Kota Tua Ampenan pun mengalami nasib sama.
Mengalihkan pandang ke arah tenggara nampak deretan rumah toko (ruko) yang sebagian tidak utuh lagi akibat gempa yang melanda Lombok.
Menurut pemandu wisata siswa Reza Fahreza, pemilik ruko peninggalan pemerintah Kolonial Belanda yang rusak di sekitar Jalan Pabean menunggu bantuan pemerintah untuk merenovasinya"
"Sangat kami sayangkan Gedung Dagang Belanda yang dulunya digunakan untuk perasasti perdagangan nasional. Kini tak terurus kami berharap pemerintah kota Mataram merenovasi gedung ini untuk beralih fungsi sebagai tempat wisata edukasi yang menginspirasi," katanya.
Gedung-gedung tua peninggalan pemerintah Kolonial Belanda itu bisa dimanfaatkan menjadi objek wisata sejarah agar generasi penerus mengetahui bahwa ratusan tahun silam Ampenan pernah mengalami kejayaan sebagai pusat perekonomian di Pulau Lombok.(*)