Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menerapkan konsep ekonomi pertanian terintegrasi atau integrated ecofarming sebagai upaya mengatasi masalah inflasi harga pangan di daerah tersebut.
"Kami mengajak masyarakat untuk menerapkan integrated ecofarming agar lebih produktif dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Apabila terdapat kelebihan produksi maka dapat dijual sebagai tambahan penghasilan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani, di Mataram, Jumat.
Achris mengaku sudah menyampaikan ajakan menerapkan konsep ekonomi pertanian terintegrasi melalui Forum Group Discussion bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bima, pada 30 Juni 2019.
Pertemuan tersebut dihadiri Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Kota Bima Supratman, dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota Bima, perwakilan Bank NTB Syariah, serta Bank Negara Indonesia (BNI).
Menurut Achris, upaya menjaga kestabilan harga pangan sangat penting dilakukan. Jika tidak dilakukan upaya pemenuhan pasokan dan pengendalian harga, baik dari sisi produksi maupun distribusi, akan membuat masyarakat kesulitan dalam pemenuhan pangan.
Ia mengatakan upaya penerapan konsep pertanian terintegrasi yang telah berjalan di klaster binaan Bank Indonesia saat ini adalah bawang putih yang terintegrasi dengan ternak sapi. Lokasinya di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Selain itu, usaha tani padi yang terintegrasi dengan ternak ayam di Desa Muncan, Kabupaten Lombok Tengah, dan usaha tani jagung yang teintegrasi dengan ternak sapi di Kabupaten Sumbawa, serta usaha tani jagung yang terintegrasi dengan ternak ayam di Kabupaten Lombok Utara.
Di Kota Bima, konsep ekonomi pertanian terintegrasi dimulai dengan pembuatan pakan ternak ayam yang akan teintegrasi dengan komoditas jagung.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bima, sudah memberikan pelatihan cara pembuatan pakan kepada beberapa pelaku usaha ternak ayam.
"Kami berharap melalui pelatihan tersebut dapat meningkatkan kapasitas pelaku usaha ternak dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak secara mandiri, sehingga mampu menghasilkan biaya produksi yang lebih efisien yang akhirnya memberikan dampak positif pada kestabilan harga daging dan telur ayam di Kota Bima," kata Achris.
"Kami mengajak masyarakat untuk menerapkan integrated ecofarming agar lebih produktif dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Apabila terdapat kelebihan produksi maka dapat dijual sebagai tambahan penghasilan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani, di Mataram, Jumat.
Achris mengaku sudah menyampaikan ajakan menerapkan konsep ekonomi pertanian terintegrasi melalui Forum Group Discussion bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bima, pada 30 Juni 2019.
Pertemuan tersebut dihadiri Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Kota Bima Supratman, dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota Bima, perwakilan Bank NTB Syariah, serta Bank Negara Indonesia (BNI).
Menurut Achris, upaya menjaga kestabilan harga pangan sangat penting dilakukan. Jika tidak dilakukan upaya pemenuhan pasokan dan pengendalian harga, baik dari sisi produksi maupun distribusi, akan membuat masyarakat kesulitan dalam pemenuhan pangan.
Ia mengatakan upaya penerapan konsep pertanian terintegrasi yang telah berjalan di klaster binaan Bank Indonesia saat ini adalah bawang putih yang terintegrasi dengan ternak sapi. Lokasinya di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Selain itu, usaha tani padi yang terintegrasi dengan ternak ayam di Desa Muncan, Kabupaten Lombok Tengah, dan usaha tani jagung yang teintegrasi dengan ternak sapi di Kabupaten Sumbawa, serta usaha tani jagung yang terintegrasi dengan ternak ayam di Kabupaten Lombok Utara.
Di Kota Bima, konsep ekonomi pertanian terintegrasi dimulai dengan pembuatan pakan ternak ayam yang akan teintegrasi dengan komoditas jagung.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bima, sudah memberikan pelatihan cara pembuatan pakan kepada beberapa pelaku usaha ternak ayam.
"Kami berharap melalui pelatihan tersebut dapat meningkatkan kapasitas pelaku usaha ternak dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak secara mandiri, sehingga mampu menghasilkan biaya produksi yang lebih efisien yang akhirnya memberikan dampak positif pada kestabilan harga daging dan telur ayam di Kota Bima," kata Achris.