Ribuan orang protes presiden Honduras terkait narkoba

Rabu, 7 Agustus 2019 8:22 WIB

Mataram (ANTARA) - Ribuan pemrotes turun ke jalan di Ibu Kota Honduras, Tegucigalpa, Selasa (6/8) untuk mendesak Presiden Juan Orlando Hernandez mundur, cuma beberapa hari setelah ia dipaksa membantah menerima uang dari gerombolan narkoba.

Hernandez diduga menerima uang dari gerombolan narkoba untuk menang dalam pemilihan umum pada 2013.

Setidaknya tiga tempat bisnis di kota tersebut terbakar setelah protes berubah rusuh, kata beberapa pejabat, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.

Polisi anti-huru-hara bentrok dengan demonstran saat berusaha membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata dan semprotan air.

"Narco harus pergi, JOH harus pergi!" demikian teriakan pemrotes, yang menggunakan singkatan nama presiden, saat mereka berpawai melalui bagian tengah Tegucigalpa menuju Kongres.

Satu dokumen pengadilan disiarkan pada penghujung pekan lalu. Di dalam dokumen tersebut jaksa AS menduga upaya Hernandez untuk jadi presiden pada 2013 sebagian telah didanai oleh uang dari penyelundup narkoba.

Dokumen itu, yang diajukan ke pengadilan Distrik AS Selatan, New York, mengatakan kampanye Hernandez menerima 1,5 juta dolar AS dari "proses narkoba" yang digunakan untuk menyuap para pejabat sebagai imbalan bagi perlindungan dan penuntasan pekerjaan umum.

Hernandez membantah tuduhan tersebut, dan menyatakan dia menjadi korban kegiatan penodaan oleh gerombolan narkoba yang telah ia jadikan sasaran, dan menuduh lawan politiknya, seperti mantan presiden Manuel Zelaya, berkolusi dengan gerombolan narkoba untuk mencoreng reputasinya.

Pemrotes menyerang polisi dengan kayu dan batu di dekat gedung Kongres setelah polisi menembakkan gas air mata, dan seorang pejabat Palang Merah mengatakan lima orang dirawat karena cedera.

Juru Bicara Pemadam Kebakaran Cesar Trochez mengatakan "'tiga tempat usaha terbakar", selama bentrokan. Ditambahkannya, penyebab kebakaran masih diselidiki.

Demonstrasi untuk menentang Hernandez diserukan oleh Platform bagi Pertahanan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat, koalisi serikat pedagang dan pekerja masyarakat yang telah berusaha mendepak presiden itu sehubungan dengan rencananya bagi layanan masyarakat.

Hernandez, sekutu konservatif Amerika Serikat, telah menghadapi tekanan yang meningkat sejak adiknya Tony ditangkap di Miami pada November dengan tuduhan penyelundupan narkoba.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kementerian PU dan BUJT berlakukan diskon tarif tol Nataru

4 jam lalu

Tiga warga terduga teroris di Palu dan Ampana ditangkap Densus 88

18 jam lalu

Pullman Lombok Mandalika hadirkan Nidji sambut Natal dan Tahun Baru 2025

19 jam lalu

Presiden Prabowo temui Grand Syek Al-Azhar pererat agama dan pendidikan

19 December 2024 7:33 Wib

Kajati NTB telusuri indikasi korupsi Dikbud Rp42 Miliar

18 December 2024 15:09 Wib
Terpopuler

HUT ke-87 ANTARA, Biro NTB gelar tasyakuran bersama anak yatim-piatu

Kabar NTB - 13 December 2024 16:38 Wib

Menghadapi tantangan ekonomi Indonesia di 2025: Saatnya bersiap dan beradaptasi, winter is coming

Ekonomi Bisnis - 15 December 2024 17:19 Wib

OJK mencatat piutang pinjaman "online" naik 29,23 persen yoy

Ekonomi Bisnis - 16 December 2024 19:00 Wib

PSIS tanpa kekuatan penuh hadapi PSS Sleman

Sepakbola - 17 December 2024 5:51 Wib

Pesan tiga anggota grup SEVENTEEN penggemar di Indonesia

Budaya & Pariwisata - 17 December 2024 20:02 Wib