Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat angka pengangguran di kota ini mencapai sekitar 14.000 orang, didominasi oleh angkatan kerja muda atau produktif mulai usia 15 tahun hingga 35 tahun.

"Kondisi itu terjadi karena berbagai faktor diantaranya peningkatan rata-rata lama sekolah wajib belajar 12 tahun, dan dampak dari bencana gempa bumi yang melanda wilayah Nusa Tenggara Barat," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, Hariadi, S.IP di Mataram, Rabu.

Bencana gempa bumi, tambahnya secara umum mengakibatkan lemahnya perekonomian masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan angka pengangguran dari sekitar 12.000 menjadi 14.000 orang.

"Secara khusus, untuk kualifikasi pendidikan angkatan kerja secara rinci untuk tingkat SMA/SMK, maupun perguruan tinggi, belum bisa kita sebutkan karena data ada di kantor," kata Hariadi yang ditemui di dalam sebuah acara di Kantor Wali Kota Mataram.

Ia mengemukakan, akibat bencana gempa bumi sejumlah retail modern di Mataram terpaksa gulung tikar, tingkat hunian hotel menurun drastis, begitu juga dengan restoran dan aspek-aspek lainnya yang memicu terjadinya peningkatan angka pengangguran.

Oleh karena itu, untuk mengurangi angka pengangguran di Kota Mataram perlu adanya dorongan pertumbuhan investasi dalam skala besar yang dapat menyerap tenaga kerja banyak.

Misalnya, pembangunan hotel, restoran, "supermarket" serta investasi lainnya yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Hariadi, sangat bersyukur dengan akan terbangunnya salah satu dari tiga hotel yang akan dibangun tahun ini yakni Hotel PP di Jalan Udayana dan "Lotte Mart" di kawasan Dasan Cermen.

Untuk hotel PP, pihaknya sudah melakukan komunikasi kepada pimpinannya agar saat rekrutmen pegawai dapat memprioritaskan warga lokal, begitu juga saat proses pembangunan dimulai, kontraktor diminta untuk mempekerjakan warga sekitar.

"Manajeman 'Lotte Mart' juga telah kami ingatkan, agar merekrut pekerja dari warga lokal," ujarnya.

Di sisi lain, upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka pengguaran adalah dengan menggelar bursa kerja melibatkan puluhan perusahaan yang ada di kota ini yang membutuhkan karyawan.

"Alhamdulillah saat kegiatan bursa kerja awal tahunn2019, sekitar 1.000 orang angkatan kerja kita terakomodasi pada lowongan kerja yang dibuka puluhan perusahaan di kota ini," tambahnya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024