Meulaboh (ANTARA) - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh mendatangkan seorang pawang dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Syarwani Sabi (70) guna mengatasi gangguan satwa liar Harimau Sumatera di kawasan Desa Ladang Rimba, Kecamatan Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat.
Sebelumnya, seekor sapi milik warga di daerah itu ditemukan mati karena diduga dimangsa oleh seekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumaterae) pada Kamis (12/9) lalu.
"Kami berharap dengan datangnya seorang pawang, mampu mengatasi gangguan Harimau di perkampungan masyarakat," kata Camat Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, Tahta Amrullah kepada ANTARA, di Meulaboh, Jumat.
Menurutnya, gangguan satwa liar yang dilindungi oleh masyarakat tersebut diketahui pada Kamis lalu setelah seekor ternak sapi milik masyarakat di Desa Ladang Rimba, kecamatan setempat ditemukan hanya tersisa bagian kepalanya saja.
Di sekitar pemukiman warga juga ditemukan bekas tapak kaki diduga kaki harimau yang berkeliaran di perkampungan dan di belakang Puskesmas Trumon Tengah.
Tahta Amrullah mengakui, kawasan tersebut berada dekat dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Aceh, sehingga banyak ditemui satwa liar seperti harimau yang turun ke perkampungan masyarakat untuk mencari makan.
Guna mengatasi persoalan tersebut, pada Jumat siang, BKSDA Aceh bersama pawang harimau memasang empat unit perangkap dan kamera untuk memantau pergerakan harimau.
Selanjutnya rombongan kembali turun ke perkampungan dan menunggu hasil pemotretan dari kamera yang sudah dipasang tersebut.
"Jika ditemukan adanya pergerakan harimau di lokasi tersebut, maka akan diambil tindakan selanjutnya," kata Tahta Amrullah.
Sebelumnya, seekor sapi milik warga di daerah itu ditemukan mati karena diduga dimangsa oleh seekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumaterae) pada Kamis (12/9) lalu.
"Kami berharap dengan datangnya seorang pawang, mampu mengatasi gangguan Harimau di perkampungan masyarakat," kata Camat Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, Tahta Amrullah kepada ANTARA, di Meulaboh, Jumat.
Menurutnya, gangguan satwa liar yang dilindungi oleh masyarakat tersebut diketahui pada Kamis lalu setelah seekor ternak sapi milik masyarakat di Desa Ladang Rimba, kecamatan setempat ditemukan hanya tersisa bagian kepalanya saja.
Di sekitar pemukiman warga juga ditemukan bekas tapak kaki diduga kaki harimau yang berkeliaran di perkampungan dan di belakang Puskesmas Trumon Tengah.
Tahta Amrullah mengakui, kawasan tersebut berada dekat dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Aceh, sehingga banyak ditemui satwa liar seperti harimau yang turun ke perkampungan masyarakat untuk mencari makan.
Guna mengatasi persoalan tersebut, pada Jumat siang, BKSDA Aceh bersama pawang harimau memasang empat unit perangkap dan kamera untuk memantau pergerakan harimau.
Selanjutnya rombongan kembali turun ke perkampungan dan menunggu hasil pemotretan dari kamera yang sudah dipasang tersebut.
"Jika ditemukan adanya pergerakan harimau di lokasi tersebut, maka akan diambil tindakan selanjutnya," kata Tahta Amrullah.