Jakarta (ANTARA) - Polda Metro Jaya kini tengah menyelidiki dugaan keberadaan penyusup dalam aksi unjuk rasa mahasiswa yang berujung bentrokan pada Selasa malam.
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan kericuhan tersebut berlangsung hingga Rabu dini hari dan pihaknya mengamankan 94 pendemo pada insiden tersebut.
Kini pihaknya tengah memeriksa secara intensif para pendemo yang diamankan untuk mengetahui latar belakang mereka, apakah mereka yang diamankan memang mahasiswa atau penyusup.
"Kita akan pilah-pilah dari mana mereka ini. Apakah mereka ini dari adik-adik mahasiswa, masyarakat atau dari pihak-pihak lain yang tentunya masih kita dalami juga," kata Gatot di Jakarta, Rabu.
Salah satu di antara 94 pendemo yang diamankan tersebut kemudian digeledah badan oleh petugas dan kedapatan membawa bom molotov.
Pembawa bom molotov tersebut diketahui masih berstatus pelajar dan kemudian diamankan untuk menjalani pemeriksaan oleh Polres Metro Jakarta Barat.
"Salah satu yang sudah kita katakan bawa bom molotov adalah seorang pelajar dan sudah kita amankan di Polres Jakarta Barat," tutur Gatot.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, ribuan mahasiswa dari perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya aksi menolak pengesahan RUU KUHP, revisi UU KPK, dan RUU Pertanahan.
Aksi yang semula berjalan damai berakhir ricuh setelah pendemo mulai memperlihatkan aksi anarkis dengan cara merangsek kawat berduri untuk masuk ke dalam komplek Gedung DPR/MPR RI.
Melalui salah satu koordinator aksi yang berorasi, pendemo merobohkan pintu besi gedung anggota legislatif itu hingga kericuhan pecah.
Massa melemparkan benda seperti botol air mineral, botol kaca, batu, dan kayu ke arah aparat yang telah dilengkapi tameng, helm, serta rompi pelindung tubuh.
Karena pendemo terus memaksa masuk ke Gedung DPR/MPR RI, maka petugas menyemprotkan watercannon dan melepaskan tembakan gas air mata guna memecah konsentrasi massa yang mulai tidak terkendali.
Tak pelak insiden tersebut menimbulkan korban luka baik dari sisi petugas keamanan maupun dari sisi pengunjuk rasa.
Gatot mengatakan 39 polisi terluka dalam insiden tersebut, sedangkan dari sisi mahasiswa tercatat ada ada 254 mahasiswa yang dirawat jalan dan ada 11 orang yang harus menjalani rawat inap.
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan kericuhan tersebut berlangsung hingga Rabu dini hari dan pihaknya mengamankan 94 pendemo pada insiden tersebut.
Kini pihaknya tengah memeriksa secara intensif para pendemo yang diamankan untuk mengetahui latar belakang mereka, apakah mereka yang diamankan memang mahasiswa atau penyusup.
"Kita akan pilah-pilah dari mana mereka ini. Apakah mereka ini dari adik-adik mahasiswa, masyarakat atau dari pihak-pihak lain yang tentunya masih kita dalami juga," kata Gatot di Jakarta, Rabu.
Salah satu di antara 94 pendemo yang diamankan tersebut kemudian digeledah badan oleh petugas dan kedapatan membawa bom molotov.
Pembawa bom molotov tersebut diketahui masih berstatus pelajar dan kemudian diamankan untuk menjalani pemeriksaan oleh Polres Metro Jakarta Barat.
"Salah satu yang sudah kita katakan bawa bom molotov adalah seorang pelajar dan sudah kita amankan di Polres Jakarta Barat," tutur Gatot.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, ribuan mahasiswa dari perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya aksi menolak pengesahan RUU KUHP, revisi UU KPK, dan RUU Pertanahan.
Aksi yang semula berjalan damai berakhir ricuh setelah pendemo mulai memperlihatkan aksi anarkis dengan cara merangsek kawat berduri untuk masuk ke dalam komplek Gedung DPR/MPR RI.
Melalui salah satu koordinator aksi yang berorasi, pendemo merobohkan pintu besi gedung anggota legislatif itu hingga kericuhan pecah.
Massa melemparkan benda seperti botol air mineral, botol kaca, batu, dan kayu ke arah aparat yang telah dilengkapi tameng, helm, serta rompi pelindung tubuh.
Karena pendemo terus memaksa masuk ke Gedung DPR/MPR RI, maka petugas menyemprotkan watercannon dan melepaskan tembakan gas air mata guna memecah konsentrasi massa yang mulai tidak terkendali.
Tak pelak insiden tersebut menimbulkan korban luka baik dari sisi petugas keamanan maupun dari sisi pengunjuk rasa.
Gatot mengatakan 39 polisi terluka dalam insiden tersebut, sedangkan dari sisi mahasiswa tercatat ada ada 254 mahasiswa yang dirawat jalan dan ada 11 orang yang harus menjalani rawat inap.