Banjarmasin (ANTARA) - Sejumlah warga Desa Babayau, Kecamatan Paringin, di Kabupaten Balangan, Kalsel, berjatuhan ke sungai setelah jembatan gantung yang merupakan jembatan penghubung itu ambruk akibat besi angker berdiameter 24 mm sebagai penahan tali besi jembatan patah.
Kepala Desa Babayau Doni di Bebayau, Senin, mengatakan sekitar pukul 16.00 Wita, pada Sabtu (11/1) sore, jembatan gantung di Desa Babayau RT02, Kecamatan Paringin, tiba-tiba putus saat masih dalam pengerjaan tahap finishing pembuatan pagar samping.
Rusaknya jembatan itu mengakibatkan warga yang melintas dengan motornya dan para pekerja jembatan jatuh ke sungai, namun beruntung tidak menimbulkan korban jiwa.
"Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa, padahal jembatan tersebut tinggal tahap finishing, dan dalam minggu ini sudah selesai sepenuhnya," ungkapnya.
Noor Ifdali (38) yang merupakan warga setempat dengan menggunakan kendaraan roda dua melintas di jembatan tersebut, dan pada saat itu pula, para pekerja jembatan yang berjumlah tiga orang sedang melaksanakan pekerjaan.
Saat melintas dengan kendaraan roda duanya di jembatan yang berukuran panjang 75 m dengan lebar 1,7 m, yang dikerjakan sejak Oktober 2019 dan direncanakan selesai dalam minggu ini di Januari 2020, akhirnya runtuh dikarenakan besi angker berdiameter 24 mm sebagai penahan tali besi jembatan patah.
Akibat kejadian itu, lima orang yang berada di jembatan tersebut tercebur karena besi angker penahan tali besi jembatan patah dan tak mampu menahan beban.
Terus dikatakannnya, padahal saat itu air sungai dalam keadaan deras karena sudah masuk musim penghujan.
Beruntung kelima orang yang tercebur tersebut selamat dan hanya mengalami cedera ringan, akan tetapi kendaraan roda dua milik Noor Ifdali, genset pekerja dan peralatan tukang hilang di bawa derasnya arus sungai utama Batang Balangan.
Sementara jumlah kerugian material akibat kejadian tersebut yang saat ini masih belum ditaksirkan, dan saat ini musibah jembatan runtuh yang masih dalam tahap finishing tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Kepala Desa Babayau Doni di Bebayau, Senin, mengatakan sekitar pukul 16.00 Wita, pada Sabtu (11/1) sore, jembatan gantung di Desa Babayau RT02, Kecamatan Paringin, tiba-tiba putus saat masih dalam pengerjaan tahap finishing pembuatan pagar samping.
Rusaknya jembatan itu mengakibatkan warga yang melintas dengan motornya dan para pekerja jembatan jatuh ke sungai, namun beruntung tidak menimbulkan korban jiwa.
"Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa, padahal jembatan tersebut tinggal tahap finishing, dan dalam minggu ini sudah selesai sepenuhnya," ungkapnya.
Noor Ifdali (38) yang merupakan warga setempat dengan menggunakan kendaraan roda dua melintas di jembatan tersebut, dan pada saat itu pula, para pekerja jembatan yang berjumlah tiga orang sedang melaksanakan pekerjaan.
Saat melintas dengan kendaraan roda duanya di jembatan yang berukuran panjang 75 m dengan lebar 1,7 m, yang dikerjakan sejak Oktober 2019 dan direncanakan selesai dalam minggu ini di Januari 2020, akhirnya runtuh dikarenakan besi angker berdiameter 24 mm sebagai penahan tali besi jembatan patah.
Akibat kejadian itu, lima orang yang berada di jembatan tersebut tercebur karena besi angker penahan tali besi jembatan patah dan tak mampu menahan beban.
Terus dikatakannnya, padahal saat itu air sungai dalam keadaan deras karena sudah masuk musim penghujan.
Beruntung kelima orang yang tercebur tersebut selamat dan hanya mengalami cedera ringan, akan tetapi kendaraan roda dua milik Noor Ifdali, genset pekerja dan peralatan tukang hilang di bawa derasnya arus sungai utama Batang Balangan.
Sementara jumlah kerugian material akibat kejadian tersebut yang saat ini masih belum ditaksirkan, dan saat ini musibah jembatan runtuh yang masih dalam tahap finishing tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.