Miris, siswa SDN di Tasikmalaya ini belajar di ruang kelas nyaris roboh hanya ditopang batang bambu

id Miris,siswa SDN di Tasikmalaya,di ruang kelas nyaris roboh dan ditopang batang bambu,Tasikmalaya,Jabar

Miris, siswa SDN di Tasikmalaya ini belajar di ruang kelas nyaris roboh hanya ditopang batang bambu

Sejumlah siswa belajar di tengah kondisi bangunan yang ditopang bambu di SDN 3 Cigorowong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasimalaya, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO SDN Cigorowong)

"Takut roboh, tapi tidak ada kelas lagi, jadi terpaksa di sini," katanya.
Tasikmalaya (ANTARA) - Sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cigorowong 3, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, berharap sekolahnya yang nyaris roboh dan sudah ditopang batang bambu dapat segera diperbaiki pemerintah agar kegiatan belajar mengajar nyaman dan aman.

"Ya ingin cepat diperbaiki biar nyaman," kata Soni Herlangga siswa kelas 3 SDN 3 Cigorowong, Tasikmalaya, Kamis.

Ia menuturkan, ruang kelas tempat belajar sudah memprihatinkan, bagian atapnya hampir roboh sehingga pihak sekolah menopangnya pakai batang bambu.

Selama belajar di kelas, kata dia, selalu merasakan ketakutan, tidak tenang karena khawatir atap bangunan kelas tiba-tiba roboh dan menimpa siswa di bawahnya.

"Takut roboh, tapi tidak ada kelas lagi, jadi terpaksa di sini," katanya.

Ia mengungkapkan, selain takut roboh, aktivitas belajar juga terganggu jika turun hujan karena air masuk ke dalam kelas akibatnya lantai kelas menjadi becek.

"Kalau hujan airnya masuk ke dalam," katanya.

Selain Soni, siswa lainnya Ferdi mengaku selalu merasakan takut dengan kondisi bangunan sekolah yang hanya ditopang menggunakan beberapa bambu.

Bahkan, Ferdi mengaku tidak bisa konsentrasi belajar memperhatikan guru maupun saat duduk di bangku karena khawatir tiang bambu maupun atap kelas tiba-tiba ambruk.

"Maunya kelas dibenerin, karena tidak tenang, takut roboh," katanya.

Selain siswa, kekhawatiran juga dialami oleh guru SDN 3 Cigorowong yang mengajar di ruangan kelas tersebut.

Seorang guru Rinrin mengatakan, kondisi kelas sudah tidak nyaman untuk para siswa maupun guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Ia berharap, kondisi atap bangunan yang sudah ditopang dengan bambu dapat segera diperbaiki oleh pemerintah karena khawatir membahayakan jiwa siswa maupun guru di dalamnya.

"Kalau terus begini takut nanti tiba-tiba roboh," katanya.

Ia menambahkan, selama ini aktivitas belajar tergantung kondisi cuaca, jika turun hujan maka kegiatan belajar mengajar akan dihentikan untuk menghindari hal yang membahayakan siswa.

"Selama ini hujan turunnya sore saat siswa sudah pulang," katanya.