Mandiri menilai wabah Corona pengaruhi permintaan kredit

id Mandiri,Wabah Corona ,Kredit

Mandiri menilai wabah Corona pengaruhi permintaan kredit

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di Jakarta, Senin (24/02/2020). ANTARA/Aji Cakti

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menilai maraknya penyebaran wabah virus Corona menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi menurunnya permintaan kredit.

"Ada pengaruh (Corona), ada pengaruhnya juga," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di Jakarta, Senin.

Royke mengatakan bahwa ketika dirinya membandingkan dengan tahun lalu, permintaan kredit saat ini lebih lamban.

Menurut dia, pertumbuhan kredit saat ini lagi melambat dan permintaan akan kredit juga sedang tidak terlalu tinggi.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) menyatakan peningkatan kerja sama internasional dibutuhkan untuk mengatasi tekanan ekonomi global yang saat ini mulai menunjukkan adanya perlemahan karena penyebaran virus corona.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa Indonesia mengajak negara-negara G20 untuk terus mempererat kerja sama internasional dan mengimplementasikan bauran kebijakan guna memperkuat pemulihan dan mendorong pertumbuhan ekonomi global.

Hal tersebut merupakan salah satu pembahasan yang mengemuka dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 yang dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 22-23 Februari 2020 di Riyadh, Arab Saudi.

Dalam pertemuan itu, negara-negara G20 juga sepakat memperkuat pemantauan terhadap risiko global, khususnya yang berasal dari Covid-19, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi risiko tersebut dan sepakat untuk mengimplementasikan respon bauran kebijakan yang efektif, baik dari sisi moneter, fiskal, maupun struktural.

Bank Indonesia merevisi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi lebih rendah yaitu pada kisaran 5,0 persen-5,4 persen dari sebelumnya 5,1 persen-5,5 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa revisi perkiraan ini karena adanya penyebaran virus Corona yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.

Menurut dia, virus Corona tersebut dapat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional melalui tiga sektor yaitu pariwisata, perdagangan dan investasi.