Guru besar Unair mengajak optimalkan rempah tradisional cegah Covid-19

id virus corona,unair surabaya,guru besar unair,rempah tradisional,penanganan corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel corona

Guru besar Unair mengajak optimalkan rempah tradisional cegah Covid-19

Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Mangestuti Agil. (ANTARA Jatim/HO-Unair/WI)

Surabaya (ANTARA) - Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Mangestuti Agil mengajak masyarakat masyarakat kembali mengoptimalkan rempah tradisional atau empon-empon sebagai upaya terhindar dari virus corona (Covid-19) yang telah masuk ke Indonesia.

"Dunia sedang dihebohkan dengan adanya Covid-19. Diperlukan kekebalan tubuh yang maksimal agar terhindar dari kemungkinan terkena penyebaran virus yang semakin masif," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin.

Ia menjelaskan, tubuh manusia yang sehat sudah dilengkapi dengan daya imun atau kekebalan tubuh untuk menjaga dari berbagai penyakit dan virus.

Namun, saat manusia lengah dan daya imun turun maka penyakit dan berbagai virus mudah datang, serta menyebabkan tubuh menjadi sakit.

Dosen Fakultas Farmasi Unair itu menyampaikan untuk menjaga agar imunitas tetap terjaga dengan baik maka diperlukan berbagai upaya, seperti adanya manajemen stres yang baik, menjaga pola makan, istirahat dan olahraga teratur.

"Kesemuanya itu sudah sepaket. Jika dijalankan dengan baik maka imunitas akan kuat dan membuat manusia sehat, termasuk terhindar dari virus seperti Covid-19," ucapnya.

Rempah-rempah tradisional, salah satunya kunyit yang memiliki antioksidan sangat baik untuk menguatkan kekebalan tubuh.

"Jika tidak ada waktu membuat minuman dari kunyit, bisa membuat minuman dari jahe atau mengonsumsi susu telor madu jahe (STMJ), kemudian minuman herbal pokak yang memiliki kegunaan menguatkan kekebalan tubuh," katanya.

Menurut dia, bahan alam itu akan selalu lebih cepat diterima dan menyatu dengan tubuh, asalkan dikonsumsi teratur dan rutin atau minimal tiga kali dalam sepekan.

"Ingat, sejak dulu empon-empon sudah menjadi bagian dari Indonesia. Masalahnya, kini belum banyak masyarakat yang menaruh perhatian. Meski di era sekarang semua khasiat sudah teruji, diperlukan perhatian untuk kembali mengoptimalkan rempah-rempah di sekitar kita," tuturnya.*