Seluruh WNI dari Malaysia dikarantina 14 hari

id virus corona batam,wni dari malaysia,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Seluruh WNI dari Malaysia dikarantina 14 hari

Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau melakukan penyemprotan cairan disinfektan di area Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) TKI Tanjungpinang. (ANTARA/Ogen)

Batam (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudianan mengatakan seluruh warga negara Indonesia yang baru pulang dari Malaysia dan tiba di Kepri, harus melalui masa karantina 14 hari.

"Tetap diobservasi selama 14 hari," kata dia, di Batam, Selasa.

Sebanyak 81 orang WNI, deportasi dari Johor Bahru, Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Selasa.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Batam, Achmad Farchanny menyatakan prosedur pemeriksaan kesehatan seluruh WNI yang tiba dari Malaysia, tetap mengikuti aturan yang berlaku.

"Kalau prosedur di Batam Centre sama saja dengan kedatangan siapa pun dari negara atau daerah terjangkit. Yang terpenting, sampai di Tanjungpinang pemantauan harus ketat," kata dia.

Setibanya di Batam, seluruh WNI itu langsung menuju Pelabuhan Punggur Batam, melanjutkan perjalanan ke Kota Tanjungpinang, menumpang kapal cepat.

Sementara itu, dari Tanjungpinang dilaporkan, Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau melakukan penyemprotan cairan disinfektan di area Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) TKI Tanjungpinang.

Beberapa petugas satgas yang dilengkapi alat pelindung diri tampak menyisir satu per satu sudut gedung. Mereka menggendong tangki cairan dan mulai melakukan penyemprotan.

Pihaknya menjamin kegiatan akan terus dilakukan hingga semua wilayah di Kepri steril dan bebas dari virus.

"Kepada satgas, relawan, dan masyarakat kami sampaikan terima kasih atas bantuannya, dan mohon dukungannya agar kegiatan ini dapat terus berjalan hingga badai virus ini berlalu,” ucap dia.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang namun tidak mengurangi kewaspadaan, serta teliti dalam memilah berita.

Sebab, katanya, informasi yang marak sekarang tidak boleh dipercaya sepenuhnya, apalagi sampai berbelanja kebutuhan pokok dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu.

“Sampai hari ini pemerintah terus berusaha agar daerah kita kembali pulih seperti semula. Tidak perlu lakukan panic buying dengan menumpuk persediaan bahan pokok karena untuk saat ini karena ketersediaan sembako sangat cukup," tegasnya.