RS Persahabatan yakinkan masyarakat tidak panik soal keberadaan perawat

id Rs persahabatan,perawat corona,tolak perawat,tenaga medis,perawat persahabatan

RS Persahabatan yakinkan masyarakat tidak panik soal keberadaan perawat

Tenaga kesehatan di RS Pelni Jakarta mengecek kesiapan alat kesehatan di ruang isolasi. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta Rita Rogayah meyakinkan masyarakat tidak panik dan takut dengan keberadaan perawat termasuk yang pulang ke rumah masing-masing usai bertugas di rumah sakit.

"RSUP Persahabatan merupakan rumah sakit rujukan. Ini berarti perawat kami menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar dan lengkap dalam menangani pasien COVID-19," kata Rita di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kelewatan! Dokter dan perawat urus pasien COVID-19 ditolak di lingkungan rumahnya

Hal tersebut disampaikan menanggapi adanya penolakan dari warga terhadap kepulangan perawat RSUP Persahabatan ke kos-kosannya beberapa waktu lalu.

Namun Rita menegaskan bahwa perawat tersebut bukan diusir oleh warga sebagaimana sejumlah pemberitaan yang beredar, melainkan adanya stigma masyarakat bahwa mereka membawa virus dan warga takut tertular COVID-19.

"Masyarakat dan lingkungannya berpikir bahwa mereka bekerja di rumah sakit infeksi itu membawa penyakit dan virus," katanya.

Baca juga: Tim medis yang ditolak tetangga telah difasilitasi tempat tinggal dan jemputan

Terkait stigma masyarakat itu, ia mengatakan sudah seharusnya semua pihak memberikan edukasi lebih kepada masyarakat sehingga mereka tidak perlu takut dan panik dengan keadaan semacam itu.

Apalagi, ujar dia, yang terpenting untuk dilakukan saat ini sebenarnya ialah tidak keluar rumah dan mengisolasi diri sendiri.

Di sisi lain, ia mengakui kondisi tersebut menjadi beban mental tersendiri bagi perawat. Namun, rumah sakit telah memberikan solusinya. Bahkan sudah ada beberapa pihak yang siap membantu untuk hotel dan apartemen.

"Alhamdulillah sudah banyak yang bantu. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua partisipan yang peduli dengan tenaga kesehatan kami," ujarnya.

Baca juga: 3 dokter meninggal diduga terpapar corona dari pasien

Sebelumnya, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengemukakan penolakan terhadap dokter dan perawat pasien COVID-19 oleh tetangga di lingkungan domisili tinggal mereka di Jakarta Timur terjadi sejak Minggu (22/3).

"Laporan ini kami terima pada Minggu (22/3). Tidak hanya perawat tapi juga dokter di RSUP Persahabatan," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah.

Akibatnya tenaga medis perawat pasien COVID-19 itu saat ini ditampung sementara di salah satu Gedung RSUP Persahabatan sebagai tempat tinggal sementara mereka.