Warga Mataram membagikan sembako untuk warga miskin terdampak COVID-19

id VirusCorona,COVID-19,Bantuan Sembako,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Warga Mataram membagikan sembako untuk warga miskin terdampak COVID-19

Kegiatan berbagi paket Sembako dilakukan Muhamad Taufik Budiman (MTB) bersama lembaga sosial politik M16 untuk membantu masyarakat miskin yang rentan terdampak kebijakan "social distancing" menyusul pandemi COVID-19 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (2/4/2020). (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Seorang warga, Muhamad Taufik Budiman (MTB) bersama lembaga sosial politik M16 membantu masyarakat miskin yang rentan terdampak kebijakan social distancing menyusul pandemi COVID-19 di Kota Mataram, Kamis.

Sekitar 200 paket sembako disalurkan di beberapa titik strategis di Kota Mataram, seperti di jalan depan Lombok Epicentrum Mall (LEM), Pasar Pagesangan dan Pasar Kebon Roek, Ampenan.

"Kami salurkan 200 paket sembako hari ini di beberapa titik strategis untuk membantu masyarakat kurang mampu yang sangat membutuhkan di Kota Mataram," kata MT. Budiman saat menyalurkan paket sembako di sekitar Pasar Kebon Roek, Ampenan didampingi Ketua Pemuda Nahdlatul Wathan NTB Zainul Pahmi.

Di wilayah Pasar Kebon Roek, bantuan paket sembako disalurkan kepada para kusir cidomo yang biasa mangkal di tempat itu.

Sebelumnya di depan LEM Mataram, MTB dan jajaran M16 beserta kelompok peduli lainnya membagikan paket sembako untuk para pelaku ojek online (ojol) yang biasa mangkal di lokasi itu.

Sementara di Pasar Pagesangan, bantuan juga disalurkan untuk para juru parkir, buruh upah pasar, dan kaum miskin lainnya.

Sejumlah pemulung, tukang sapu, dan masyarakat miskin yang ditemui juga menerima bantuan dari MTB dan M16 ini.

"Hari ini isi paket sama, misalnya beras, minyak goreng, telur, kecap, dan sabun cair. Namun mulai besok Jumat (3/7) kami juga akan tambahkan bantuan masker, masing-masing empat buah dalam setiap paket," Kata Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto.

Program penyaluran bantuan sembako dalam masa pandemi COVID-19 ini mulai dilakukan Muhamad Taufik Budiman dengan menggandeng Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16, sejak Selasa (31/3) lalu.

MT Budiman mengatakan, bakti sosial ini dilakukan sebagai wujud kepedulian pihaknya bersama M16 untuk membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu di Mataram, khususnya di masa-masa siaga darurat COVID-19 di wilayah NTB.

"Melalui kegiatan ini kami ingin berbagi dan membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu di Kota Mataram," katanya.

Menurut M. Taufik Budiman, dalam situasi saat ini kebijakan social distancing memang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Anjuran agar masyarakat diam di rumah dan mengurangi berada di luar dan berkerumun, juga harus ditaati semua lapisan warga.

Namun, di sisi lain kebijakan ini tentu akan sangat terasa berdampak, terutama bagi masyarakat kurang mampu yang sehari-hari menggantungkan hidup dari kerja serabutan atau upah harian.

"Bagi kelompok ini tentu menjadi simalakama. Keluar cari uang tidak bisa, sementara kebutuhan rumah tangga harus dipenuhi. Ini yang ingin coba kami bantu dengan kegiatan seperti ini," kata Taufik Budiman.

MT Budiman mengatakan, pilihan bantuan dalam bentuk sembako dilakukan karena hal ini paling mendasar dibutuhkan masyarakat kurang mampu dalam menghadapi masa siaga darurat COVID-19, di mana aktivitas harian memang harus dibatasi.

"Ya kalau PNS dan pekerja swasta kan masih aman karena ada gaji bulanan. Nah untuk masyarakat kurang mampu yang bekerja serabutan dan upahnya harian, tentu ini menjadi masa-masa yang berat," katanya.

Sejumlah penerima bantuan mengatakan sejak pandemi COVID-19 pertengahan Maret lalu dampak sosial ekonominya mulai dirasakan di Kota Mataram.

Apalagi setelah kebijakan jam malam dan pembatasan kegiatan dilaksanakan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 ini.

"Memang terasa sekali. Apalagi kami yang biasa berjualan malam hari, nggak bisa lagi. Bantuan seperti ini sangat dibutuhkan," ujar Sudin, seorang pedagang Soto di Jalan Majapahit Mataram.

Sudin mengaku terpaksa berjualan pagi hingga sore, karena malam sudah tidak mungkin berjualan. Omzetnya juga terus menurun, setiap hari.

Sekretaris M16 Lalu Athari mengakui, sepanjang penyaluran bantuan sembako, kebanyakan memang masyarakat kurang mampu merasa khawatir dengan lesunya kondisi perekonomian.

"Sehingga yang bisa kita simpulkan saat ini, memang butuh ada bantuan riil untuk kalangan bawah, terutama pekerja upah harian ini, agar bisa survive, selama masa pandemik COVID-19 ini," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat tentu menaati anjuran pemerintah untuk membatasi diri dan diam di rumah, jika kebutuhan sehari-hari yang mereka butuhkan tercukupi.

"Kami berharap kegiatan kecil yang kami lakukan ini bisa sedikit membantu saudara kita yang memang membutuhkan," katanya.