Istanbul (ANTARA) - Otoritas Turki memblokir sejumlah situs berita Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE) pada Minggu (19/4), beberapa hari setelah situs lembaga penyiaran dan kantor berita Turki terlebih dahulu diblokir di Arab Saudi.
Langkah saling membalas itu disebut-sebut terkait dengan perselisihan terkait pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi pada 2018 lalu di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, yang kemudian membuat relasi antara kedua negara menjadi buruk.
Pengguna internet di Turki sempat mencoba mengakses situs kantor berita Arab Saudi SPA, kantor berita UAE WAM, dan sejumlah situs lainnya hingga mereka mendapat pesan yang bertuliskan bahwa situs-situs tersebut diblokir oleh pihak berwenang Turki.
Situs berita berbahasa Turki dari media independen yang berbasis di London dan dijalankan oleh perusahaan asal Arab Saudi, independentturkish.com, menjadi salah satu laman internet yang diblokir.
"Kami yakin bahwa ketegangan antara Arab Saudi dan Turki terlukiskan dengan apa yang kami alami," kata editor Nevzat Cicek, yang juga menyebut bahwa pemblokiran itu terlihat seperti upaya balasan terhadap Arab Saudi.
Sayangnya, Kementerian Peradilan Turki tidak bersedia berkomentar terkait hal ini, sementara kantor media pemerintahan Arab Saudi juga belum memberikan respon.
Sepekan sebelum peristiwa ini, Arab Saudi memblokir akses terhadap beberapa situs media Turki, termasuk milik lembaga penyiaran negara TRT dan kantor berita Anadolu. Sementara masyarakat di UAE, sekutu dekat negara itu, mengatakan mereka bisa mengakses situs-situs Turki tersebut pada Minggu.
Bagaimanapun, pembunuhan Kashoggi yang merupakan jurnalis Arab Saudi pengkritik pemimpin de facto negaranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menjadi titik peningkatan ketegangan relasi Arab Saudi dan Turki.
Bulan lalu, jaksa Turki mendakwa salah seorang ajudan dekat pangeran serta mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi turut bertanggungjawab terhadap pembunuhan Kashoggi, bersama 18 orang lainnya yang melakukan kejahatan itu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh "pejabat tertinggi" pemerintahan Arab Saudi. Pangeran Mohammed sendiri membantah dirinya terlibat, namun menyebut dia memikul tanggung jawab terhadap kejadian itu sebagai seorang pemimpin negara.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Menlu Wang Yi bertelepon dengan Menlu Iran-Arab Saudi
Rabu, 17 April 2024 7:48
Piala Super Arab Saudi: Al Ittihad dan Al Ahli melaju ke partai final
Selasa, 9 April 2024 5:58
BSI sedang siapkan kantor cabang di Jeddah
Rabu, 20 Maret 2024 7:55
Menlu Saudi, Inggris membahas perkembangan di Gaza
Selasa, 12 Maret 2024 14:27
Pebalap Ferrari Leclerc sebut Ferrari berada di jalur yang tepat
Selasa, 12 Maret 2024 6:55
Semifinal French Open hingga GP Arab Saudi
Minggu, 10 Maret 2024 5:19
Pebalap Red Bull Verstappen juara GP Arab Saudi
Minggu, 10 Maret 2024 4:53
Pebalap Verstappen klaim pole keduanya di GP Arab Saudi
Sabtu, 9 Maret 2024 8:47