DIKLAT JANGAN DIANGGAP "SIM" UNTUK MENDUDUKI JABATAN

id

          Mataram, 18/2 (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H.M. Zainul Majdi mengingatkan sertifikat Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pimpinan jangan dianggap sebagai "SIM" untuk memperoleh dan menduduki jabatan, karena esensinya adalah bagaimana melalui diklat tersebut kualitas aparatur semakin meningkat.

         "Dari pengamatan saya fenomena yang sering berkembang di kalangan aparatur kita terhadap Diklat penjenjangan masih ada asumsi bahwa mengikuti Diklat hanya untuk memenuhi persyaratan menduduki atau memperoleh jabatan," katanya dalam sambutan tertulis yang disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, H. Abdul Malik di Mataram, Rabu.

         Pada acara penutupan Diklat Pim Tingkat III Angkatan VII di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se NTB, dia mengatakan, apa yang diperoleh selama Diklat hendaknya diterapkan dalam aktivitas keseharian selaku aparatur negara, penyelenggara pemerintahan sekaligus abdi masyarakat.

         Ia mengatakan, untuk menerapkan berbagai pengetahuan tersebut memang tidak mudah karena dalam pelaksanaannya akan menghadapi suatu sistem dan paradigma penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang menuntut suatu kemampuabn untuk mengubahnya.

         Karena itu, katanya, secara perlahan diperlukan upaya mengubah situasi tersebut kearah yang lebih positif, minimal memulainya dari diri sendiri dan lingkungan terkecil yakni unit pekerjaan.

         Dia mengatakan, perubahan prilaku, pola pikir dan pola kerja aparatur ke arah yang semakin baik harus senantiasa menjadi tujuan utama karena hal ini akan menjadi daya dukung utara tercapainya keberhasilan tugas dan tanggungjawab arapatur.

         "Perlu saya ingatkan bahwa situasi yang nyaman dan kondusif dalam bekerja merupakan salah satu syarat kinerja yang optomal, karenanya seluruh pegawai berkewajiban untuk ikut menciptakan suasana kerja yang sehat dan jauh dari konflik inernal," katanya.

         Dalam kaitan itu sebagai pemimpin sudah sepatutnya pemimpin  mengoreksi diri terlebih dahulu sebelum mengkritik kinerja bawahan yang akhirnya membuat suasana kerja tidak kondusif.

         Menurut dia, yang tidak kalah pentingnya adalah masalah disiplin pegawai, hal ini sering dianggap sepele, padahal sebenarnya sangat berat kaitannya dengan peningkatan kinerja.

         Tantangan yang tidak kalah beratnya untuk mencapai kinerja yang meningkat adalah bagaimana seorang pimpinan mampu merefleksikan sikap disiplin yang tinggi dihadapan rekan-rekan kerja.(*)