OJK NTB mengapresiasi JPS Gemilang serap produk IKM

id OJK NTB,JPS Gemilang,COVID-19

OJK NTB mengapresiasi JPS Gemilang serap produk IKM

Kepala OJK NTB, Farid Faletehan. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat mengapresiasi upaya penanganan dampak ekonomi dari pandemi COVID-19 yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTB melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang karena menyerap produk industri kecil dan menengah (IKM) lokal.

Kepala OJK NTB, Farid Faletehan di Mataram, Selasa, mengatakan IKM di NTB tidak hanya mampu memproduksi alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, tapi juga memproduksi aneka bahan pangan untuk masyarakat yang terdampak pandemi, mulai dari beras, minyak goreng hingga abon.

Menurut dia, meskipun harga produk UMKM lokal tersebut belum bisa bersaing secara penuh dengan produk nasional, namun dengan digunakannya produk lokal, akan menggerakkan ekonomi.

"Pelibatan produk lokal menjadi penggerak ekonomi daerah yang signifikan. Dengan  melibatkan IKM,  otomatis dana itu akan langsung masuk ke masyarakat. Dana yang masuk ke masyarakat akan memberi efek ekonomi. Nanti masyarakat yang akan menikmati dan akan tumbuh ekonomi di sekitarnya dan akhirnya menjadi pertumbuhan ekonomi yang kuat," katanya
.
OJK NTB, kata Farid, juga mendukung konsep normal baru di dalam daerah dengan tetap mempedomani protokol COVID-19 dalam setiap aktivitas. Konsep normal baru tersebut tentu akan berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian daerah.

Pentingnya konsep normal baru, lanjut dia, karena secara umum kondisi usaha di Indonesia sudah mulai turun sejak Maret 2020.

Selanjutnya, bagi lembaga keuangan terutama pada Juni 2020, sudah mulai mengantisipasi banyak hal, mulai dari menjaga likuiditas, menjaga risiko kredit dan lain sebagainya sehingga upaya untuk menormalkan kembali aktivitas ekonomi di masa kondisi sekarang ini sangat penting.

"Kondisi ini tentunya tidak bisa terus menurus seperti ini. Konsep new normal dari sisi pertumbuhan ekonomi memang sangat diperlukan. Kami sangat mendukung konsep normal baru itu, namun konsep normal baru tanpa menghilangkan prosedur kesehatan, tanpa melanggar protokol COVID-19. Dengan new normal, secara langsung atau tidak langsung akan menggerakkan ekonomi," ujarnya.

Farid juga sangat yakin pada saat normal baru nanti, ekonomi masyarakat akan mulai bergerak meskipun tidak seperti sebelum pandemi COVID-19. Namun paling tidak, sudah mulai bergerak.

"Kami berharap secara bertahap bisnis di NTB dibuka. Kemudian dengan dibukanya bisnis ini saya yakin ekonomi masyarakat akan menggeliat dan berkembang lebih baik," katanya.