50 kelurahan di Kota Mataram zona merah COVID-19

id covid,mataram,meninggal

50 kelurahan di Kota Mataram zona merah COVID-19

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram I Nyoman Swandiasa sekaligus anggota Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Mataram. (Foto: ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan 50 kelurahan di kota itu sudah bersatus zona merah COVID-19.

Anggota Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram sekaligus Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Selasa mengatakan dengan adanya pasien positif di Kelurahan Gomong, Kecamatan Mataram, maka genap 50 kelurahan di kota itu sudah zona merah COVID-19.

"Sejak pandemi COVID-19 merebak di Mataram, Kelurahan Gomong menjadi satu-satunya kelurahan yang nol kasus COVID-19, hingga akhirnya 'pecah telur' pada akhir pekan lalu," katanya.

Kelurahan Gomong masuk zona merah setelah terkonfirmasinya adanya warga positif COVID-19, an Ny SM, perempuan usia 33 tahun pada Jumat, 12 Juni 2020, pukul 20.00 Wita.

SM, katanya, tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien COVID-19 lainnya dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah pandemi. Saat ini SM dirawat di ruang isolasi RSUD Provinsi NTB dalam kondisi baik.

"Meskipun 50 kelurahan sudah masuk zona merah COVID-19, namun jika dilihat sebaran per lingkungan, kasus COVID-19 ditemukan pada 164 lingkungan dari 325 lingkungan di Mataram," katanya.

Menurutnya, lingkungan dengan kasus positif COVID-19 terbanyak berada pada Lingkungan Gubuq Pangara sebanyak 13 kasus, kemudian Pejeruk Desa 12 pasien, Pelembak sembilan orang, Dasan Sari sembilan orang dan Lingkungan Pejarakan sembilan orang.

"Jadi kalau dilihat kasus per lingkungan, masih ada 161 lingkungan masuk zona hijau atau nihil kasus COVID-19, dari 325 lingkungan di Mataram," ujarnya.

Dia berharap, lingkungan dengan nol kasus COVID-19, tersebut bisa mempertahankan statusnya dengan meningkatkan upaya pencegahan penyebaran COVID-19, melalui penerapan protokol kesehatan yang telah ditetapkan dan memperkuat penanganan COVID-19 berbasis lingkungan (PCBL).

"PCBL merupakan role model yang paling efektif untuk mengantisipasi makin berkembangnya klaster lokal. Jumlah terkonfirmasi positif COVID-19 yang merata di 50 kelurahan tidak dapat disimpulkan sebagai kegagalan PCBL," katanya.

Menurutnya, berdasarkan data Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, Selasa (16/6-2020) pukul 12.00 Wita, jumlah pasien positif COVID-19 di Mataram secara akumulatif sebanyak 392 orang, dengan rincian 141 orang masih dalam perawatan, 229 pasien sembuh dan 22 pasien meninggal dunia.

Dari data itu, katanya, tercatat juga pasien dalam pengawasan (PDP) 272 orang, orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 26 orang, sedangkan orang tanpa gejala sudah berada pada angka nol.