Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana meminta kepada perbankan yang memberikan restrukturisasi kredit untuk bersiap dan memastikan kondisi keuangannya stabil.
Heru mengatakan persiapan wajib dilakukan karena relaksasi dan restrukturisasi kredit memiliki jangka waktu sampai Maret 2021 sehingga perbankan harus mulai mempersiapkan sejak sekarang.
“Restrukturisasi dan relaksasi ini jangka waktunya sampai Maret 2021. Jangan sampai kerannya nanti ditutup ternyata perbankan kita enggak siap,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Heru menuturkan bagi perbankan yang mampu membentuk cadangan maka mulai saat ini harus sudah pelan-pelan membentuk dana cadangan meskipun dalam restrukturisasi tidak diwajibkan.
Ia menyebutkan pembentukan dana cadangan merupakan suatu langkah antisipasi jika terdapat debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit akan bermasalah suatu hari nanti.
“Itu supaya ketika keran ditutup kita tidak kaget. Syukur-syukur mereka yang direstrukturisasi menjadi lancar. Tapi kalau yang direstrukturisasi menjadi bermasalah ya itu dia kita sudah siap,” tegasnya.
Heru juga menegaskan bahwa perbankan hanya boleh melakukan restrukturisasi untuk nasabah yang benar-benar tertekan akibat dampak dari pandemi COVID-19.
“Kami selalu mengatakan bagi nasabah yang tidak terdampak jangan ikut-ikutan memanfaatkan restrukturisasi ini agar tidak memberikan dampak yang tidak baik bagi perbankan,” katanya.
Oleh sebab itu, ia memastikan OJK akan melakukan post audit terhadap pelaksanaan restrukturisasi kredit dalam rangka menghindari adanya penyalahgunaan ketentuan tersebut.
“OJK juga nanti pada saatnya akan melakukan post audit untuk melihat apakah ada penumpang gelap di sana yang memanfaatkan kelonggaran aturan kita untuk hal-hal yang tidak benar,” tegasnya.
Sementara itu, Heru mengatakan per 22 Juni 2020 restrukturisasi yang sudah dilakukan perbankan telah mencapai Rp695,34 triliun terdiri dari Rp307,8 triliun sektor UMKM dan Rp387,52 triliun sektor non UMKM.
“Jadi artinya kebijakan OJK agar perbankan merestrukturisasi para debiturnya disambut dengan baik,” ujarnya.
Berita Terkait
LPS segera bayar simpanan nasabah BPR Bali Artha Anugrah
Jumat, 5 April 2024 5:41
OJK minta nasabah taat bayar kredit
Rabu, 3 April 2024 6:47
OJK mencabut izin usaha BPR Sembilan Mutiara
Rabu, 3 April 2024 6:45
CKPN sebut Cadangan kerugian perbankan per Februari bisa tutup kredit macet
Rabu, 3 April 2024 6:26
OJK evaluasi inovasi model bisnis
Rabu, 3 April 2024 6:24
OJK berikan sanksi bagi 45 pelaku pasar modal
Rabu, 3 April 2024 5:37
OJK kenakan sanksi terhadap 20 perusahaan pembiayaan
Rabu, 3 April 2024 5:29
OJK minta anak muda waspadai platform ilegal
Rabu, 3 April 2024 5:21