KEDIAMAN MANTAN PEJABAT NTB DILEMPARI "BOM" MOLOTOV

id



          Mataram, 26/11 (ANTARA) - Kediaman Haryoto, mantan pejabat pemerintahan di Nusa Tenggara Barat, yang terletak di Jalan Pelikan II Nomor 2 Kelurahan Pajang Timur, Kota Mataram, dilempari benda menyerupai bom molotov oleh orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor, Jumat sekitar pukul 02.30 Wita.

         Benda menyerupai bom molotov itu terbuat dari botol plastik air mineral kemasan 820 mililiter yang diisi bensin dan diberi kawat bersumbu, namun tidak menimbulkan efek ledakan karena tidak diberi bahan peledak.

         Benda menyerupai bom molotov itu disulut api kemudian dilemparkan di garasi mobil di kediamaan mantan Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan mantan Kepala Panti Sosial Bina Remaja Kementerian Sosial, itu hingga memicu kebakaran.

         Api sempat menjalar ke badan mobil Hartop Nopol EA 621 L yang sedang parkir di garasi hingga ban depan sebelah kanan pecah akibat kobaran api.

         Namun, tidak sempat terjadi ledakan karena kobaran api belum sempat menjalar ke tangki minyak mobil Hartop itu.

         Kapolsek Mataram AKP Arief Yuswanto, di sela-sela olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) mengatakan, salah seorang penghuni rumah yang menjadi sasaran pelemparan benda menyerupai bom molotov itu sempat melihat dua orang pemuda berboncengan sepeda motor saat terjadi aksi pelemparan itu.

         "Ada dua orang berboncengan, yang satu turun lalu membakar sumbu benda itu lalu melemparkan ke garasi mobil hingga terjadi kobaran api. Beruntung para tetangga datang membantu ketika mendengar teriakan minta tolong," ujarnya.

         Menurut Yuswanto, tempat kejadian teror "bom" itu sudah tidak asli lagi karena para tetangga ikut membersihkan bekas-bekas benda menyerupai bom molotov itu sebelum polisi tiba di tempat kejadian, namun masih bisa dijadikan barang bukti.

         Sebagai petunjuk awal penyelidikan kasus teror bom itu, polisi mengantongi informasi dari saksi mata dan adanya pesan singkat (SMS) bernada ancaman yang dikirim ke telepon genggang salah seorang anggota keluarga.

         "Nanti kami kembangkan bukti yang ada beserta keterangan saksi untuk melacak orang yang melakukan aksi teror itu," ujarnya.

         Sementara itu,  Haryoto yang kini menjabat Sekretaris Umum Persatuan Tinju Amatir (Pertina) NTB dan pengurus KONI NTB itu mengaku tidak ada masalah sebelumnya dengan pihak manapun, namun ia menduga aksi teror itu ada kaitannya dengan menantunya dr Tika.

         Sebulan sebelumnya dr Tika mendapat pesan singkat dari seorang temannya yang berisi "kamu hati-hati nanti satu keluarga saya gas".

         "Ada SMS ancaman sebulan sebelumnya ke menantu saya, dan kami tidak gubris karena beranggapan itu hanya main-main saja, ternyata begini," ujarnya.

         Haryoto enggan menjelaskan lebih jauh alasan dibalik SMS teror itu, namun informasi yang dihimpun menyebutkan orang yang diduga sebagai pelaku teror bom itu merupakan teman dekat dr Tika yang merasa sakit hati ketika dokter itu menikah dengan pria lain pada 2008 lalu.

         Kini, kasus teror bom itu sedang dalam penanganan penyidik Polsek Mataram sesuai laporan pengaduan dari korban.(*)