Wujudkan transformasi pilar "Green", PLN terus dorong pengembangan EBT di NTB

id PT PLN,Pengembangan EBT,Pembangkit Listrik

Wujudkan transformasi pilar "Green", PLN terus dorong pengembangan EBT di NTB

PLTS di kawasan wisata tiga gili di Kabupaten Lombok Utara, NTB. (ANTARA/HO/PLN)

Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) terus berkomitmen terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya di Nusa Tenggara Barat.

Saat ini, penggunaan EBT di NTB adalah sebesar 38 mega Watt (MW), yang memanfaatkan dua jenis sumber daya alam, yaitu pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), dan juga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

"Komposisi bauran energi untuk EBT adalah PLTMH 16 MW dan PLTS 22 MW. Totalnya 38 MW, dari total daya mampu pembangkit sebesar 310 MW," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Lasiran.

Untuk potensi pengembangan EBT di NTB sendiri, saat ini telah tercatat sebesar 102,74 MW dengan berbagai macam sumber EBT, yaitu air (PLTMH dan PLTA), bayu atau angin (PLTB), tenaga surya (PLTS), biomassa (PLTBm) dan juga arus laut (PLTAL).

Dari total potensi tersebut, sebesar 61,38 MW berada di Pulau Sumbawa, 21,36 MW di Pulau Lombok, dan masing masing sebesar 10 MW berada di Selat Lombok dan Selat Alas.

Sebesar 19,2 persen potensi EBT masih didominasi oleh PLTMH, yaitu sebesar 19,74 MW. Sedangkan potensi pengembangan EBT yang lain adalah PLTA sebesar 18 MW, PLTB 15 MW, PLTS 10 MW, PLTAL 20 MW, dan PLTBm dengan potensi daya sebesar 20 MW.

"Proses pengembangan EBT ini masih cukup panjang. Kami harus melakukan beberapa kajian, misalnya terkait kelayakan operasinya, yaitu bagaimana dampak dari pengoperasian EBT tersebut ke sistem kelistrikan yang telah beroperasi saat ini," jelas Lasiran.

Ke depan, tentu saja pengembangan potensi EBT akan sangat memerlukan dukungan dari banyak pihak. Tak hanya PLN saja, namun seluruh stakeholder dan juga seluruh masyarakat NTB.

Hal tersebut dikarenakan banyak faktor dan juga persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses pembangunan EBT. Terlebih, ada target bauran energi yang harus dipenuhi yaitu sebesar 23 persen pada 2025.

"Pengembangan EBT ini merupakan salah satu wujud program transformasi PLN, yaitu "Green". Ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk menghadirkan energi bersih di masyarakat," ucap Lasiran.

Untuk diketahui, beban puncak sistem kelistrikan Lombok pada Minggu, 27 Desember 2020 adalah sebesar 248 MW dengan total daya mampu pembangkit sebesar 310 MW. Sedangkan untuk Sumbawa, beban puncak sebesar 103 MW dengan total daya mampu pembangkit sebesar 134 MW.

Terdapat cadangan daya sebesar 62 MW di Lombok, dan 31 MW di Sumbawa, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di NTB.